Tampilkan postingan dengan label Perpustakaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perpustakaan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 September 2014

PENGENALAN SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

 PENGENALAN SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

A. Penggunaan Teknologi Informasi untuk Otomasi Perpustakaan 

      Untuk dapat memahami otomasi perpustakaan perlu dipahami pengertian otomasi dan pengertian otomasi perpustakaan, berikut beberapa pengertian mengenai otomasi dan otomasi perpustakaan menurut para ahli:
  1. Menurut Harrod (1990: 47) otomasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, sehingga hanya dibutuhkan sedikit campur tangan manusia.
  2. Dalam Concise Oxford Dictionary (1982: 59) otomasi adalah penggunaan peralatan yang dioperasikan secara automasi untuk menghemat tenaga fisik dan mental manusia.
  3. Menurut Sulistio Basuki (1994: 96) otomasi adalah mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.
  4. Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia. 
       Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI). Sedangkan Otomasi perpustakaan merupakan penerapan TI di perpustakaan yang dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai berikut:
  1. TI digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
  2. TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

B. Digitasi Bahan Pustaka 

       Digitasi merupakan proses alih media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau elektronik melalui proses scanning, digital photograph atau teknik lainnya. Beberapa hal yang dapat menjadi  pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya yaitu :
  1. Kekuatan Koleksi
  2. Keunikan Koleksi
  3. Prioritas bagi komunitas pengguna
  4. Kemampuan Staff
C. Manfaat Otomasi Perpustakaan
  1. Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan memberikan manfaat sebagai berikut:
  2. Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan,
  3. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,
  4. Meningkatkan citra perpustakaan,
  5. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global. 
Menurut Sophia (1998) penggunaan teknologi komputer diperpustakaan mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
  1. Dapat mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval),
  2. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar perpustakaan,
  3. Dapat menjamin pengelolaan data administrasi perpustakaan. 

D.Perpustakaan Digital

    Perpustakaan digital atau dalam bahasa Inggrisnya ialah digital library atau electronic library atau virtual library adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer.Perpustakaan Digital merupakan bagian sebuah jaringan kerja ( network ). Secara Teoretis, pemakai dapat memperoleh salinan digital sebuah dokumen darimanapun juga, asal saja tak ada kendala keamanan, politik, ekonomi dan sosial. Definisi singkat dari perpustakaan digital adalah bentuk perpustakaan yang keseluruhan koleksinya memakai format digital yang disusun dalam sebuah arsitektur komputerisasi. Arsitektur ini disusun dalam sebuah proyek yaitu proyek perpustakaan digital.

Contoh Gambar Koleksi Perpustakaan Digital





 
 
 

 
 
 





 
E. Kebutuhan Perangkat
  • Perangkat Keras (Hardwere) Komputer
  1. Keyboard : Keyboard adalah alat input dan merupakan salah satu perangkat keras komputer yang memiliki macam-macam tombol yang memiliki fungsi yang berbeda tergantung pada penekanannya yang dapat menghasilkan proses sesuai dengan kemauan kita. Berdasarkan Pengertian Keyboard diatas kita mengetahui fungsi keyboard adalah fungsi yang sangat penting yang ada pada komputer, karena tanpanya input input perintah fital pada komputer tidak akan bisa dilaksanakan.
  2. Perangkat Proses, Pengertian Perangkat Proses
    Alat proses adalah bagian utama komputer yang beguna memproses data menjadi informasi.
    Macam macam alat perangkat proses adalah : 
    Processor
    Berfungsi mengendalikan operasi komputer dan melakukan fungsi pemrosesan data yang sering dipakai adalah processor INTEL dan AMD .
    Peralatan pendukung processor :
    1.       Heat Sink : berfungsi sebagai peredam panas yang di hasilkan processor
    2.       Kipas Processor : berfungsi sebagai pendingin processor dan heat sink
    Mother Board
    Perangkat utama komputer yang berfungsi sebagai board (papan) utk memasang perangkat komputer lainnya seperti processor, kabel data, Hard Disk, Floppy Disk, VGA Card, Sound Card, LAN card dan RAM.
    Memory
    Memory merupakan komponen penyimpan data/ perintah sebelum di proses lebih lanjut oleh processor. Memory di bagi menjadi 2 bagian, yaitu : 
    1. Memory internal / RAM (Random Acces Memory). Berfungsi untuk program yang bersifat sementara selama komputer menyala, RAM akan hilang jika komputer di matikan.
    2. Memory External / ROM (Read Only Memory). ROM di gunakan untuk menyimpan data dan perintah secara tetap walaupun komputer di matikan, data yang ada pada komputer tidak akan hilang.
    VGA Card
    Komponen yang berfungsi menerjemahkan bahasa sistem ke bahasa gambar, kemudian info tersebut di tampilkan oleh monitor.
    Sound Card
    Berfungsi menerjemahkan code” digital menjadi suara. Kebanyakan siund card sudah terintegrasi (on board) pada mother board
    LAN Card
    Lan Card merupakan perangkat yang berfungsi menghubungakan komputer ke dalam jaringan menggunakan kabel UPT RJ45.
    Wireless Card
    Wireless card merupakan perangkat yang berfungsi menghubungakan komputer ke dalam jaringan tanpa menggunakan kabel melainkan acces point.
  3. Perangkat Keras Media Penyimpanan : Pengertian Tempat untuk menyimpan sejumlah data dari hasil dari input disebut dengan media simpan elektronik atau dalam bahasa komputernya disebut drive. Drive ini berfungsi untuk memberikan alamat pada drive tersebut. Alamat drive terdiri dari satu karakter yang selalu diikuti tanda” :”. 
  4. Perangkat Output : Perangkat output komputer adalah perangkat yang digunakan untuk mengambil informasi dari komputer, memberikan data yang telah diproses oleh komputer untuk pengguna. Perangkat output komputer menghasilkan data dalam berbagai bentuk termasuk audio, visual dan hard copy. Perangkat output komputer adalah semua perangkat keras periferal yang terhubung ke komputer menggunakan kabel atau jaringan nirkabel / wireless, perangkat ini bagian dari perangkat keras komputer
  5. Perangkat Jaringan Komputer : sebuah entitas fisik yang terhubung kejaringan yang berfungsi sebagai jaringan komunikasi data. Contohnya : Hub, Switch, Modem, Hardwere Firewall, LAN Card, Router.



Oleh
Tekka Bancin
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Rabu, 11 Desember 2013

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN


Abstrak

    Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan keaktifan pustakawan dalam pemasyarakatan Perpusdokinfo yang dapat meningkatkan perkembangan dan citra positif perpustakaan berdasarkan kajian literatur yang dilakukan. Ide utama dari tulisan ini berdasar atas gambaran sebuah perpustakaan ideal, yaitu yang ditunjang oleh sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang perpusdokinfo dan atau yang sudah berpengalaman, terutama harus memiliki semangat untuk mengembangkan perpustakaan ke arah yang lebih baik, sehingga perpustakaan tersebut dapat diakses dan dapat memberikan pelayanan prima. Untuk mewujudkan hal tersebut secara ideal, diperlukan para pustakawan yang inovatif dan informatif dalam mengemas dan menyampaikan informasi kepada pengguna seiring dengan perkembangan dunia informasi dan kemajemukan pengguna perpustakaan.


A. Pendahuluan
     
     Masyarakat mulai mengenal perpustakaan disaat mereka mulai mendokumentasikan hasil karya mereka secara sederhana. Banyak bukti sejarah tercatat di perpustakaan yang dapat menceritakan peradaban masa lalu, misalnya penemuan pecahan tembikar di Nippur yang berupa tulisan Mesopotamia kuno, yang merupakan bagian dari sebuah perpustakaan besar, yang ditulis di atas lempengan tanah liat dalam bahasa yang paling kuno yang pernah dikenal manusia.

Hilang timbulnya perpustakaan pada jaman dahulu ternyata ada kaitannya dengan lembaga yang menaunginya. Misalnya di Yunani, perpustakaan berkembang di bawah pimpinan Pericles sekitar abad ke-5 SM, sebaliknya terjadi pada kerajaan Roma dimana ketika kerajaan ini mulai mundur, perpustakaan juga mulai mengalami kemunduran.


Bagaimana dengan kabar pertumbuhan perpustakaan di Indonesia? Saat ini, pertumbuhan perpustakaan di Indonesia sudah mengalami perkembangan dimana banyaknya perpustakaan yang telah menerapkan fungsi edukasi, informasi dan hiburan dalam pengelolaan perpustakaan. Namun hal itu saja tidak cukup untuk meningkatkan minat pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan.

Kendala yang muncul adalah banyak masyarakat yang belum familiar terhadap pemanfaatan perpustakaan, sehingga ketika mereka membutuhkan informasi, perpustakaan tidak diprioritaskan sebagai pusat pencarian informasi. Padahal perpustakaan merupakan sumber informasi yang dapat diakses secara gratis oleh semua kalangan masyarakat. Terlepas jenisnya apakah perpustakaan umum atau khusus, tetap saja perpustakaan adalah sebuah tempat dimana berbagai ilmu dikumpulkan, diolah untuk kemudian disebarkan.


Dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 1, dinyatakan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Banyak hal yang mempengaruhi lambatnya perkembangan sebuah perpustakaan, diantaranya menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia. Namun jika kita berbicara pada tataran individu, salah satu poin utamanya adalah niat dan minat dari para pustakawan untuk mengembangkan perpustakaan. Pustakawan atau petugas perpustakaan terkadang kurang aktif dalam mensiasati tantangan ini.
Niat dan minat merupakan dasar bagi pustakawan untuk mengembangkan perpustakaan. Jika ada niat namun tidak ada minat, maka pengembangannya hanya setengah jalan, namun minat jika tidak dibarengi dengan niat yang kuat juga tidak akan berjalan lancar. Berikut adalah konsep pengembangan yang perlu selalu ditingkatkan terkait pengembangan dan peningkatan citra positif perpustakaan :


PERPUSTAKAAN 

Pengembangan
di Bidang Pelayanan
Pengembangan 
di Bidang Penelusuran

PUSTAKAWAN



Pengembangan di
Bidang
Kepustakawanan

Pengembangan di Bidang
Pengolahan & Pengemasan
Bahan Pustaka


Pustakawan perlu menguasai pengetahuan di bidang kepustakawanan sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya. Akan menjadi kurang efektif jika pustakawan sebagai manajer dalam sebuah perpustakaan tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni di bidang kepustakawanan. Begitu juga dengan pengetahuan dalam bidang pengembangan pelayanan, penelusuran informasi, pengolahan dan pengemasan bahan pustaka, perlu terus diasah dengan memperhatikan dinamika teknologi informasi yang terus berubah. Seorang pustakawan harus memiliki sikap terbuka terhadap pembaharuan namun tidak meninggalkan nilai-nilai dasar kepustakawanan.

Peningkatan pengembangan perpusta-kaan sejalan dengan peningkatan citra positif perpustakaan. Jika sebuah lembaga perpustakaan tidak memiliki rencana kerja yang jelas akan pengembangan, maka dapat dipastikan bahwa tidak akan ada perubahan citra di mata pengguna perpustakaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut secara ideal, diperlukan pustakawan inovatif dan informatif dalam mengemas dan menyampaikan informasi kepada pengguna seiring dengan perkembangan dunia informasi dan kemajemukan pengguna perpustakaan. Guna membuka wawasan apa dan mana saja yang perlu dibenahi dalam penyelenggaraan perpustakaan, pustakawan dapat juga melakukan studi banding.

B. Pelayanan Prima sebagai Alat untuk Pemasyarakatan Perpusdokinfo

Sebuah perpustakaan ideal, perlu ditunjang oleh SDM yang mumpuni di bidang perpusdokinfo dan atau yang sudah berpengalaman dan terutama harus memiliki semangat untuk mengembangkan perpustakaan kearah yang lebih baik, mudah diakses dan memberikan pelayanan prima.

Pelayanan prima perlu dilakukan guna tercapainya kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah : meningkatnya kredibilitas institusi penaung dan perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi; membentuk hubungan yang harmonis dengan pelanggan; terciptanya loyalitas dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang berguna untuk peningkatan kualitas layanan perpustakaan.

Setiap manusia senang diperlakukan spesial, begitu juga dengan pengguna perpustakaan. Tatapan mata yang ramah, gerak tubuh yang positif, serta kepedulian terhadap kebutuhan pengguna merupakan hal yang perlu diterapkan dalam mewujudkan pelayanan prima.

Secara umum, pelayanan berarti suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu pengguna jasa layanan. Prima berarti terbaik atau bagus. Jadi, apabila digabungkan, pelayanan prima bermakna sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu memberikan yang terbaik bagi pengguna jasa layanan.

Pustakawan diharapkan dapat menjadi penyambung antara pengguna dan sumber informasi yang terdapat di perpustakaannya. Pustakawan harus aktif mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia perpustakaan, dunia public relation dan perkembangan teknologi informasi, karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan erat untuk meningkatkan citra positif perpustakaan.

Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk mengembangkan dan meningkatkan citra positif perpustakaan, salah satunya adalah dengan membuat sebuah kegiatan bersifat massal yang dapat menginformasikan kepada masyarakat mengenai apa itu perpustakaan plus ragam layanan dan informasi yang terdapat di dalamnya. Ungkapan tak kenal maka tak sayang tepat digunakan di sini. Masyarakat umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, potential user, yaitu masyarakat yang diharapkan menjadi pengguna perpustakaan dan actual user, yaitu pengguna perpustakaan. Pengguna potensial perlu dikenalkan dengan apa itu sebenarnya perpustakaan, apa hak dan kewajiban pengguna di perpustakaan serta apa saja yang bisa diperoleh dengan mengunjungi perpustakaan baik secara fisik atau melalui dunia maya.

Setelah pengguna potensial mengenal dan mengerti tentang perpustakaan, maka diharapkan akan terjadi perubahan paradigma tentang perpustakaan ke arah yang lebih baik sehingga citra positif perpustakaan akan naik.

Menurut Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

Kegiatan pemasyarakatan perpus-dokinfo yang dilakukan hendaknya memperhatikan sasaran atau target pengguna serta output yang diharapkan, agar kegiatan yang dilakukan dapat dikemas sesuai tingkat kebutuhan pengembangan perpustakaan. sementara bentuk kegiatan pemasyarakatan perpusdokinfo yang umum dilakukan meliputi : a) Publisitas; b) Penyuluhan dan c) Pameran.

a. Publisitas

Publisitas menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah pengumuman, pemberitaan (2001). Sementara makna spesifik yang terkait dengan dunia kepustakaan diperoleh dari buku Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud publisitas adalah kegiatan perancangan, penyusunan, penerbitan dan penyebarluasan naskah penyuluhan atau promosi tentang kegiatan perpusdokinfo kepada masyarakat.

Beberapa kegiatan publisitas yang dapat dilakukan antara lain : menyusun cerpen, skenario, dan artikel yang nantinya dipublikasikan kepada pengguna potensial maupun aktual untuk menarik minat mereka. Tapi tentu saja jenis kegiatan ini perlu diselaraskan dengan institusi tempat perpustakaan bernaung dan jenis perpustakaan itu sendiri. Pustakawan juga dapat menyebarluaskan materi publisitas tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik.

b. Penyuluhan

     Kegiatan penyuluhan terdiri dari dua jenis, yaitu : penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan perpusdokinfo serta penyuluhan pengembangan perpusdokinfo. Seringkali di perpustakaan kita menemui banyak pengguna yang masih bingung ketika menggunakan fasilitas yang disediakan Perpustakaan. Beberapa hal yang sering membuat bingung antara lain tentang nomor klasifikasi, database yang dipergunakan, pencarian langsung ke rak buku (jika menggunakan sistem layanan terbuka), dan tidak diketemukannya bahan pustaka yang dikehendaki. Hal ini terkadang dapat membuat pengguna menjadi malas ke perpustakaan.

Untuk mengatasi kendala tersebut, pustakawan dapat melakukan pemberian penjelasan kepada pengguna guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, keterampilan dan kemampuan mereka dalam memanfaatkan jasa dan bahan perpustakaan. Sementara untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, para pustakawan dapat menyelenggarakan atau mengikuti penyulu-han mengenai strategi dan cara meningkatkan kemampuan perpustakaan dalam melayani pengguna. Penyuluhan dapat dilakukan melalui media yang beragam. Bisa melalui media TV atau radio, menggunakan alat multimedia seperti slide, CD, internet, dan lain-lain atau bisa juga dengan tatap muka langsung dengan fokus tertentu.

Setelah kegiatan dilakukan, evaluasi paska kegiatan perlu dilakukan guna mengetahui sejauh mana keefektifan kegiatan yang telah dilakukan, sehingga pada kesempatan berikutnya perpustakaan dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik lagi.

c. Pameran

     Pameran merupakan suatu bentuk display dalam sebuah lingkup kegiatan yang melibatkan orang banyak sebagai audience. Namun pengertian pameran lebih jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen, kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon relasi atau pembeli. Adapun macam pameran itu adalah : show, exhibition, expo, pekan raya, fair, bazaar, pasar murah.

Aktivitas, hasil kegiatan maupun koleksi perpustakaan yang berharga dan unik dapat disajikan dalam pameran perpustakaan untuk menarik minat masyarakat. Hal ini merupakan promosi yang baik karena publik dapat langsung berinteraksi dengan pustakawan dan petugas perpustakaan sambil menikmati koleksi yang disuguhkan, sehingga pesan yang hendak disampaikan oleh pihak perpustakaan tersampaikan kepada publik.

Karena pameran merupakan perwujudan pesan yang ingin disampaikan kepada publik, maka pustakawan harus mampu mengemas pesan apa saja yang hendak disampaikan kepada publik. Selain itu, pustakawan perlu menyajikan kemasan yang akrab dengan publik karena publiklah yang menjadi sasaran pelaksanaan program pameran.

Materi pameran harus lengkap baik dari segi bendanya maupun datanya, juga harus sesuai dengan tema. Misalnya untuk pameran perpustakaan khusus dengan tema “mengurangi emisi karbon”, dapat disajikan alat peraga gambar atau media 3D yang menceritakan bagaimana karbon terbentuk dan pelepasannya di udara serta akibatnya bagi dunia. Dengan demikian diharapkan materi yang dipamerkan itu dapat berceritera sehingga menarik publik untuk tahu lebih banyak.

Untuk mendukung tercapainya tujuan pameran diperlukan pemandu yang tidak hanya bertugas secara administratif tapi juga mampu menjelaskan dengan baik dan jelas maksud materi dan display dari pameran.

Dalam penataan display pameran, perlu diperhatikan komposisi keseimbangan dan keharmonisan antara materi dengan ruangan. Dari segi pencahayaan dan interior perlu diperhatikan agar tidak mengurangi kenyamanan kunjungan. Alur keluar-masuk pengunjung sebaiknya tidak membingungkan pengunjung. Pustakawan dapat mencontoh pola huruf O, L atau U sebagai alur. Demikian pula dalam pemilihan ruangan pameran, baik ukuran, bentuk, maupun warna harus memberikan keseimbangan dengan materi pameran.

Penutup

Pustakawan dan petugas perpustakaan diharapkan lebih aktif dan responsif dalam mengamati dinamika masyarakat beserta kebutuhan informasinya. Dengan mengamati, pustakawan dan petugas perpustakaan dapat menganalisa tema apa saja yang dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik pengguna guna memberikan pelayanan prima. Pengguna yang merasa terpuaskan dapat berperan sebagai media promosi secara tak langsung bagi perpustakaan karena sudah dapat dipastikan mereka akan menceritakan kepada teman temannya mengenai kepuasan yang mereka dapat. Dengan publisitas yang baik citra perpustakaan dapat terdongkrak sekaligus menepis persepsi negatif atau kurang menguntungkan masyarakat tentang perpustakaan.


Badudu-Zain (2001) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2009) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

----------------- Analisis Display Pameran First Islander. http://zulkifliharto.wordpress.com/ (Diakses 17 Juli 2010)

---------------- Sejarah Perpustakaan. http://sdm4sby.com/index2.php?option =com-content &do-pdf=1&id=54 (Diakses 17 Juli 2010)

Oleh :
Tekka Bancin
Jurusan Ilmu Perpustakaan 
medan
Medan, Sumatera Utara
Makassar
Air Port Sultan Hasanuddin, Makassar



Senin, 25 November 2013

Proposal Metodologi Penelitian

Contoh Proposal Metodologi Penelitian

"Petunjuk pengisisan: Lembar Kerja ini anda kerjakan dengan menuliskan langsung pada format yang telah disediakan"

A. Judul Penelitian

(Studi Efektivitas Katalog Induk Terpasang Perpustakaan UIN Alauddin Makassar) 

B. Latar belakang masalah;
   
     Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, dalam menyajikan sumber sumber informasi baik buku maupun dokumen lainnya yang dimiliki menggunakan sarana temu kembali berupa katalog, bibliografi dan indeks. Katalog sebagai salah satu sarana temu kembali bisa berupa katalog tercetak maupun dalam bentuk digital dan berbasis web. Semakin besar jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, maka kecepatan dan ketepatan perolehan informasi sangat penting bagi pencari informasi. Suatu sistem otomasi diperlukan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi. Sistem temu kembali informasi .(information retrieval system) merupakan sistem yang digunakan untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan dari penggunanya secara otomatis dari suatu koleksi informasi. Salah satu aplikasi dari Sistem Temu Kembali Informasi adalah katalog induk terpasang Perpustakaan UIN Alauddin. Dengan catalog induk terpasang inilah pengguna dengan mudah dapat mencari/menelusur judul buku, hasil-hasil penelitian dan dukumen perpustakaan lainnya darimana saja dan kapan saja. dari mana dan kapan saja. Pada dasarnya ada dua pendekatan penelusuran yang lazim digunakan dalam system temu kembali informasi yaitu bahasa alamiah (natural language), dan kosa kata terkontrol yang sering juga disebut controlled vocabulary (Hasugian: 2003). Kedua pendekatan ini sejak semula telah digunakan secara luas dalam sistem temu kembali informasi. Banyak database yang telah dibangun untuk digunakan sebagai sarana penelusuran eksperimen dalam rangka pembuktian efektifitas dan efisiensi dari kedua pendekatan tersebut. Dengan pertimbangan itulah maka dalam penelitian ini akan diuji keefektifan temu kembali dengan menggunakan bahasa alamiah pada indeks judul dan indeks subjek. Dengan penelitian ini nantinya diharapkan akan ditemukan cara penelusuran Katalog Induk Terpasang Perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan temuan dan ketepatan yang tinggi. 

C. Rumusan masalah;

     Dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: 

  1. Berapa rasio keefektifan nilai temu kembali katalog induk terpasang menggunakan bahasa alami pada entri judul dan subjek ? 
  2. Bagaimana pola pengindeksan pada katalog induk terpasang Perpustakaan UIN Alauddin Makassar? 
  3. Manakah yang lebih efektif dalam temu kembali menggunakan bahasa alami pada entri judul atau subjek? 
  4. Adakah perbedaan hasil temu kembali dengan bahasa alami pada entri judul dan subjek? 
D. Hipotesis (bila diperlukan);  
     Hipotesis memuat informasi tentang jawaban atau dugaan sementara atas permasalahan yang di temukan peneliti.

E. Definisi operasional dan ruang lingkup penelitian; 

     Landasan Teori 
  1. Temu Kembali informasi Zainab (2002: 41) menjelaskan bahwa temu kembali sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilahistilah pencarian untuk mendefinis;kan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. Sementara itu Salton (1983: 1) menjelaskan bahwa secara sederhana temu kembali informasi merupakan suatu system yang menyimpan informasi dan menemukan kembali informasi tersebut. Secara konsep bahwa ada beberapa dokumen atau kumpulan record yang berisi informasi yang diorganisasikan ke dalam sebuah media penyimpanan untuk tujuan mempermudah ditemukan kembali. Dokumen yang tersimpan tersebut dapat berupa kumpulan. record informasi bibliografi maupun data lainnya. 
F. Tinjauan pustaka; 

     Penulis mengutip dari suplemen kuliah Sistem Temu Kembali Informasi dan Sarana Bibliografi serta Kosa Kata Indeks bahwa benar adanya ketika kita mengelola suatu Perpustakaan ketiga Mata Kuliah yang saya sebutkan tadi saling berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan. Seperti halnya sebagai berikut : 
  1. Zainab (2002: 41) menjelaskan bahwa temu kembali sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilahistilah pencarian untuk mendefinis;kan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. 
  2. Bahasa penelusuransuran dapat bcrupa kosa katalbahasa alami maupun kosa kata terkontrol. Bahasa alami berasal dari setiap istilah yang ada pada field judul, sementara bahasa terkontrol berasal dari istilah khusus yang berasal dari field subjek. 
  3. Temu Kembali Informasi Bibliografi Terpasang 
Pada dasarnya sistem ini merupakan sarana menemukan kembali informasi bibliografil katalog, yang meliputi data kepustakaan yang ada di dalarn daerah deskripsi bibhografi. Dengan sistem ini semua data yang berupa kosa katalistilah yang ada dalam setiap entri katalog/field dapat ditemllkan secara cepat dan akurat. 

G. Tujuan dan kegunaan; 

1. Tujuan Penelitian Yaitu : 
     Untuk mengetahui seberapa besar temu kembali informasi bibliografi dengan bahasa alami pada field judul dan subjek. 
2. Kegunaan Penelitian Yaitu : 
  • Manfaat akademis Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Ilmu Perpustakaan, Sistem temu kembali informasi, Bibliografi, dan Bahasa Ilmiah atau biasa disebut dengan Kosa Kata Indeks Pada mata kuliah ilmu perpustakaan 
  • Manfaat dalam implementasi atau praktik. Penelitian ini memfokuskan kepada Perpustakaan UGM dan Perpustakaan Fakultas Teknik UGM sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dalam Lembaga Perpustakaan maupun pihakpihak lainyang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 
H. Metode penelitian; 

     Sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. 
    Disini penulis mencoba meneliti tentang Temu Kembali Informasi Bibliografi Dengan Bahasa Alami Pada Field Judul dan Subjek (Studi Efektivitas Katalog Induk Terpasang Perpustakaan UGM) 

I. Jenis penelitian 

     Penelitian ini adalah kuantitatif. Bryman dalam Pendit (2003:195) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang terutama mengandung upaya mengumpulkan data numerik dan menggunakan logika deduktif dalam pengembangan dan pengujian teorinya. Subjek dan Objek Penelitian.
J. Lokasi penelitian 

     Penelitian ini adalah kuantitatif. Bryman dalam Pendit (2003:195) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang terutama mengandung upaya mengumpulkan data numerik dan menggunakan logika deduktif dalam pengembangan dan pengujian teorinya. Subjek dan Objek Penelitian.

K. Teknik pengumpulan data 

     Untuk mendapatkan data, maka dilakukan penelusuran pada web site katalog induk perpustakaan. Setiap istilah pencarian/kala kunci yang . digunaka:l dalam proses penelusuran hasilnya berupa sejumlah data katalog. Dari data katalog yang diperoleh kemudian dianalisa dan dicatat data mana yang sangat relevan, kurang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhan informasi (topik) tersebut. Masing-masing data dicatat dalam sebuah kolom dalam table perolehan dari kegiatan penelusuran catalog induk terpasang 

a. Populasi dan Sampel. 
Populasi dalam penelitian ini adalah database katalog perpustakaan perpustakaan di lingkungan UIN Alauddin Makassar yang tergabung dalam catalog induk yang. terdiri dari 29 perpustakaan. 29 perpustakaan tersebut meliputi Perpustakaan Pusat, Perpustakaan fakultas, jurusan, program studi, pusat studi dan lembaga penelitian. Sementara sample yang dimaksud dalam penelitian ini adalah istilah pencarian yang digunakan untuk menelusur. Sampcl diambil dari salah satu mata kuliah dari setiap fakultas yang ada di UIN Alauddin Makassar. Dari tiap sample akan dijabarkan ke dalam 4 bahasa alamiah sebagai kata kunci spesifik yang terdiri dari 2 berbahasa Indonesia dan 2 berbahasa Inggris. 

L. Instrument penelitian 

     Instrumen penelitian diperlukan sebagai alat untuk memperoleh data. Data yang didapatkan berasal dari pangkalan data bibliografi/katalog dari perpustakaanperpustakaan yang tergabung dalam catalog induk terpasang. Sehingga untuk bias mendapatkan data tersebut maka diperlukan kegiatan penelusuran melalui web site catalog induk terse but dengan alamat http://lib.ugm.ac.id/index.html. Untnk itu agar bisa melakukan penelusuran secara terpasang (online) diperlukan fasilitas komputer yang bias terhubung kejaringan internet. 

M. Teknik analisis data 

     Setelah dilakukan pengujian berupa penelusuran dengan berbagai kata kunci pada field judul dan field subjek, kernudian data yang diperoleh dikelornpokkan berdasarkan tingkatan: Sangat Relevan (SR), Kurang Relevan (KR) dan Tidak Relevan. 
  1. Hasil penggabungan dua sampel dan penjenjangan/ranking (tabeI4.3.) 
  2. Nilai uji V" VI=I46 dan V2 =178 Karena 146< 178,makaditetapkan U'=I78 Makanilai uji U=I46 
  3. Di dalam tabel pada taraf nyata a = 0,05 pada sampel n1=18dann2=18didapat angka 109. 
N. Daftar pustaka; 

      Aitchison, Jean; Gilchrist Alan and David Bawden. 1997. Thesaurus Construction and Use:Apractical Manual.London:Aslib. 

       Allen, James. 1987. Natural Language Understanding. California: Benjamin/Cummings Publishing. 

      Azhari dan Kasiyadi. (994). Analsis Sintaksis pada Pengolahan Bahasa Alami: Laporan Penelitian. Yogyakarata: Fakultas MIPA UGM. 

     Barbara, Preece and Peters Thomas. 2001. "Union and Virtual Catalog in Co xortial Environm~nt'. dalam JourNal of Academic Libraries, vol.27 issue 6, 2001 

     Hasugian, Jonner. 2003. "Penggunaan Bahasa Alamiah dan Kosa Kata Terkontrol dalam Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Teks". Dalam USU Digital Library. Medan: Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 

     Beni, Romanus. 1998. "Peran Pustakawan sebagai Intermediary dalam Penelusuran Terpasang (Online Searching)". Dalam Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan, volume INo.1, September 1998.
 
     Boyce, Bert R., Charles T. Meadow dan Donald H. Kraft. 1994.Measurement in !information Science.New York:Academic Press. Lasa HS. 1998. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius Lancaster, F.W. and MJ. Joncich. 1980. The Measurenment and Evaluation of Library Services. Arlington: Information Resources Press.

Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan