Jumat, 10 Mei 2013

PENGADAAN DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI



BAB I
PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan utama di perpustakaan yaitu pengembangan dan pengadaan bahan koleksi. Setiap perpustakaan akan berupaya mengembangkan, melengkapi dan memutakhirkan segala jenis bahan pustakanya demi terpenuhnya kebutuhan pemustaka yang menjadi objek atau sasaran utama perpustakaan.
Mengadakan dan mengembangkan koleksi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal dan banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti apa saja koleksi yang menjadi kebutuhan pemustaka akan informasi sehingga pengadaan menjadi efektif dan atau kesesuaian jenis koleksi dengan visi perpustakaan atau visi lembaga penaungnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Proses seleksi bahan pustaka.
2.      Siapa yang melakukan seleksi.
3.      Bagaimana proses seleksi bahan pustaka.
4.      Pengadaan bahan pustaka.
5.      Alokasi anggaran perpustakaan.



BAB II
PEMBAHASAN
I.                   PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA
Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan. Perpustakaan akan menjadi tidak berarti apabila koleksinya tidak sesuai dengan kebutuhan pemustakanya.
Beberapa langkah dalam proses seleksi disemua jenis perpustakaan antara lain, mengidentifikasi kebutuhan koleksi dari segi subyek maupun jenis materi spesifik kemudian mengetahui berapa banyak dana yang tersedia dan mengalokasikan untuk tiap-tiap kategori subyek dan melakukan rencana identifikasi potensi materi yang bermanfaat untuk diperoleh dan kemudian melakukan penelusuran untuk materi-materi yang diinginkan.
Secara umum seleksi diatrikan sebagai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi perpustakaan, seleksi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi jenis koleksi sesuai kebutuhan pemustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan. Dengan kata lain proses seleksi merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum kegiataan pengadaan bahan pustaka.
Proses seleksi tidak terlepas dari unsure subjektifitas, oleh karena itu pustakawan harus mengembangkan atau merumuskan suatu gagasan. Proses seleksi tidaklah sama disetiap perpustakaan, tergantung jenis perpustakaan, kebijakan-kebijakan di perpustakaan dan masyarakat yang dilayani.
a.       Identifikasi Jenis Koleksi Sesuai Kebutuhan Pemustaka
Menentukan atau menetapkan identitas koleksi dari segi kesesuaian subjeknya, bentuk penyajian koleksinya dan sebagainya dengan kebutuhan pemustaka sehingga koleksi yang kelak diadakan dan atau dikembangkan menjadi efektif dan tepat sasaran bagi terpenuhnya kebutuhan pemustaka akan informasi dan sumber informasi.
b.      Mengetahui Berapa Banyak Dana yang Tersedia dan Mengalokasikan Secara Baik.
Kegiatan pengadaan dan pengembangan koleksi tidak terlepas dari dana atau anggaran. Lebih baik mengadakan satu judul yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka dari pada membeli banyak judul untuk perpustakaan menjadi lengkap koleksi tetapi tidak terpakai oleh pemustaka karna tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka akan sumber infornasi.
c.       Melakukan Identifikasi Potensi dan Pemanfaatan Koleksi yang akan Dikembangkan atau Diadakan.
Mengetahui pemanfaatan koleksi yang akan dikembangkan dan diadakn dalam menunjang fungsi perustakaan sebagai pusat penelitian, pusat pembelajaran, pusat pengambangan budaya local dan lain sebagainnya.
d.      Melakukan Penelusuran Untuk koleksi yang Diingainkan
Dalam hal ini perpustakaan dituntut untuk melakukan kerjasama dengan berbagai percetakan dan penerbitan, mempunyai jaringan yang luas dengan beberapa lembaga dalam maupun luar negri karena pengembangan dan pengadaan koleksi tidak hanya dari pembelian, bisa juga dari tukar menukar koleksi antar perpustakaan, hadiah dari lembaga atau institusi tertentu kepada perpustakaan dan lain sebagainnya, serta bila proyek pengembangan tersebut merupakan proyek besar yang bernilai hingga miliyaran rupiah perpustakaan dituntut memberi kebijakan yang tepat terkait vendor/suppler yang tepat.
  
   A. PRINSIP SELEKSI
Menetapkan dasar pemikiran atau starting point untuk kegiatan ini merupakan persoalan yang sangat penting dalam proses seleksi.
Perpustakaan dituntut untuk memilih apakah mengutamakan kualitas atau mengutamakan penggunaan dimana perpustakaan memprioritaskan pengembangan dan pengadaan bahan pustaka yang akan digunakan atas permintaan pemustaka.
Secara umum ada 3 prinsip seleksi yang setiap perpustakaan dapat menentukan pilihan yang mana yang akan dianut.
a. Pandangan Tradisional.
Yang mendasari prinsip ini adalah pemahaman bahwan perpustakaan merupakan tempat untuk warisan budaya dan sarana untuk melestarikan warisan budaya dan sarana untuk mencerdaskan masyarakat.
Prinsip ini mengutamakn nilai intrinstik untuk bahan pustaka yang akan dikoleksi perpustakaan.
b.      Pandangan Liberal
Priorotas pemilihan didasarkan atas popularitas. Dengan kata lain kualitas tetap diperhatikan, tetapi dengan lebih mengutamakan pemilihan karena disukai dan banyak dibaca atau mengikuti selera pemustaka.
c.       Pandangan Pluralistik
Prinsip ini berusaha mncari keselarasan dan kesimbangan diantara kedua pandangan tersebut, baik tradisonal maupun liberal.
    B. KRITERIA SELEKSI
Apapun kriteria yang ditetapkan oleh suatu perpustakaan, criteria seleksi tersebut harus dituangkan secara jelas dalam kebijakan pengembangan koleksi. Hal ini untuk memudahkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul, misalnya, mengapa bahan pustaka tertentu dipilih sedangkan yang lain tidak? Kriteria yang tertuang 


dalam kebijakan pengembangan tersebut dapat menjadi pegangan dalam mempertimbangkan nilai intrinstik bahan pustaka.
David Spiller (1982-1983-1990) mengungkapkan criteria-kriteria secara umum yang ditetapkan dalam seleksi. Yaitu:
  1. Tujuan, cakupan, dan kelompok pembacaBahan pustaka yang dipilih untuk dikembangkan dan diadakan harus secara sungguh-sungguh dipertimbangkan kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan dan kelompok pembaca.  
  2. Tingkatan Koleksi. Hal ini menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan seleksi tertentu. Tingkat mana yang dipriorotsakan dapat berbeda antara perpustakaan yang satu dengan perpustakaan yang lain. Dasar perbedaan tersebut ditimbulkan adanya perbedaan tipe dan jenis-jenis perpustakaan. 
  3. Otoritas dan Kredibilitas Pengarang. Karna jika pengarang bukan pakar yang dikenal dalam bidangnya, kualifikasinya dalam penulisan buku harus diteliti dengan baik sehingga otoritas pengarang harus ditentukan secermat-cermatnya. 
  4. Harga. Selektor perlu mempertimbangkan secara bertanggung jawab ketika memutuskan pemilihan bahan pustaka diatas harga rata-rata karna apabila buku yang terbilang mahal itu menjadi salah satu daftar pengembangan koleksi dan tidak terlalu dibutuhkan dan tidak terlalu digunakan oleh pustakawan atau pemustaka maka perpustakaan mengalami kerugian dari berbagai sisi. 
  5. Kemutakhiran. Data tentang tanggal penerbitan bahan pustaka menjadi penting diverifikasi. Karna ilmu pengetahuan dan terutama tekhnologi berkembang dengan sangat cepat. Jangan sampai perpustakaan mengadakan pengembangan dan pengadaan koleksi yang tekah diterbitkan beberapa tahun yang lalusehingga nilai instrinstik dan kemutakhirannya berkurang. 
  6. Penyajian Fisik Buku. Karna bahan pustaka seharusnya bersih, rapi dan terbaca.  
  7. Struktur Dan Metode Penyajian. Pustakawan dapat mengetahui gambaran struktur buku melalui daftar isi. 
  8.  Indeks dan Bibliografi. Keberadaan indeks dan bibliografi sebuah buku dapat diketahui secara jelas lewat entri dalam bibliografi nasional. Kualitas indeks dan bibliografi akan dapat ditentukan secara tepat apabila dilakukan pemeriksaan langsung terhadap buku yang bersangkutan.
dalam kebijakan pengembangan tersebut dapat menjadi pegangan dalam mempertimbangkan nilai intrinstik bahan pustaka.

