Sabtu, 21 September 2013

Sarana Bibliografi

Oleh Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Sarana Bibliografi 
A. LAYANAN RUJUKAN & BIBLIOGRAFI 
Layanan rujukan dan bibliografi mencakup tugas-tugas dalam memberi bantuan supaya sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan atau unit informasi lainnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemustaka. Layanan Referen/rujukan merupakan layanan yang menjawab pertanyaan baik secara langsung, telepon/surat, layanan dengan cara menunjukkan dokumen, orang atau lembaga yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

B. FUNGSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN 
1. Fungsi Pendidikan : untuk menunjang program pendidikansepanjang masa, yaitu koleksi-koleksi yang sesuai dan relevan untuk jenis dan tingkat pendidikan masyarakat pemakainya
2. Fungsi Rujukan/Referen: untuk memberi bantuan kepada pemakai dengan menyediakan sumber-sumber rujukan dan saarana bibliografi yang diperlukan dalam penelusuran informasi.
3. Fungsi Umum: berhubungan dengan tugas perpustakaan dalam menyediakan berbagai macam sumber informasi dari berbagai subjek/disiplin ilmu.

C. SUMBER INFORMASI 
1. SUMBER PRIMER:
Karya asli yang melaporkan hasil penelitian ilmiah, merupakan hasil pengamatan, diskripsi produk, dan menyiarkan hasil, kesimpulan dari suatu penelitian.
1. Majalah Ilmiah
2. Laporan Penelitian
3. Laporan pertemuan ilmiah/prosiding
4. Paten
5. Standart
6. Literatur Niaga
7. Tesis dan desirtasi doktor

2. SUMBER SEKUNDER:
disusun berdasrkan sumber-sumber primer, membantu mempermudah penelusuran sumber-sumber primer, disusun menurut pola tertentu agar mudah digunakan, pengetahuan yang didapat bukan pengetahuan baru melainkan pengetahuan olahan.
1. Indek dan abstrak
2. tinjauan Perkembangan
3. Survei literatur/ bibliografi subjek
4. buku-buku rujukan (ensiklopedi, kamus, buku pedoman, tabel=tabek,
5. Buku-buku Ilmiah (monograf, buku teks)

3. SUMBER TERSIER
merupakan kelompok sumber informasi yang kurang jelas batasannya, terutama cakupan subjeknya. Pada umumnya pendayagunaanya tidak memerlukan pengetahuan mengenai bidang ilmu tertentu sebagaimana dalam sumber primer atau skunder.Mencakup:
1. Almanak
2. Bibliografi, seperti:
a. Daftar Buku/Majalah
b. Katalog Induk Majalah
c. Daftar Indeks dan Abstrak
3. Pedoman Literatur
4. Daftar penelitian
5. Buku Petunjuk (Direktory)

D. POLA PENGGUNAAN LITERATUR 
-Pendekatan Mutakhir untuk Keperluan kemutakhiran dalam bidang spisialisasinya, juga untuk mengetahui perkembangan ilmu yang lebih luas tentang subjek tertentu. Untuk itu perlu misalnya:Majalah Inti, tinjauan Perkembangan, Majalah Sari (abstrak). -Pendekatan Sehari-hari Dalam pekerjaan sehari-hari seorang peneliti memerlukan data, fakta atau informasi dasar dengan cepat. Ensiklopedi, Kamus, dan Buku Pedoman (Handbook)
-PENDEKATAN MENYELURUH
Ketika baru memulai prenelitian, mereka perlu tahu apa saja yang pernah terbit tentang subjek tertentu. Untuk itu perlu sarana Bibliografi seperti majalah Indek dan sari, juga buku-buku ilmiah, teks dan monograf. Kegiatan menyeluruh ini perlu penelusuran Literatur. -MEMBACA-BACA Cara Pendekatan yang tidak berdasarkan rencana tertentu adalah Browsing. Pelayanan perpustakaan yang terbuka (open access) sangat membantu pendekatan ini.  
1. Kegiatan Pokok Layanan Referen
2. Memberikan informasi bersifat umum, baik mengenai hal-hal yang umum, mengenai perpustakaan maupun khusus mengenai pelayanan referensi-nya.
3. Memberikan informasi yang bersifat spisifik/khusus, yang untuk itu diperlukan bantuan koleksi referensi.
4. Memberikan bantuan menelusur informasi sampai ditemukan informasi yang dibutuhkan pemakai baik melalui koleksi referensi perpustakaan yang bersangkutan maupun perpustakaan yang lain.
5. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka dengan menggunakan katalog, bibliografi, komputer dan alat-alat yang ada.
6. Memberikan pengarahan kepada pemakai untuk menemukan pokok bahasan tertentu
7. Memberikan bimbinan secara klasikal dan formal kepada pemakai tentang bahan pustaka, penggunaan dan pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.
 Kegiatan Penunjang Layanan Referen
1. Menjalin kerja sama yang baik dengan perpustakaan lain dalam rangka memberikan layanan jasa informasi, termasuk di dalamnya kegiatan pinjam antar perpustakaan (inter library loan).
2. Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikal untuk memberikan pengetahuan da ketrampilan kepada pemakai perpustakaan tentang penggunaan koleksi referensi, dan pemilihan bahan pustaka yang berbobot ilmiah.
3. Mempromosikan koleksi perpustakaan kepada umum dengan cara :
4. Menyelenggarakan Pameran perpustakaan kerja sama dengan penerbit
5. Menerbitkan Bibliografi Perpustakaan
6. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan statistik pelaksanan kegiatan pelayanan referensi -Membuat Indeks -Membuat Kliping -Membuat Abstrak -Membuat Koleksi Tandon (Reservation) -Membuat jajaran Vertikal (vertical File) -Memberikan bimbingan belajar khususnya pada perpustakaan-perpustakaan sekolah untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

E. FAKTOR KESUKSESAN LAYANAN REFEREN 
1. Kelengkapan Koleksi Koleksi referen yang layaknya dimiliki perpustakaan adalah sebagai berikut : -Kamus
-Ensiklopedi
-Buku Pegangan (handbook)
-Almanak
-Laporan Penelitian Ilmiah
-Directory -Katalog Induk
-Sumber Biografi
-Sumer Geografi
-Index dan Abstrak
-Buku Tahunan
-Kliping Artikel dan lain-lain

F. FAKTOR KESUKSESAN LAYANAN REFEREN 2 
1. Kemampuan Petugas Referensi -Wawasan dan Pengetahuan Umum -Pengetahuan tentang macam, cara dan penggunaan koleksi Referensi -Pengetahuan bidang perpustakaan -Kemampuan untuk memahami kebutuhan user -Kemampuan di bidang Teknologi nformasi (TI) -Kemampuan berkomunikasi dengan baik

G. SUSUNAN ENTRY BAHAN RUJUKAN 
1. ALPHABETIS: Contoh kamus, ensiklopedi
2. KLASIFIKASI: berdasarkan nomor klasifikasi subjeknya
3. KRONOLOGIS menurut waktu misalnya Outline sejarah
4. TABEL: seperti statistik 5. WILAYAH: seperti peta dan atlas

H. EVALUASI BAHAN RUJUKAN 
1. CAKUPAN
2. OTORITAS PENGARANG
3. PENERBIT
4. KEMUTAHIRAN (TAHUN TERBIT)
5. SUSUNAN ENTRY
6. INDEK Dengan membaca Halaman Judul, kata pengantar, Isi, dan indeknya.

 I. BIBLIOGRAFI 
1. BIBLIOGRAFI SISTEMATIS Sebagai daftar enumarative/sistematical bibliografphy. 2. BIBLIOGRAFI ANALITIS meneliti buku-buku langka, sejarah pembuatan kertas, penulisan, Segi fisik: kertasnya, ilustrasi, penjilidan, teks dan huruf yang dipakai.
J. MACAM BIBLIOGRAFI
1. BIBLIOGRAFI UNIVERSAL mencakup semua terbitan, tidak terbatas pada subjek, daerah, waktu, bahasa, juga tidak terbatas pada bentuk terbitan.
2. BIBLIOGRAFI KHUSUS: SUBJEK
3. BIBLIOGRAFI NASIONAL bahan-bahan yang diterbitkan disuatu negara/daerah, atau diterbitkan dalam satu bahasa. SIFAT:
1. CURENT
2. RETROSPEKTIF DAN
3. SELEKTIF YANG DICATAT DALAM BIBLIOGRAFI : BUKU DAN BAHAN NON BUKU
4. TRADE BIBLIOGRAPHY bibliografi perdangan, komersial: merupakan output dari sutu negara atau lebih, mencakup buku-buku yang inprint
5. BIOBIBLIOGRAFI, yaitu daftar buku-buku yang dirancang oleh dan tentang orang tersebut.Terbitan-terbitan mengenai perorangan atau daftar yang ditulis oleh orang lain.
6. BIBLIOGRAFI OF BIBLIOGRAFI :
daftar dari bibliografi yang mencakup seluruh terbitan di dunia. Contoh A World bibliography of bibliographic Menurut UNESCO Jenis Bibliografi ada:
1. Bibliografi Umum: buku, pamflet yang dijual di tiap negara, terbitan perguruan tinggi, terbitan pemerintah 2. Bibliografi Buku dan pamflet yang tidak dijual
3. Indek artikel majalah
4. Bibliografi peta dan atlas
5. Bibliografi karya Musik
6. Bibliografi Bahan non buku
7. Bibliograi karya perguruan tinggi yang tidak diterbitkan
8. Bibliografi terbitan pemerintah
9. Direktory majalah dan harian yang mutahir
10. Direktory penerbit dan toko buku
11. Direktory lembaga ilmiah, perpustakaan dan sejenisnya

K. EVALUASI BAHAN RUJUKAN 
1. Outoritas:pengarang/editor/penyusun, Ket.penerbitan.
2. Judul, anak judul, Judul Seri (kalau ada)
3. Cakupan
4. Susunan Entry
5. Indek
6. Contoh Entry dan cara menelusur

L. TUJUAN PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI 
1. Untuk menyusun bibliografi tentang subjek tertentu
2. Untuk keperluan promosi
3. Untuk Keperluan karya tulis
4. Untuk keperluan khusus
5. Atas permintaan pejabat untuk maksud tertentu

M. SUMBER BIOGRAFI 
Buku yang berisi riwayat hidup orang (biasanya tokoh-tokoh penting) Contoh: Apa dan Siapa di Indonesia, Who’s who in the world, Who was who in American History Contoh Gambar Bibliografi
saranabibliografi


Minggu, 16 Juni 2013

FITUR-FITUR SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

fitur sistem otomasi dan perpus digital
MODUL SISTEM OTOMASI
Modul Data Induk Anggota
Modul Data Induk Pustaka
Modul Transaksi Pustaka
Modul Cetak
Modul Konfigurasi Transaksi dan Sistem
Modul Pelaporan dan Statistik

COPY CATALOGING
Copy Cataloging (katalogisasi salinan) merupakan salah satu layanan yang dapat dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Mekanisme Layanan Copy Cataloging
Ada dua standar yang dapat digunakan yaitu:
1. Standar format INDOMARC yang sudah banyak digunakan di Indonesia
2. Format standar DUBLIN CORE, yang belakangan banyak digunakan untuk layanan dokumen digital melalui perpustakaan digital. 
INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA
Informasi yang berbentuk multimedia merupakan informasi yang disampaikan dengan menggabungkan beberapa elemen informasi. 
A. Informasi Multimedia 
Informasi yang berbentuk multimedia merupakan informasi yang disampaikan dengan menggabungkan beberapa elemen informasi.
B. Sistem Informasi Berbasis Multimedia
Sistem informasi berbasis multimedia merupakan sebuah sistem informasi dengan konsep menggunakan masukan dan keluaran dengan bentuk data multimedia.

Tekka Bancin: Makalah Ushul Fiqh (Tharah)

Tekka Bancin: Makalah Ushul Fiqh (Tharah): Tharah ( Bersuci )   BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki iba...

Jumat, 31 Mei 2013

Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.     LATAR BELAKANG
Penyiangan merupakan salah satu langkah dalam pengembangan koleksi yang sulit untuk dilakukan, tetapi langkah ini  juga merupakan suatu proses yang penting. Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran  atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang di gunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka,  dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka. sementara Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan. Nilai informasi yang dikandung didalam suatu bahan pustaka, serta harga bahan pustaka yang relative cukup mahal, mengharuskan perpustakaan melakukan upaya-upaya pelestarian. Upaya pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal informasi yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga bahan pustaka yang dimiliki agar tidak cepat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai macam serangga, rayap, pemakaian oleh pengguna perpustakaan, cuaca dan kondisi alam (basah, lembab, sinar matahari dan lain-lain).
Dengan demikian upaya pelestarian ini dapat menjaga dan melindungi bahan pustaka supaya menjadi lebih awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991:271-274) disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpannnya. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan pustaka.
        Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung, pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha alih media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam program yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang bertanggung jawab atas program pengawetan dan pelestarian ini, yang dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi perpustakaan, pengawas gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi induk setempat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna yang meningkat dan berubah dari waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi perpustakaan yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan makin bertambah banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka 
akan berkurang manfaatnya, misalnya karena ada perkembangan baru sehingga diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka, memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya pemeliharaan, sehingga perlu mengurangi buku-buku yang benarbenar sudah tidak bermanfaat. by Han - UT Malang / Pokjar Pacitan. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha penyegaran koleksi melalui kegiatan penyiangan koleksi perpustakaan menjadi sangat penting, terutama untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan misi perpustakaan.
1.     LANDASAN TEORI
Dalam rangka melaksanakan kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka, maka diperlukan tenaga untuk merealisasikan kegiatan itu. Dalam kedinasan tentunya tenaga-tenaga itu harus berada dalam suatu struktur organisasi. Berdasarkan jenis dan besar kecilnya (ukuran) perpustakaan, maka dikemukakan beberapa model organisasi perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
Perawatan dan pelestarian bahan pustaka di Indonesia masih mengalami berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga pelestarian, belum adanya lembaga pendidikan yang mengkhususkan daripada bidang keahlian ini, belum jelasnya tingkat pendidikan yang dibutuhkan untuk keahlian ini. Di samping itu banyak
pimpinan serta pemegang kebijakan belum memahami pentingnya pelestarian bahan pustaka, sehingga mengakibatkan kurangnya dana, perhatian, dan fasilitas yang tersedia. By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan
Kebutuhan pengguna perpustakaan akan berubah dari waktu ke waktu. Di samping itu dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka beberapa bahan pustaka menjadi usang isinya. Untuk menjaga agar koleksi perpustakaan dapat bermanfaat bagi penggunanya, maka selain koleksi itu perlu ditambah, koleksi itu perlu pula disiangi. Peraturan tertulis mengenai penyiangan perlu dimiliki oleh sebuah perpustakaan, agar pelaksanaan penyiangan konsisten dari waktu ke waktu.
1.     RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang:
  1. Prosedur Penyiangan
  2. Penyiangan Koleksi Bahan pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
Penyiangan Koleksi yaitu proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan karena suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna perpustakaan yang bersangkutan, atau terjadi perubahan subjek untuk bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Dalam rangka pemeliharaan bahan pustaka dan upaya kegiatan preservasi dan konservasi informasi, Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi buku-buku teks yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Penyiangan koleksi ini dilakukan karena tuntutan kebutuhan ruang yang terus bertambah seiring dengan pertambahan koleksi buku teks yang terus bertambah juga jumlahnya.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya, atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar, yang pada kenyataanya pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat buku-buku tersebut menjadi tidak laku. By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan.

Buku-buku teks dengan kondisi yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi atau buku rusak, termasuk dalam kategori buku-buku yang harus disiangi. Buku-buku yang termasuk dalam kategori buku rusak adalah buku-buku yang halamannya tidak lengkap dan sudah tidak bisa diusahakan untuk dilengkapi, buku dengan kondisi banyak sobekan hingga tidak bisa dipakai (brodol dan lusuh/lecek), dan kondisi-kondisi lain yang membuat buku tersebut secara phisik tidak bisa dipajang dalam rak buku untuk dilayangkan.
A. Prosedur Penyiangan
1. Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah, brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
3. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.
4. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik. by Han - UT Malang / Pokjar Pacitan
5. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.

6. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
7. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih membutuhkan.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya, atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar yang pada kenyataanya pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat buku-buku tersebut menjadi tidak laku.
Pelaksana kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku adalah petugas yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Karena pada tahap awal pelaksanaan penyiangan/pencabutan adalah di bagian cadangan. Selanjutnya direncanakan proses penyiangan/pencabutan selanjutnya diteruskan di bagian layanan buku-buku teks yang bisa dipinjam (sirkulasi) yang pelaksanaanya akan dilakukan pada waktu dan oleh petugas tersendiri (diproyekan). By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan

Semua buku-buku hasil penyiangan/pencabutan yang disimpan di gudang, di data oleh petugas bagian cadangan. Dan sewaktu-waktu ada pertanyaan tentang buku-buku tersebut, data dan buku siap untuk diberikan/dilayankan. Proses selanjutnya (proses akhir) dari kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku yang kurang atau tidak dipakai sama sekali, akan dibicarakan di tingkat pimpinan perpustakaan dan universitas lebih lanjut. Apakah akan di selamatkan informasinya (alih media), disumbangkan atau dihanguskan data dan phisiknya
Fungsi dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi, adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga kelestariaannya sehingga dapat digunakan lebih lama
2. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan tahan lama
3. Fungsi Kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun pengguna perpustakaan terjaga kesehatannya
4. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
5. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan pustaka diperlukan kesabaran yang besar
6. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan dengan pihak luar
7. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan pemeliharaan bahan pustaka
8. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
B. Penyiangan Bahan Pustaka
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain , atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru . pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi adalah sebagai berikut:
  • Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi
  • Edisi dan cetakan lama
  • Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
  • Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
  • Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
Dengan melakukan proses penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan bertujuan untuk memelihara ke-up-date-an, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Dan solusi dari bahan pustaka yang disiangi yaitu dengan cara menjualnya, pertukaran antar perpustakaan, atau memberikan hadiah kepada yang membutuhkannya.
Adapun prosedurnya menurut sebagai berikut:
  • menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan atau kandungan informasi
  • Menentukan jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah, brosur, kaset rekaman, laporan tahunan.
  • Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.
  • Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
  • Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
  • Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut digedung atau bisa ditawarkan ke perpustakaan lain yang membutuhkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawatan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan dengan tujuan melestarikan kandungan informasi bahan pustaka.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka maka diperlukan tenaga untuk merealisasikan kegiatan itu. Dalam kedinasannya tentunya tenaga – tenaga itu harus berada dalam suatu struktur organisasi.
Dalam rangka pemeliharaan bahan pustaka dan upaya kegiatan preservasi dan konservasi informasi, Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi buku-buku teks. Penyiangan koleksi ini dilakukan karena tuntutan kebutuhan ruang yang terus bertambah seiring dengan pertambahan koleksi buku teks yang terus bertambah juga jumlahnya.
Tujuan dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
- Menyelamatkan nilai informasi suatu dokumen
- Menyelamatkan fisik dari suatu dokumen
- Mengatasi kendala kekurangan ruang
- Mempercepat proses temu balik informasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan IPI F.Adab UIN Suka, 2003
2. Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
3. Yulia, Yuyu, dkk. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009