BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu kegiatan utama di perpustakaan yaitu
pengembangan dan pengadaan bahan koleksi. Setiap perpustakaan akan berupaya
mengembangkan, melengkapi dan memutakhirkan segala jenis bahan pustakanya demi
terpenuhnya kebutuhan pemustaka yang menjadi objek atau sasaran utama
perpustakaan.
Mengadakan dan mengembangkan koleksi tidaklah
semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal dan banyak faktor yang harus
dipertimbangkan seperti apa saja koleksi yang menjadi kebutuhan pemustaka akan
informasi sehingga pengadaan menjadi efektif dan atau kesesuaian jenis koleksi
dengan visi perpustakaan atau visi lembaga penaungnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Proses
seleksi bahan pustaka.
2. Siapa
yang melakukan seleksi.
3. Bagaimana
proses seleksi bahan pustaka.
4. Pengadaan
bahan pustaka.
5. Alokasi
anggaran perpustakaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA
Seleksi
bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena
berhubungan dengan mutu perpustakaan. Perpustakaan akan menjadi tidak berarti
apabila koleksinya tidak sesuai dengan kebutuhan pemustakanya.
Beberapa
langkah dalam proses seleksi disemua jenis perpustakaan antara lain,
mengidentifikasi kebutuhan koleksi dari segi subyek maupun jenis materi
spesifik kemudian mengetahui berapa banyak dana yang tersedia dan
mengalokasikan untuk tiap-tiap kategori subyek dan melakukan rencana
identifikasi potensi materi yang bermanfaat untuk diperoleh dan kemudian
melakukan penelusuran untuk materi-materi yang diinginkan.
Secara
umum seleksi diatrikan sebagai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam
hubungannya dengan pengembangan koleksi perpustakaan, seleksi merupakan
kegiatan untuk mengidentifikasi jenis koleksi sesuai kebutuhan pemustaka yang
akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan. Dengan kata lain
proses seleksi merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum kegiataan pengadaan
bahan pustaka.
Proses
seleksi tidak terlepas dari unsure subjektifitas, oleh karena itu pustakawan
harus mengembangkan atau merumuskan suatu gagasan. Proses seleksi tidaklah sama
disetiap perpustakaan, tergantung jenis perpustakaan, kebijakan-kebijakan di perpustakaan
dan masyarakat yang dilayani.
a. Identifikasi
Jenis Koleksi Sesuai Kebutuhan Pemustaka
Menentukan
atau menetapkan identitas koleksi dari segi kesesuaian subjeknya, bentuk
penyajian koleksinya dan sebagainya dengan kebutuhan pemustaka sehingga koleksi
yang kelak diadakan dan atau dikembangkan menjadi efektif dan tepat sasaran
bagi terpenuhnya kebutuhan pemustaka akan informasi dan sumber informasi.
b. Mengetahui
Berapa Banyak Dana yang Tersedia dan Mengalokasikan Secara Baik.
Kegiatan
pengadaan dan pengembangan koleksi tidak terlepas dari dana atau anggaran.
Lebih baik mengadakan satu judul yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka dari
pada membeli banyak judul untuk perpustakaan menjadi lengkap koleksi tetapi
tidak terpakai oleh pemustaka karna tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka
akan sumber infornasi.
c. Melakukan
Identifikasi Potensi dan Pemanfaatan Koleksi yang akan Dikembangkan atau
Diadakan.
Mengetahui
pemanfaatan koleksi yang akan dikembangkan dan diadakn dalam menunjang fungsi
perustakaan sebagai pusat penelitian, pusat pembelajaran, pusat pengambangan
budaya local dan lain sebagainnya.
d. Melakukan
Penelusuran Untuk koleksi yang Diingainkan
Dalam
hal ini perpustakaan dituntut untuk melakukan kerjasama dengan berbagai
percetakan dan penerbitan, mempunyai jaringan yang luas dengan beberapa lembaga
dalam maupun luar negri karena pengembangan dan pengadaan koleksi tidak hanya
dari pembelian, bisa juga dari tukar menukar koleksi antar perpustakaan, hadiah
dari lembaga atau institusi tertentu kepada perpustakaan dan lain sebagainnya,
serta bila proyek pengembangan tersebut merupakan proyek besar yang bernilai
hingga miliyaran rupiah perpustakaan dituntut memberi kebijakan yang tepat
terkait vendor/suppler yang tepat.
A. PRINSIP
SELEKSI
Menetapkan dasar pemikiran atau starting point
untuk kegiatan ini merupakan persoalan yang sangat penting dalam proses
seleksi.
Perpustakaan dituntut untuk memilih apakah
mengutamakan kualitas atau mengutamakan penggunaan dimana perpustakaan
memprioritaskan pengembangan dan pengadaan bahan pustaka yang akan digunakan
atas permintaan pemustaka.
Secara umum ada 3 prinsip seleksi yang setiap
perpustakaan dapat menentukan pilihan yang mana yang akan dianut.
a. Pandangan
Tradisional.
Yang
mendasari prinsip ini adalah pemahaman bahwan perpustakaan merupakan tempat
untuk warisan budaya dan sarana untuk melestarikan warisan budaya dan sarana
untuk mencerdaskan masyarakat.
Prinsip
ini mengutamakn nilai intrinstik untuk bahan pustaka yang akan dikoleksi
perpustakaan.
b. Pandangan
Liberal
Priorotas
pemilihan didasarkan atas popularitas. Dengan kata lain kualitas tetap
diperhatikan, tetapi dengan lebih mengutamakan pemilihan karena disukai dan
banyak dibaca atau mengikuti selera pemustaka.
c. Pandangan
Pluralistik
Prinsip
ini berusaha mncari keselarasan dan kesimbangan diantara kedua pandangan
tersebut, baik tradisonal maupun liberal.
B. KRITERIA
SELEKSI
Apapun kriteria yang
ditetapkan oleh suatu perpustakaan, criteria seleksi tersebut harus dituangkan
secara jelas dalam kebijakan pengembangan koleksi. Hal ini untuk memudahkan
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul, misalnya, mengapa
bahan pustaka tertentu dipilih sedangkan yang lain tidak? Kriteria yang
tertuang
dalam kebijakan pengembangan tersebut dapat menjadi
pegangan dalam mempertimbangkan nilai intrinstik bahan pustaka.
David Spiller (1982-1983-1990) mengungkapkan
criteria-kriteria secara umum yang ditetapkan dalam seleksi. Yaitu:
dalam kebijakan pengembangan tersebut dapat menjadi
pegangan dalam mempertimbangkan nilai intrinstik bahan pustaka.- Tujuan, cakupan, dan kelompok pembacaBahan pustaka yang dipilih untuk dikembangkan dan diadakan harus secara sungguh-sungguh dipertimbangkan kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan dan kelompok pembaca.
- Tingkatan Koleksi. Hal ini menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan seleksi tertentu. Tingkat mana yang dipriorotsakan dapat berbeda antara perpustakaan yang satu dengan perpustakaan yang lain. Dasar perbedaan tersebut ditimbulkan adanya perbedaan tipe dan jenis-jenis perpustakaan.
- Otoritas dan Kredibilitas Pengarang. Karna jika pengarang bukan pakar yang dikenal dalam bidangnya, kualifikasinya dalam penulisan buku harus diteliti dengan baik sehingga otoritas pengarang harus ditentukan secermat-cermatnya.
- Harga. Selektor perlu mempertimbangkan secara bertanggung jawab ketika memutuskan pemilihan bahan pustaka diatas harga rata-rata karna apabila buku yang terbilang mahal itu menjadi salah satu daftar pengembangan koleksi dan tidak terlalu dibutuhkan dan tidak terlalu digunakan oleh pustakawan atau pemustaka maka perpustakaan mengalami kerugian dari berbagai sisi.
- Kemutakhiran. Data tentang tanggal penerbitan bahan pustaka menjadi penting diverifikasi. Karna ilmu pengetahuan dan terutama tekhnologi berkembang dengan sangat cepat. Jangan sampai perpustakaan mengadakan pengembangan dan pengadaan koleksi yang tekah diterbitkan beberapa tahun yang lalusehingga nilai instrinstik dan kemutakhirannya berkurang.
- Penyajian Fisik Buku. Karna bahan pustaka seharusnya bersih, rapi dan terbaca.
- Struktur Dan Metode Penyajian. Pustakawan dapat mengetahui gambaran struktur buku melalui daftar isi.
- Indeks dan Bibliografi. Keberadaan indeks dan bibliografi sebuah buku dapat diketahui secara jelas lewat entri dalam bibliografi nasional. Kualitas indeks dan bibliografi akan dapat ditentukan secara tepat apabila dilakukan pemeriksaan langsung terhadap buku yang bersangkutan.
I. SIAPA YANG MELAKUKAN SELEKSI
Seleksi
dilakukan tergantung dari tipe perpustakaan dan struktur organisasi disetiap
perpustakaan. Pada prinsipnya yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka atau
yang dapat bertindak sebagai selector mencakup:
a. Pustakawan.
b. Spesialis
subyek termasuk guru/dosen.
c. Pemimpin
organisasi induk atau pemimpin lembaga penaung perpustaaan.
d. Komisi
perpustakaan, jika ada.
e. Anggota
lain.
Menurut Sulistiyo Basuki petugas
pengembangan koleksi perpustakaan haruslah orang yang menguasai subyek dan
mengetahui buku serta kebutuhan pembaca. Syarat yang harus dipenuhi untuk
menjadi pemilih buku atau selektor adalah sebagai berikut:
- Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, faham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbit, spesialisasi penerbit, kelemahan mereka, standar serta hasil terbitan selama ini.
- Mengetahui latar belakang para pemustaka.
- Memehami kebutuhan pemustaka.
- Bersikap netral, menguasai informasi dan memiliki akal sehat dalam pemilihan buku.
- Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan.
- Mengetahui buku melalui proses membuka-buka buku atau melalui proses membaca.
II. PROSES
PEMILIHAN KOLEKSI
Proses
pemilihan koleksi tergantung dari jenis perpustakaan, ukuran perpustakaan besar
atau kecil dan organisasi intern perpustakaan.
a. Perpustakaan
umum.
Semua pustakawan baik pustakawan professional,
pustakawan biasa dan atau tenaga professional perpustakaan diikut sertakan
dalam proses pemilihan koleksi dan
menyesuaikan dengan dana atau anggaran yang tersedia.
b. Perpustakaan
perguruan tinggi
Para staf pengajar memberi usul lewat ketua jurusan
mengenai judul buku penunjang jurusan tersebut lewat panitia pemilih jurusan,
usul tingkat jurusan diteruskan pada paniri pengembangan koleksi tingkat
universitas atau bagian pengembangan koleksi.
Harus ada mekanisme untuk menampung masukan
mahasiswa dan saran dari bagian referensi dan sirkulasi pula harus
diperhatikan.
c. Perpustakaan
sekolah.
Pertisipasi guru sangat penting. Keputusan terakhir
pada pustakawan.
d. Perpustakaan
khusus
Sulit untuk mencari pola pemilihan yang berlaku
secaraumum Karen kelompok perpustakaan khusus mencakup berbagai jenis
perpustakaan yang tidak bisa digolongkan dengan tiga jenis perpustakaan diatas.
Hal tersebut mungkin disebbkan tujuan utama tiap perpustakaan khusus bisa
berupa pusat penelitian saja atau pelestarian. Pemilihan dilakukan oleh
pustakawan yang biasa juga pakar subyek, biasanya juga dibantu oleh panitia
atau pakar subyek.
III.
BAGAIMANA PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA
Proses
seleksi bahan pustaka disuatu perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan
criteria pemustaka. Criteria pemilihan bahan pustaka tersebut ditinjau dari
berbagai segi, yaitu:
-
Bahan tercetak
1. Kualitas
isi
Karya
non fiksi harus mempunyai acuan bibliografi dan indeks yang lengkap dan akurat
sedangkan karya fiksi harus merupakan karya yang telah mendapat review
yang positif dari kritikus yang bereputasi baik, atau harus dinilai sebagai
sastra yang bermutu oleh orang yang ahli dibidang sastra.
2. Kualitas
fisik
Tercetak
dalam huruf yang berspasi rata dalam tipe huruf yang cukup besar untuk dibaca
dengan mudah. Penjilidan kuat, menarik, dan buku harus mudah dibuka. Ilustrasi
sesuai selera isi buku dan ditempatkan pada tempat yang sesuai dalam teks
tercetak serta warna harus jernih dan akurat bagi koleksi karya seni, peta dan
foto.
3. Penerbit
Karya
cetak merupakan prodek penerbit dengan standar kualitas yang tinggi dan
reputasi yang baik, khususnya dalam penyajian materi.
-
Bahan non cetak
1. Kualitas
isi
Harus
merupakan bahan yang menyajikan gagasan dan informasi yang akurat dan
sistematis dengan cara penyampaian yang cocok untuk media dari para kritisi
atau pakar.
2. Kualitas
teknis
Harus
memenuhi standar professional. Rekaman suara harus jernih, bebes gangguan, dan
format-format visual harus berwarna konsisten dan akurat. Perbandingan antara
suara dan bahan visual harus serasi.
3. Kualitas
fisik
Film
harus direkam pada bahan yang tidak mudah rusak dan yang tidak mengandung
nitrat perak. Pita rekaman suara harus berkualitas medium atau tinggi agar
tidak rusak karena melar atau putus. Pedoman tercetak yang menyertai bahan
audio visual harus dicetak pada kertas yang bagus, dan berhufur yang mudah
dibaca.
4. Distributor/produser
Bahan
audio visual dibeli dari distributor/produser yang bereputasi baik. Film hanya
akan dibeli dari distributor/produser yang juga dapat menyediakan film
pengganti apabila ada kerusakan atau hilang.
IV.
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Pengadaan
yaitu kegiatan yang implementasi dari keputusan dalam melakukan seleksi yang
mencakup semua kegiatan untuk mendapat bahan pustaka yang telah dipilih dengan
caramembeli, tukar-menukar, hadiah atau dengan cara menerbitkan sendiri.
Bahan pustaka yang akan
diadakan mencakup (a). karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah,
surat kabar, disertasi, dan laporan. (b). karya non cetak atau karya rekam,
seperti rekaman audio, kaset, piringan hitam, dan video. (c). bentuk mikro,
seperti mikrofis, microfilm, dan microopeque. (d). karya elektronik seperti
disket, pita magnetic dan cakram, serta kolonsong elektronik yang disosialisasikan
dengan computer.
Dalam pengadaan bahan
pustaka, perpustakaan dapat melakukan berbagai cara untuk memperoleh bahan
pustaka tersebut dengan cara :
1. Pembelian.
Pembelian
bisa dengan langsung membeli ke penerbit, baik penerbit dalam maupun luar negri
dengan mengidentifikasi bahwa judul tersebut betul-betul diterbitkan oleh
penerbit tersebut. Untuk hal tersebut perpustakaan dapat memanfaankan catalog
penerbit yang yang dikeluarkan oleh penerbit yang bersangkutan. Selain itu
perpustakaan bisa melakukan pembelian langsung ke took buku. Hal ini biasa
dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah anggaran pengadaan relatif kecil atau
sedikit.
Selain cara pembelian
ke penerbit dan toko buku, perpustakaan juga dapat membeli bahan pustaka kea
gen buku yang biasa disebut dengan istilah jobber atau vendor.
Perlu pertimbangan dan evaluasi terlebih dahulu untuk menentukan agen buku mana
yang akan dipilih.
2. Tukar-menukar
Buku
yang diperoleh melalui tukar-menukar mempunyai potensi yang besar dalam
pengembangan koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan. Dalam hal ini bahan
pustaka dapat diperoleh dengan cuma-Cuma sepanjang bahan pustaka tersebut
benar-benar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perpustakaan.
3. Hadiah
Kegiatan
pemberian dan penerimaan hadiah bahan pustaka di perpustakaan dapat
dilaksanakan oleh bagian pengadaan dan pengembangan koleksi. Sebagian bahan
pustaka yang ada diperpustakaan kadang-kadang diperoleh melalui hadiah.
Perpustakaan yang menerima bahan pustaka berupa hadiah dapat menghemat biaya
pembelian.
Ada
dua cara yang dapat ditempuh dalam penerimaan hadiah bahan pustaka yaitu (1).
Hadiah atas permintaan sendiri, dan (2). Hadiah tidak atas permintaan.
A. Proses Seleksu Berseri
Terbitan berseri adalah terbitan yang
dipublikasikandalam bagian-bagian yang berturut-turut dengan tenggang waktu
tertentu dan dimaksudkan untuk terbit terus-menerus dalam waktu tidak terbatas.
Beberapa jenis terbitan berseri yang dikenal:
1. Majalah
(magazine)
Majalah
terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu majalah popular dan majalah ilmiah popular.
Majalah popular ditandai dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam,
lebih banyak menyampaikan berita terbaru, biasanya topic yang dibahas bersifat
agak luas.
2. Warta
(newsletter)
Warta
atau newsletter banyak diterbitkan untuk menyebarluaskan kegiatan dari sebuah
instansi, baik kegiatan ilmiah maupun kegiatan sehari-hari para pakar dari
instansi itu
3. Bulletin
Merupakan
sebuah terbitan berkala yang memuat baik berita-berita, maupun artikel dari
hasil-hasil penelitian.
4. Jurnal
(journal)
Jurnal
ini memuat artikel-artikel dari hasil penelitian untuk bidang ilmu tertentu,
artikel tersebut sebelum dimuat terlebih dahulu dinilai oleh tim redaksi yang
terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang ilmunya.
5. Surat
Kabar
Merupakan
terbitan berkala yang diterbitkan setiap hari.
B. Selekdi Terbitan Berseri
Salah satu komponen yang menentukan mutu sebuah
perpustakaan adalah koleksi terbitan berseri. Pemilihan biasanya dilakukan
pemustaka yang berwenang dan pustakawan, karena pustakawanlah yang mengetahui
keadaan koleksi suatu perpustakaan, kebutuhan pemustaka secara keseluruhan,
dana yang tersedia, dan harus merujuk kepada kebijakan pengembangan koleksi
yang berlaku diperpustakaan itu
Terbitan berseri yang diadakan atau dilanggankan
harus seimbang untuk berbagai subyek yang dibutuhkan pemustaka.
C. Prinsip
Seleksi Terbitan Berseri
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah:
-
Menggunakan alat bantu yang tepat
-
Memilih terbitan berseri yang diindeks
dalam jurnal indeks dan abstrak
-
Mengutamakan jurnal ini dalam bidang
ilmu tertentu
-
Mengikuti informasi yang diberikan oleh News
Serial Title
-
Dsb
D. Alat
Bantu Seleksi Terbitan Berseri
Adapun alat bantu seleksi untuk terbitan berseri
adalah :
a. Catalog
penerbit dalam dan luar negeri
b. Bibliografi
nasional dan bibliografi internasional untuk terbitan berseri
c. Daftar
terbitan berseri yang dilanggankan oleh perpustakaan lain
d. Tinjauan
atau resensi terbitan berkala
e. Iklan
dalam harian surat kabar maupun terbitan berseri.
Adapun prosedur pemesanan terbitan berseri adalah :
1. Setelah
diadakan verifikasi maka pustakawan pengadaan mempersiapkan kartu pesanan atau
daftar pesanan, yaitu :
-
Kartu pesanan dibuat dengan jumlah
rangkap, yang sesuai dengan kebutuhan
-
Arsip kartu pesanan yang satu disusun menurut
abjad judul terbitan berseri, dan yang lain menurut penerbit atau penyalur
-
Daftar pesanan dibuat dalam jumlah
rangkap menurut kebutuhan
2. Pemesanan
a. Kartu
pemesanan dikirim pada penyalur atau penerbit disertai surat pengantar yang
juga menjelaskankan bagaimana cara pembayarannya
b. Proses
pengadaan terbitan berseri sama seperti pengadaan buku, dengan cara sebagai
berikut, (1). Pengadaan terbitan berkala melalui pembelian (2). Pengadaan
terbitan berkala melalui hadiah. Perolehan hadiah dengan permintaan dan atau
perolehan hadiah tanpa permintaan.
V.
ALOKASI ANGGARAN PERPUSTAKAAN
Tiap
perpustakaan apapun jenisnya atau ukurannya harus menyisihkan sebagian dari
anggarannya untuk pengembangan koleksi. Hasil penyusunan anggaran harus
dituangkan dalam suatu dokumen hitam atas putih.
1. Siapa
Yang Perlu Melihat (rencana) Anggaran Pengembangan Koleksi?
a. Pimpinan
dari badan induk perpustakaan
b. Pimpinan
perpustakaan, kepala perpustakaan dan anggota staf lain yang mempunyai wewenang
administrative dan panitia atau satuan-satuan organic lain terkait.
c. Staf perpustkaan yang terlibat dalam pengembangan
koleksi.
d. Unit-unit
didalam maupun diluar perpustakaan yang terlibat dalam proses pengadaan atau accounting
untuk dana pengembangan koleksi.
e. Kelompok-kelompok
diluar perpustakaan sebagai penasehat pada perpustakaan.
2. Persiapan
Penyusunan Anggaran Pengembangan Koleksi
Anggaran
biasanya disusun oleh pustakawan yang secara administrative bertanggung jawab
atas pengembangan koleksi atau panitia seleksi dan pengembangan.
Dana
yang dipakai dalam mempersiapkan anggaran dan prosedur-prosedur yang digunakan
untuk mengalihkan data tersebut kedalam alokasi harus ditinjau secara teratur
agar tetap sesuai dengan tujuan perpustakaan.
Prinsip-prinsip
alokasi anggaran :
a. Dana
yang tersedia harus dimanfaatkan sejalan dengan tujuan-tujuan institusional
b. Anggaran
ditetapkan lewat proses alokasi yang tidak saja disadari oleh
pertimbangan-pertimbangan fiscal tetapi juga pertimbangan lain yang dianggap
penting untuk perpustakaan yang bersangkutan.
c. Alokasi
dana harus menghasilkan suatu rencana pengeluaran yang realistis
d. Semua
alokasi harus didasari atas criteria yang telah disetujui dan diterapkan secara
konsisten pada semua alokasi dalam satu kelompok atau kategori.
e. Perubahan
dalam alokasi hanya boleh diimplementasikan setelah dikonstultasikan kepada
semua pihak terkait.
f. Pengalokasian
dana adalah tanggung jawab para pustakawan atau staf perpustakaan yang telah ditunjuk.
g. Dalam
proses alokasi, partisipasi staf yang ditugaskan melakukan seleksi untuk bidak
subyek atau format tertentu sangat penting. Patrisipasi diharapkan berupa:
a. Pengumpulan
informasi
b. Penyusunan
proposal
c. Peninjauan
alokasi
d. Evaluasi
anggaran setelah diimplementasikan
a. Evaluasi
anggaran setelah diimplementasikan
a. Informasi
mengenai anggaran harus disebarluaskan pada staf dan pemustaka sehingga semua
pihak mengetahui besarnya dana yang resedia, jumlaah dana yang dialokasikan
untuk berbagai bidang, format dan keperluan lain, serta faktor-faktor yang
telah berperan dalam menetapkan alokasi tersebut.
b. Anggaran
harus cukup fleksibel untuk menghadapi atau mengatasi kesulitan yang mungkin
timbul, atau untuk memenfaatkan peluang-peluang khusus misalnya tawaran untuk
membeli bahan pustaka yang penting dengan harga yang khusus.
c. Sejak
awal harus disishkan dana untuk pengeluaran yang berkelanjutan seperti biaya
layanan majalah.
1. Proses
Alokasi: Perencanaan, Persiapan, dan Peninjauan (review)
a. Perencanaan
b. Perkiraan
dan proyeksi
2. Penyususnan
Anggaran: Pemilihan Satuan Alokasi
Anggaran disusun menurut unit
alokasi atau pos yang telah dipilih. Biasanya dalam satu anggaran ada lebih
dari satu unit alokasi dan unit ini biasanya terdiri dari beberapa tipe unit,
banyak perpustakaan menyusun anggaran dengan unit alokasi untuk berbagai
format.
3. Penerapan
Kriteria Alokasi: Metode Alokasi
Tiap perpustakaan memilik criteria
alokasi yang sesuai dengan kebutuhan local. Criteria tersebut kemudian harus
diterapkan, dan untuk itu ada beberapa metode yang lazim digunakan.
Metode yang paling banyak digunakan
adalah:
a. Metode
historis
b. Zero-based
method
c. Metode
peringkat
d. Metode
presentasi
4. Model
Lain
Dimasa lampau kebanyakan formula
hanya mencakup beberapa criteria saja, dan data yang mendasari kalkulasi juga
terbatas. Dengan adanya mikrokomputer, system perpustakaan terintegrasi, dan
system informasi manajemen, terbuka kemungkinan untuk membuat berbagai model
alokasi dana yang dinamis dan yang mencakup lebih banyak criteria dan jenis
data.
5. Evaluasi
Proses Penyusunan Anggaran
Secara periodi criteria evaluasi
dan motode alokasi harus ditinjau untuk melihat apakah criteria dan model tersebut
masih menunjang tujuan perpustakaan dan rencana pengembangan perpustakaan
6. Alat
Bantu Untuk Penyusunan Anggaran
Anggaran meruapak suatu rencana
pengeluaran komprehensif untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu mereka
yang ditugaskan menyusun anggaran perlu informasi yang dapat diandalkan
mengenai tujuan perpustakaan dan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
Sumber-sumber yang berguna sekali untuk itu ialah:
a. Laporan
tahunan bagian pengembangan koleksi
b. Permintaan
untuk mendapatkan dana
c. Kebijakan
pengembangan koleksi
d. Laporan
evaluasi koleksi
e. Cirri-ciri
masyarakat yang dilayani
f. Laporan
dari bagian pengadaan dan statistic peminjaman
g. Studi
pemustaka
Informasi
lain juga yang sangat diperlukan ialah informasi mengenai:
a. Kerjasama
dengan perpustakaan lain
b. Harga
buku dan bahan pustaka lain dan trend-trend dalam pengembangan dunia
perpustakaan
c. Kurs
valuta asing, perkembangan ekonomi khususbta inflasi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Beberapa
langkah dalam proses seleksi disemua jenis perpustakaan antara lain, mengidentifikasi
kebutuhan koleksi dari segi subyek maupun jenis materi spesifik kemudian
mengetahui berapa banyak dana yang tersedia dan mengalokasikan untuk tiap-tiap
kategori subyek dan melakukan rencana identifikasi potensi materi yang
bermanfaat untuk diperoleh dan kemudian melakukan penelusuran untuk
materi-materi yang diinginkan.
Secara
umum ada 3 prinsip seleksi yang setiap perpustakaan dapat menentukan pilihan
yang mana yang akan dianut. Yaitu (a). Pandangan Tradisional (b). Pandangan
Liberal (c). Pandangan Pluralistik
Criteria
seleksi melipuati:
a. Tujuan,
cakupan, dan kelompok pembaca
b. Tingkatan
Koleksi
c. Otoritas
dan Kredibilitas Pengarang
d. Harga
e. Kemutakhiran
f. Penyajian
Fisik Buku
g. Struktur
Dan Metode Penyajian
h. Indeks
dan Bibliografi
Pada prinsipnya yang dapat melakukan
seleksi bahan pustaka atau yang dapat bertindak sebagai selector mencakup:
a. Pustakawan.
b. Spesialis
subyek termasuk guru/dosen.
c. Pemimpin
organisasi induk atau pemimpin lembaga penaung perpustaaan.
d. Komisi66-
perpustakaan, jika ada.
e. Anggota
lain.
Pengadaan yaitu kegiatan yang implementasi dari
keputusan dalam melakukan seleksi yang mencakup semua kegiatan untuk mendapat
bahan pustaka yang telah dipilih dengan caramembeli, tukar-menukar, hadiah atau
dengan cara menerbitkan sendiri.
Tiap perpustakaan apapun jenisnya atau ukurannya
harus menyisihkan sebagian dari anggarannya untuk pengembangan koleksi. Hasil
penyusunan anggaran harus dituangkan dalam suatu dokumen hitam atas putih.
DAFTAR PUSTAKA
Hildawati
Almah. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Makassar:
Alauddin University Press
Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar
IJIN COPY BOS
BalasHapusSILAHKAN, Sebagaimana dalam hadis bro sampikanlah walau satu ayat....
BalasHapusNice
BalasHapus