I.  SIAPA YANG MELAKUKAN SELEKSI
Seleksi dilakukan tergantung dari tipe perpustakaan dan struktur organisasi disetiap perpustakaan. Pada prinsipnya yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka atau yang dapat bertindak sebagai selector mencakup:
a.       Pustakawan.
b.      Spesialis subyek termasuk guru/dosen.
c.       Pemimpin organisasi induk atau pemimpin lembaga penaung perpustaaan.
d.      Komisi perpustakaan, jika ada.
e.       Anggota lain.
Menurut Sulistiyo Basuki petugas pengembangan koleksi perpustakaan haruslah orang yang menguasai subyek dan mengetahui buku serta kebutuhan pembaca. Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pemilih buku atau selektor adalah sebagai berikut:
  1. Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, faham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbit, spesialisasi penerbit, kelemahan mereka, standar serta hasil terbitan selama ini. 
  2. Mengetahui latar belakang para pemustaka. 
  3. Memehami kebutuhan pemustaka.
  4.  Bersikap netral, menguasai informasi dan memiliki akal sehat dalam pemilihan buku. 
  5. Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan. 
  6. Mengetahui buku melalui proses membuka-buka buku atau melalui proses membaca.
                                           II. PROSES PEMILIHAN KOLEKSI
Proses pemilihan koleksi tergantung dari jenis perpustakaan, ukuran perpustakaan besar atau kecil dan organisasi intern perpustakaan.
a.       Perpustakaan umum.
Semua pustakawan baik pustakawan professional, pustakawan biasa dan atau tenaga professional perpustakaan diikut sertakan dalam proses pemilihan koleksi  dan menyesuaikan dengan dana atau anggaran yang tersedia.
b.      Perpustakaan perguruan tinggi
Para staf pengajar memberi usul lewat ketua jurusan mengenai judul buku penunjang jurusan tersebut lewat panitia pemilih jurusan, usul tingkat jurusan diteruskan pada paniri pengembangan koleksi tingkat universitas atau bagian pengembangan koleksi.
Harus ada mekanisme untuk menampung masukan mahasiswa dan saran dari bagian referensi dan sirkulasi pula harus diperhatikan.
c.       Perpustakaan sekolah.
Pertisipasi guru sangat penting. Keputusan terakhir pada pustakawan.

d.      Perpustakaan khusus
Sulit untuk mencari pola pemilihan yang berlaku secaraumum Karen kelompok perpustakaan khusus mencakup berbagai jenis perpustakaan yang tidak bisa digolongkan dengan tiga jenis perpustakaan diatas. Hal tersebut mungkin disebbkan tujuan utama tiap perpustakaan khusus bisa berupa pusat penelitian saja atau pelestarian. Pemilihan dilakukan oleh pustakawan yang biasa juga pakar subyek, biasanya juga dibantu oleh panitia atau pakar subyek.

III.                BAGAIMANA PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA
Proses seleksi bahan pustaka disuatu perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan criteria pemustaka. Criteria pemilihan bahan pustaka tersebut ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
-          Bahan tercetak
1.      Kualitas isi
Karya non fiksi harus mempunyai acuan bibliografi dan indeks yang lengkap dan akurat sedangkan karya fiksi harus merupakan karya yang telah mendapat review yang positif dari kritikus yang bereputasi baik, atau harus dinilai sebagai sastra yang bermutu oleh orang yang ahli dibidang sastra.
2.      Kualitas fisik
Tercetak dalam huruf yang berspasi rata dalam tipe huruf yang cukup besar untuk dibaca dengan mudah. Penjilidan kuat, menarik, dan buku harus mudah dibuka. Ilustrasi sesuai selera isi buku dan ditempatkan pada tempat yang sesuai dalam teks tercetak serta warna harus jernih dan akurat bagi koleksi karya seni, peta dan foto.
3.      Penerbit
Karya cetak merupakan prodek penerbit dengan standar kualitas yang tinggi dan reputasi yang baik, khususnya dalam penyajian materi.
-          Bahan non cetak
1.      Kualitas isi
Harus merupakan bahan yang menyajikan gagasan dan informasi yang akurat dan sistematis dengan cara penyampaian yang cocok untuk media dari para kritisi atau pakar.
2.      Kualitas teknis
Harus memenuhi standar professional. Rekaman suara harus jernih, bebes gangguan, dan format-format visual harus berwarna konsisten dan akurat. Perbandingan antara suara dan bahan visual harus serasi.
3.      Kualitas fisik
Film harus direkam pada bahan yang tidak mudah rusak dan yang tidak mengandung nitrat perak. Pita rekaman suara harus berkualitas medium atau tinggi agar tidak rusak karena melar atau putus. Pedoman tercetak yang menyertai bahan audio visual harus dicetak pada kertas yang bagus, dan berhufur yang mudah dibaca.
4.      Distributor/produser
Bahan audio visual dibeli dari distributor/produser yang bereputasi baik. Film hanya akan dibeli dari distributor/produser yang juga dapat menyediakan film pengganti apabila ada kerusakan atau hilang.
IV.             PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Pengadaan yaitu kegiatan yang implementasi dari keputusan dalam melakukan seleksi yang mencakup semua kegiatan untuk mendapat bahan pustaka yang telah dipilih dengan caramembeli, tukar-menukar, hadiah atau dengan cara menerbitkan sendiri.
Bahan pustaka yang akan diadakan mencakup (a). karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi, dan laporan. (b). karya non cetak atau karya rekam, seperti rekaman audio, kaset, piringan hitam, dan video. (c). bentuk mikro, seperti mikrofis, microfilm, dan microopeque. (d). karya elektronik seperti disket, pita magnetic dan cakram, serta kolonsong elektronik yang disosialisasikan dengan computer.
Dalam pengadaan bahan pustaka, perpustakaan dapat melakukan berbagai cara untuk memperoleh bahan pustaka tersebut dengan cara :
1.      Pembelian.
Pembelian bisa dengan langsung membeli ke penerbit, baik penerbit dalam maupun luar negri dengan mengidentifikasi bahwa judul tersebut betul-betul diterbitkan oleh penerbit tersebut. Untuk hal tersebut perpustakaan dapat memanfaankan catalog penerbit yang yang dikeluarkan oleh penerbit yang bersangkutan. Selain itu perpustakaan bisa melakukan pembelian langsung ke took buku. Hal ini biasa dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah anggaran pengadaan relatif kecil atau sedikit.
Selain cara pembelian ke penerbit dan toko buku, perpustakaan juga dapat membeli bahan pustaka kea gen buku yang biasa disebut dengan istilah jobber atau vendor. Perlu pertimbangan dan evaluasi terlebih dahulu untuk menentukan agen buku mana yang akan dipilih.
2.      Tukar-menukar
Buku yang diperoleh melalui tukar-menukar mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan. Dalam hal ini bahan pustaka dapat diperoleh dengan cuma-Cuma sepanjang bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perpustakaan.
3.      Hadiah
Kegiatan pemberian dan penerimaan hadiah bahan pustaka di perpustakaan dapat dilaksanakan oleh bagian pengadaan dan pengembangan koleksi. Sebagian bahan pustaka yang ada diperpustakaan kadang-kadang diperoleh melalui hadiah. Perpustakaan yang menerima bahan pustaka berupa hadiah dapat menghemat biaya pembelian.
Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam penerimaan hadiah bahan pustaka yaitu (1). Hadiah atas permintaan sendiri, dan (2). Hadiah tidak atas permintaan.
 
A. Proses Seleksu Berseri
Terbitan berseri adalah terbitan yang dipublikasikandalam bagian-bagian yang berturut-turut dengan tenggang waktu tertentu dan dimaksudkan untuk terbit terus-menerus dalam waktu tidak terbatas.
Beberapa jenis terbitan berseri yang dikenal:
1.      Majalah (magazine)
Majalah terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu majalah popular dan majalah ilmiah popular. Majalah popular ditandai dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam, lebih banyak menyampaikan berita terbaru, biasanya topic yang dibahas bersifat agak luas.
2.      Warta (newsletter)
Warta atau newsletter banyak diterbitkan untuk menyebarluaskan kegiatan dari sebuah instansi, baik kegiatan ilmiah maupun kegiatan sehari-hari para pakar dari instansi itu
3.      Bulletin
Merupakan sebuah terbitan berkala yang memuat baik berita-berita, maupun artikel dari hasil-hasil penelitian.
4.      Jurnal (journal)
Jurnal ini memuat artikel-artikel dari hasil penelitian untuk bidang ilmu tertentu, artikel tersebut sebelum dimuat terlebih dahulu dinilai oleh tim redaksi yang terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang ilmunya.
5.      Surat Kabar
Merupakan terbitan berkala yang diterbitkan setiap hari.
    B. Selekdi Terbitan Berseri
Salah satu komponen yang menentukan mutu sebuah perpustakaan adalah koleksi terbitan berseri. Pemilihan biasanya dilakukan pemustaka yang berwenang dan pustakawan, karena pustakawanlah yang mengetahui keadaan koleksi suatu perpustakaan, kebutuhan pemustaka secara keseluruhan, dana yang tersedia, dan harus merujuk kepada kebijakan pengembangan koleksi yang berlaku diperpustakaan itu
Terbitan berseri yang diadakan atau dilanggankan harus seimbang untuk berbagai subyek yang dibutuhkan pemustaka.
       C. Prinsip Seleksi Terbitan Berseri
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
-          Menggunakan alat bantu yang tepat
-          Memilih terbitan berseri yang diindeks dalam jurnal indeks dan abstrak
-          Mengutamakan jurnal ini dalam bidang ilmu tertentu
-          Mengikuti informasi yang diberikan oleh News Serial Title
-          Dsb
        D. Alat Bantu Seleksi Terbitan Berseri
Adapun alat bantu seleksi untuk terbitan berseri adalah :
a.       Catalog penerbit dalam dan luar negeri
b.      Bibliografi nasional dan bibliografi internasional untuk terbitan berseri
c.       Daftar terbitan berseri yang dilanggankan oleh perpustakaan lain
d.      Tinjauan atau resensi terbitan berkala
e.       Iklan dalam harian surat kabar maupun terbitan berseri.
        E. Pengadaan Terbitan BerseriPengadaan dan Pengembangan Koleksi
Adapun prosedur pemesanan terbitan berseri adalah :
1.      Setelah diadakan verifikasi maka pustakawan pengadaan mempersiapkan kartu pesanan atau daftar pesanan, yaitu :
-          Kartu pesanan dibuat dengan jumlah rangkap, yang sesuai dengan kebutuhan
-          Arsip kartu pesanan yang satu disusun menurut abjad judul terbitan berseri, dan yang lain menurut penerbit atau penyalur
-          Daftar pesanan dibuat dalam jumlah rangkap menurut kebutuhan
2.      Pemesanan
a.       Kartu pemesanan dikirim pada penyalur atau penerbit disertai surat pengantar yang juga menjelaskankan bagaimana cara pembayarannya
b.      Proses pengadaan terbitan berseri sama seperti pengadaan buku, dengan cara sebagai berikut, (1). Pengadaan terbitan berkala melalui pembelian (2). Pengadaan terbitan berkala melalui hadiah. Perolehan hadiah dengan permintaan dan atau perolehan hadiah tanpa permintaan.

V.             ALOKASI ANGGARAN PERPUSTAKAAN
Tiap perpustakaan apapun jenisnya atau ukurannya harus menyisihkan sebagian dari anggarannya untuk pengembangan koleksi. Hasil penyusunan anggaran harus dituangkan dalam suatu dokumen hitam atas putih.
1.      Siapa Yang Perlu Melihat (rencana) Anggaran Pengembangan Koleksi?
a.       Pimpinan dari badan induk perpustakaan
b.      Pimpinan perpustakaan, kepala perpustakaan dan anggota staf lain yang mempunyai wewenang administrative dan panitia atau satuan-satuan organic lain terkait.
c.       Staf  perpustkaan yang terlibat dalam pengembangan koleksi.
d.      Unit-unit didalam maupun diluar perpustakaan yang terlibat dalam proses pengadaan atau accounting untuk dana pengembangan koleksi.
e.       Kelompok-kelompok diluar perpustakaan sebagai penasehat pada perpustakaan.
2.      Persiapan Penyusunan Anggaran Pengembangan Koleksi
Anggaran biasanya disusun oleh pustakawan yang secara administrative bertanggung jawab atas pengembangan koleksi atau panitia seleksi dan pengembangan.
Dana yang dipakai dalam mempersiapkan anggaran dan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengalihkan data tersebut kedalam alokasi harus ditinjau secara teratur agar tetap sesuai dengan tujuan perpustakaan.
Prinsip-prinsip alokasi anggaran :
a.       Dana yang tersedia harus dimanfaatkan sejalan dengan tujuan-tujuan institusional
b.      Anggaran ditetapkan lewat proses alokasi yang tidak saja disadari oleh pertimbangan-pertimbangan fiscal tetapi juga pertimbangan lain yang dianggap penting untuk perpustakaan yang bersangkutan.
c.       Alokasi dana harus menghasilkan suatu rencana pengeluaran yang realistis
d.      Semua alokasi harus didasari atas criteria yang telah disetujui dan diterapkan secara konsisten pada semua alokasi dalam satu kelompok atau kategori.
e.       Perubahan dalam alokasi hanya boleh diimplementasikan setelah dikonstultasikan kepada semua pihak terkait.
f.       Pengalokasian dana adalah tanggung jawab para pustakawan atau staf  perpustakaan yang telah ditunjuk.
g.      Dalam proses alokasi, partisipasi staf yang ditugaskan melakukan seleksi untuk bidak subyek atau format tertentu sangat penting. Patrisipasi diharapkan berupa:
a.       Pengumpulan informasi
b.      Penyusunan proposal
c.       Peninjauan alokasi
d.      Evaluasi anggaran setelah diimplementasikan

a.       Evaluasi anggaran setelah diimplementasikan
a.       Informasi mengenai anggaran harus disebarluaskan pada staf dan pemustaka sehingga semua pihak mengetahui besarnya dana yang resedia, jumlaah dana yang dialokasikan untuk berbagai bidang, format dan keperluan lain, serta faktor-faktor yang telah berperan dalam menetapkan alokasi tersebut.
b.      Anggaran harus cukup fleksibel untuk menghadapi atau mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, atau untuk memenfaatkan peluang-peluang khusus misalnya tawaran untuk membeli bahan pustaka yang penting dengan harga yang khusus.
c.       Sejak awal harus disishkan dana untuk pengeluaran yang berkelanjutan seperti biaya layanan majalah.
1.      Proses Alokasi: Perencanaan, Persiapan, dan Peninjauan (review)
a.       Perencanaan
b.      Perkiraan dan proyeksi
2.      Penyususnan Anggaran: Pemilihan Satuan Alokasi
Anggaran disusun menurut unit alokasi atau pos yang telah dipilih. Biasanya dalam satu anggaran ada lebih dari satu unit alokasi dan unit ini biasanya terdiri dari beberapa tipe unit, banyak perpustakaan menyusun anggaran dengan unit alokasi untuk berbagai format.
3.      Penerapan Kriteria Alokasi: Metode Alokasi
Tiap perpustakaan memilik criteria alokasi yang sesuai dengan kebutuhan local. Criteria tersebut kemudian harus diterapkan, dan untuk itu ada beberapa metode yang lazim digunakan.
Metode yang paling banyak digunakan adalah:
a.       Metode historis
b.      Zero-based method
c.       Metode peringkat
d.      Metode presentasi
4.      Model Lain
Dimasa lampau kebanyakan formula hanya mencakup beberapa criteria saja, dan data yang mendasari kalkulasi juga terbatas. Dengan adanya mikrokomputer, system perpustakaan terintegrasi, dan system informasi manajemen, terbuka kemungkinan untuk membuat berbagai model alokasi dana yang dinamis dan yang mencakup lebih banyak criteria dan jenis data.
5.      Evaluasi Proses Penyusunan Anggaran
Secara periodi criteria evaluasi dan motode alokasi harus ditinjau untuk melihat apakah criteria dan model tersebut masih menunjang tujuan perpustakaan dan rencana pengembangan perpustakaan
6.      Alat Bantu Untuk Penyusunan Anggaran
Anggaran meruapak suatu rencana pengeluaran komprehensif untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu mereka yang ditugaskan menyusun anggaran perlu informasi yang dapat diandalkan mengenai tujuan perpustakaan dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Sumber-sumber yang berguna sekali untuk itu ialah:
a.       Laporan tahunan bagian pengembangan koleksi
b.      Permintaan untuk mendapatkan dana
c.       Kebijakan pengembangan koleksi
d.      Laporan evaluasi koleksi
e.       Cirri-ciri masyarakat yang dilayani
f.       Laporan dari bagian pengadaan dan statistic peminjaman
g.      Studi pemustaka
Informasi lain juga yang sangat diperlukan ialah informasi mengenai:
a.       Kerjasama dengan perpustakaan lain
b.      Harga buku dan bahan pustaka lain dan trend-trend dalam pengembangan dunia perpustakaan
c.       Kurs valuta asing, perkembangan ekonomi khususbta inflasi



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Beberapa langkah dalam proses seleksi disemua jenis perpustakaan antara lain, mengidentifikasi kebutuhan koleksi dari segi subyek maupun jenis materi spesifik kemudian mengetahui berapa banyak dana yang tersedia dan mengalokasikan untuk tiap-tiap kategori subyek dan melakukan rencana identifikasi potensi materi yang bermanfaat untuk diperoleh dan kemudian melakukan penelusuran untuk materi-materi yang diinginkan.
Secara umum ada 3 prinsip seleksi yang setiap perpustakaan dapat menentukan pilihan yang mana yang akan dianut. Yaitu (a). Pandangan Tradisional (b). Pandangan Liberal (c). Pandangan Pluralistik
Criteria seleksi melipuati:
a.       Tujuan, cakupan, dan kelompok pembaca
b.      Tingkatan Koleksi
c.       Otoritas dan Kredibilitas Pengarang
d.      Harga
e.       Kemutakhiran
f.       Penyajian Fisik Buku
g.      Struktur Dan Metode Penyajian
h.      Indeks dan Bibliografi
Pada prinsipnya yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka atau yang dapat bertindak sebagai selector mencakup:
a.       Pustakawan.
b.      Spesialis subyek termasuk guru/dosen.
c.       Pemimpin organisasi induk atau pemimpin lembaga penaung perpustaaan.
d.      Komisi66- perpustakaan, jika ada.
e.       Anggota lain.
Pengadaan yaitu kegiatan yang implementasi dari keputusan dalam melakukan seleksi yang mencakup semua kegiatan untuk mendapat bahan pustaka yang telah dipilih dengan caramembeli, tukar-menukar, hadiah atau dengan cara menerbitkan sendiri.
Tiap perpustakaan apapun jenisnya atau ukurannya harus menyisihkan sebagian dari anggarannya untuk pengembangan koleksi. Hasil penyusunan anggaran harus dituangkan dalam suatu dokumen hitam atas putih.



DAFTAR PUSTAKA
Hildawati Almah. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Makassar: Alauddin University Press

Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar





3 komentar: