Kamis, 17 Oktober 2013

MAKALAH FENOMENA KERUSAKAN MORAL DAN SOLUSINYA

PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG 

     Seperti yang di muat dalam pancasila khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan untuk hidup adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia. Menurut Moetojib (2008:01) langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi persoalan bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri bangsa (Nation and character building). Selain melakukan rekonstruksi moral juga melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah strategi memperkuat komitmen kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Dari pengamatan penulis terhadap gaya hidup dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja putri yang berpakaian seksi dan menggugah gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga pemuda yang membentuk gank dan sering kumpul di perempatan jalan sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat sekitar. Dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia saat ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita. Dengan memperhatikan ulasan uraian di atas, maka penulis membuat makalah yang berjudul “Fenomena Kerusakan Moral dan Solusinya “. 

B. Rumusan Masalah 
      Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 
1. Apakah pengertian moral dan kerusakan moral? 
2. Apakah faktor-faktor penyebab kerusakan moral? 
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kerusakan moral? 

C. Tujuan 
     Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui pengertian moral dan kerusakan moral 
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan moral 
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi kerusakan moral 

BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Moral dan Kerusakan Moral Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, moral adalah: 
  1. Ajaran) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila:  mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan; 
  2. Kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur yg tinggi; 
  3. Ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dr suatu cerita; Dalam Wikipedia dijelaskan, Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi, Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya ketika seseorang tidak mampu berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau dalam artian melanggar maka itulah awal dari terjadinya kerusakan moral. 
B. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Moral
     Kerusakan moral saat ini sudah sampai pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada semua level masyarakat. Anak-anak remaja hingga orang dewasa sudah banyak yang terjangkit penyakit ini. Maraknya kenakalan dikalangan remaja; pergaulan bebas, tawuran, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral remaja kita sudah rusak. Para pejabat sudah tidak mempunyai rasa malu meminta dan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Para wanita lebih senang pamer aurat dimuka umum dan bergaul tanpa batas. Dengan alasan seni para artis dan media telah meracuni masyarakat dengan tontonan yang merusak akhlak. Jika disebut satu persatu secara rinci potret kerusakan moral masyarakat kita terlalu sempit media ini untuk memuatnya. Tetapi hal itu dapat kita rasakan secara nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Kemajuan teknologi justru menambah cepatnya virus ini menjalar ditengah masyarakat kita. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan moral adalah sebagai berikut : 
  1. Kemajuan teknologi, Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positiftetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video porno yang semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau menanyakan kepada temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral. 
  2. Memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi. Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki landasan agama yang baik,maka apa berani dia memakan uang rakyat(Korupsi)?! 
  3. Pengaruh lingkungan. Tidak semua guru itu punya sifat yang buruk dan sebaliknya. Terkadang seorang guru melakukan kesalahan karena ada pengaruh buruk dari linkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan rumah dan pengaruh kurang baik dari guru lain dapat mendorong seorang guru untuk berbuat kesalahan.selain itu Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula. 
  4. Hilangnya kejujuran. Berdasarkan laporan hasil investigasi sebuah lembaga survei dinyatakan bahwa korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) menurut data dari Transperenscy International. 
  5. Hilangnya Rasa Tanggung Jawab.     Sebelum bendungan Situ Gintung jebol, Kompas 28 Juli 2008 memberitakan bahwa sebanyak 50 bendungan dari total 106 dinyatakan rusak. Rusaknya infrastruktur pengairan ini menurut penelitian disebabkan perawatan operasional bangunan yang kurang memadai. Masalah seperti ini terjadi juga pada infrastruktur lainnya seperti banyaknya gedung yang hampir roboh. Kasus lain adalah rusaknya beberapa ruas rel kereta api yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum. Berita-berita tersebut merupakan cermin bahwa telah terjadi penurunan moral tanggung jawab di masyarakat yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan masyarakat. 
  6. Tidak Berpikir Jauh ke Depan (Visioner) Eksploitasi alam adalah salah satu bentuk dari produk berpikir jangka pendek. Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH, 2002). Akibat dari berbagai eksploitasi alam telah menimbulkan berbagai bencana. Dalam kurun waktu 2006-2007 bencana ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan) tercatat 840 kejadian bencana. 
  7. Rendahnya Disiplin.      Pada Sabtu, 9 Februari 2008 Suara Karya memberitakan bahwa ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di DKI Jakarta dan berbagai daerah nekat tidak masuk kerja alias mangkir pada hari pascalibur Imlek 2559 (8/2). Kasus mangkir, selalu terjadi setiap hari kejepit atau pascalibur (cuti) nasional. Disebutkan bahwa meski ada aturan PP No.30/1980 yang menyatakan bahwa ada tiga tingkatan pemberian sanksi kepada PNS dari mulai hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat, namun budaya mangkir ini masih kental di kalangan pegawai negeri. Hal ini merupakan cermin karakter bangsa yang mengabaikan budaya disiplin. 
  8. Kriris Kerjasama Terjadinya perpecahan dan benturan di antara komponen masyarakat menunjukkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis persatuan dan melunturnya budaya kerjasama. Demikian juga dengan jumlah kasus tawuran di antara mahasiswa dan pelajar yang cenderung meningkat. 
  9. Krisis Keadilan Partnership for Governance Reform pada 2002 menempatkan lembaga peradilan di Indonesia menempati peringkat lembaga terkorup menurut persepsi masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun 2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di lembaga peradilan menempati urutan tertinggi. 
  10. Krisis Kepedulian Media massa beberapa waktu yang lalu melaporkan adanya beberapa warga masyarakat yang meninggal akibat kelaparan. Berita ini menunjukan bahwa kepedulian juga telah menipis dalam kehidupan masyarakat. Jika kita melihat potret kehidupan bangsa saat ini, maka jelas terlihat bahwa masalah moral sesungguhnya merupakan hal yang tidak kalah penting dibanding masalah ekonomi. Jika hal itu dibiarkan, akan mengancam masa depan bangsa. Namun sayang, masalah moral ini kerap terpinggirkan dari agenda dan rencana para calon pemimpin bangsa. 
C. Solusi Mengatasi Kerusakan Moral 
     Dahulu bangsa Indonesia dikenal karena moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur, santun dan beragama. Sayang citra baik ini tidak di jaga. Perlu diingat modal kemajuan suatu bangsa sangat didukung generasi yang cerdas, bijak dan bermoral. Namun akhir-akhir ini, gejala kemerosotan moral benar-benar mengkhawatirkan. Masalah ini bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan bangsa. Masalah-masalah moral pun telah menjadi persoalan yang banyak menyita perhatian dari banyak kalangan, terutama dari pendidik, alim ulama, tokoh masyarakat, dan orang tua. Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah moral, namun hasilnya masih belum menggembirakan. Kita patut prihatin atas kondisi moralitas bangsa ini. Betapa tidak, moralitas, sebagai hasil dari pendidikan, ternyata tidak bisa disebut membanggakan. Moralitas yang ada justru sangat jauh dari nilai-nilai normatif yang selama ini dijunjung tinggi. Semua itu sungguh sangat disayangkan dan telah mencoreng kredibilitas dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan akhlak yang baik, justru malah menunjukkan tingkah laku yang buruk. Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi di masyarakat maka solusi yang untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
  • Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri. Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik,maka ia akan timbul kepribadian yang baik juga. Dan apabila seseorang bergaul pada kondisi lingkungan yang kurang baik,maka akan timbul kepribadian yang kurang baik juga.
  • Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. Seperti halnya karena kurangnya perhatian orang tua,seseorang akan cenderung melampiaskan amarahnya pada orang lain dengan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh kaum muda.
  • Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
  • Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh. Dengan kita mendektkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal shaleh,tentu akan membuat kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan Allah. Seperti halnya dalam surat Al-Qalam ayat 4 “ Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada pada landasan akhlak yang agung.” Sebaiknya,kita sebagai manusia yang telah diberi akal dan fikiran oleh sang maha kuasa harus dimanfaatkan secara optimal. Kita harus berfikir cerdas tentang bagaimana cara mengaplikasikan sesuatu hal agar dapat menimbulkan efek yang baik bagi kita. Terutama dalam memilih hal yang kita sukai seperti halnya trend masa kini,idola,dan lain sebagainya. 
  • Adanya mata kuliah Pendidikan moral dan Pengembangan karakter salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan yang didikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri masing-masing akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral bangsa. Lalu pendidikan agama yang didalamnya terdapat berbagai pendekatan untuk menuju moral yang lebih baik serta memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 
  • Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-baiknya.
Perlu Adanya Solusi Untuk Yang Ini

Jumat, 04 Oktober 2013

CONTOH SURAT LAMARAN KERJA

                                                             Contoh surat lamaran kerja                                           
Makassar, 05 Oktober 2013 

KEPADA :
YTH. POKJA Satker PKP-SS ULP SNVT
PROPINSI SULAWESI SELATAN
DI – MAKASSAR

YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI :

    1. NAMA                                       : TEKKA BANCIN, S.Ip 
    2. TEMPAT / TANGGAL LAHIR    : NANJOMBAL/ 01 APRIL 1992 
    3. JENIS KELAMIN                       : LAKI-LAKI 
    4. AGAMA                                     : ISLAM 
    5. PENDIDIKAN TERAKHIR          : S1 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI 
    6. ALAMAT                                     : BTN. BUKIT GRAHA GARAGANTI BLOK F.11 
    7. NO. TELP / HP.                           : 0821 8825 9283 

        DENGAN HORMAT MENGAJUKAN PERMOHONAN KEPADA BAPAK, KIRANYA KAMI DAPAT DITERIMA MENJADI TENAGA FASILITATOR PROVINSI PADA PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN ( PPIP ) T.A 2013

SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN BAPAK, BERSAMA INI KAMI LAMPIRKAN :

1. FOTO COPY IJASAH TERAKHIR YANG DILEGALISIR LENGKAP DENGAN TRANSKRIP NILAI
2. PAS FOTO WARNA UKURAN 4 X 6 CM ( 3 LEMBAR )
3. CURICULUM VITAE ( CV )
4. FOTOCOPY KTP
5. SURAT PERNYATAAN BERSEDIA DIBERHENTIKAN MENJADI FASILITATOR MASYARAKAT ( FM ) APABILA TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS
6. SURAT PERNYATAAN TIDAK SEDANG ADA KEGIATAN LAIN ( DOUBLE JOB )
7. SURAT PERNYATAAN SIAP DITEMPATKAN DIDAERAH YANG DITUGASKAN
8. FOTO COPY NPWP
9. FOTOCOPY NOMOR REKENING BNI
10. DAFTAR ISIAN KUALIFIKASI

         DEMIKIAN PERMOHONAN KAMI, KIRANYA BAPAK DAPAT MEMPERTIMBANGKANYA. SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI HATURKAN TERIMA KASIH.


                                                                                                              PEMOHON 
  


                                                                                                        TEKKA BANCIN, S.Ip

Sabtu, 21 September 2013

Sarana Bibliografi

Oleh Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Sarana Bibliografi 
A. LAYANAN RUJUKAN & BIBLIOGRAFI 
Layanan rujukan dan bibliografi mencakup tugas-tugas dalam memberi bantuan supaya sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan atau unit informasi lainnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemustaka. Layanan Referen/rujukan merupakan layanan yang menjawab pertanyaan baik secara langsung, telepon/surat, layanan dengan cara menunjukkan dokumen, orang atau lembaga yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

B. FUNGSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN 
1. Fungsi Pendidikan : untuk menunjang program pendidikansepanjang masa, yaitu koleksi-koleksi yang sesuai dan relevan untuk jenis dan tingkat pendidikan masyarakat pemakainya
2. Fungsi Rujukan/Referen: untuk memberi bantuan kepada pemakai dengan menyediakan sumber-sumber rujukan dan saarana bibliografi yang diperlukan dalam penelusuran informasi.
3. Fungsi Umum: berhubungan dengan tugas perpustakaan dalam menyediakan berbagai macam sumber informasi dari berbagai subjek/disiplin ilmu.

C. SUMBER INFORMASI 
1. SUMBER PRIMER:
Karya asli yang melaporkan hasil penelitian ilmiah, merupakan hasil pengamatan, diskripsi produk, dan menyiarkan hasil, kesimpulan dari suatu penelitian.
1. Majalah Ilmiah
2. Laporan Penelitian
3. Laporan pertemuan ilmiah/prosiding
4. Paten
5. Standart
6. Literatur Niaga
7. Tesis dan desirtasi doktor

2. SUMBER SEKUNDER:
disusun berdasrkan sumber-sumber primer, membantu mempermudah penelusuran sumber-sumber primer, disusun menurut pola tertentu agar mudah digunakan, pengetahuan yang didapat bukan pengetahuan baru melainkan pengetahuan olahan.
1. Indek dan abstrak
2. tinjauan Perkembangan
3. Survei literatur/ bibliografi subjek
4. buku-buku rujukan (ensiklopedi, kamus, buku pedoman, tabel=tabek,
5. Buku-buku Ilmiah (monograf, buku teks)

3. SUMBER TERSIER
merupakan kelompok sumber informasi yang kurang jelas batasannya, terutama cakupan subjeknya. Pada umumnya pendayagunaanya tidak memerlukan pengetahuan mengenai bidang ilmu tertentu sebagaimana dalam sumber primer atau skunder.Mencakup:
1. Almanak
2. Bibliografi, seperti:
a. Daftar Buku/Majalah
b. Katalog Induk Majalah
c. Daftar Indeks dan Abstrak
3. Pedoman Literatur
4. Daftar penelitian
5. Buku Petunjuk (Direktory)

D. POLA PENGGUNAAN LITERATUR 
-Pendekatan Mutakhir untuk Keperluan kemutakhiran dalam bidang spisialisasinya, juga untuk mengetahui perkembangan ilmu yang lebih luas tentang subjek tertentu. Untuk itu perlu misalnya:Majalah Inti, tinjauan Perkembangan, Majalah Sari (abstrak). -Pendekatan Sehari-hari Dalam pekerjaan sehari-hari seorang peneliti memerlukan data, fakta atau informasi dasar dengan cepat. Ensiklopedi, Kamus, dan Buku Pedoman (Handbook)
-PENDEKATAN MENYELURUH
Ketika baru memulai prenelitian, mereka perlu tahu apa saja yang pernah terbit tentang subjek tertentu. Untuk itu perlu sarana Bibliografi seperti majalah Indek dan sari, juga buku-buku ilmiah, teks dan monograf. Kegiatan menyeluruh ini perlu penelusuran Literatur. -MEMBACA-BACA Cara Pendekatan yang tidak berdasarkan rencana tertentu adalah Browsing. Pelayanan perpustakaan yang terbuka (open access) sangat membantu pendekatan ini.  
1. Kegiatan Pokok Layanan Referen
2. Memberikan informasi bersifat umum, baik mengenai hal-hal yang umum, mengenai perpustakaan maupun khusus mengenai pelayanan referensi-nya.
3. Memberikan informasi yang bersifat spisifik/khusus, yang untuk itu diperlukan bantuan koleksi referensi.
4. Memberikan bantuan menelusur informasi sampai ditemukan informasi yang dibutuhkan pemakai baik melalui koleksi referensi perpustakaan yang bersangkutan maupun perpustakaan yang lain.
5. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka dengan menggunakan katalog, bibliografi, komputer dan alat-alat yang ada.
6. Memberikan pengarahan kepada pemakai untuk menemukan pokok bahasan tertentu
7. Memberikan bimbinan secara klasikal dan formal kepada pemakai tentang bahan pustaka, penggunaan dan pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.
 Kegiatan Penunjang Layanan Referen
1. Menjalin kerja sama yang baik dengan perpustakaan lain dalam rangka memberikan layanan jasa informasi, termasuk di dalamnya kegiatan pinjam antar perpustakaan (inter library loan).
2. Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikal untuk memberikan pengetahuan da ketrampilan kepada pemakai perpustakaan tentang penggunaan koleksi referensi, dan pemilihan bahan pustaka yang berbobot ilmiah.
3. Mempromosikan koleksi perpustakaan kepada umum dengan cara :
4. Menyelenggarakan Pameran perpustakaan kerja sama dengan penerbit
5. Menerbitkan Bibliografi Perpustakaan
6. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan statistik pelaksanan kegiatan pelayanan referensi -Membuat Indeks -Membuat Kliping -Membuat Abstrak -Membuat Koleksi Tandon (Reservation) -Membuat jajaran Vertikal (vertical File) -Memberikan bimbingan belajar khususnya pada perpustakaan-perpustakaan sekolah untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

E. FAKTOR KESUKSESAN LAYANAN REFEREN 
1. Kelengkapan Koleksi Koleksi referen yang layaknya dimiliki perpustakaan adalah sebagai berikut : -Kamus
-Ensiklopedi
-Buku Pegangan (handbook)
-Almanak
-Laporan Penelitian Ilmiah
-Directory -Katalog Induk
-Sumber Biografi
-Sumer Geografi
-Index dan Abstrak
-Buku Tahunan
-Kliping Artikel dan lain-lain

F. FAKTOR KESUKSESAN LAYANAN REFEREN 2 
1. Kemampuan Petugas Referensi -Wawasan dan Pengetahuan Umum -Pengetahuan tentang macam, cara dan penggunaan koleksi Referensi -Pengetahuan bidang perpustakaan -Kemampuan untuk memahami kebutuhan user -Kemampuan di bidang Teknologi nformasi (TI) -Kemampuan berkomunikasi dengan baik

G. SUSUNAN ENTRY BAHAN RUJUKAN 
1. ALPHABETIS: Contoh kamus, ensiklopedi
2. KLASIFIKASI: berdasarkan nomor klasifikasi subjeknya
3. KRONOLOGIS menurut waktu misalnya Outline sejarah
4. TABEL: seperti statistik 5. WILAYAH: seperti peta dan atlas

H. EVALUASI BAHAN RUJUKAN 
1. CAKUPAN
2. OTORITAS PENGARANG
3. PENERBIT
4. KEMUTAHIRAN (TAHUN TERBIT)
5. SUSUNAN ENTRY
6. INDEK Dengan membaca Halaman Judul, kata pengantar, Isi, dan indeknya.

 I. BIBLIOGRAFI 
1. BIBLIOGRAFI SISTEMATIS Sebagai daftar enumarative/sistematical bibliografphy. 2. BIBLIOGRAFI ANALITIS meneliti buku-buku langka, sejarah pembuatan kertas, penulisan, Segi fisik: kertasnya, ilustrasi, penjilidan, teks dan huruf yang dipakai.
J. MACAM BIBLIOGRAFI
1. BIBLIOGRAFI UNIVERSAL mencakup semua terbitan, tidak terbatas pada subjek, daerah, waktu, bahasa, juga tidak terbatas pada bentuk terbitan.
2. BIBLIOGRAFI KHUSUS: SUBJEK
3. BIBLIOGRAFI NASIONAL bahan-bahan yang diterbitkan disuatu negara/daerah, atau diterbitkan dalam satu bahasa. SIFAT:
1. CURENT
2. RETROSPEKTIF DAN
3. SELEKTIF YANG DICATAT DALAM BIBLIOGRAFI : BUKU DAN BAHAN NON BUKU
4. TRADE BIBLIOGRAPHY bibliografi perdangan, komersial: merupakan output dari sutu negara atau lebih, mencakup buku-buku yang inprint
5. BIOBIBLIOGRAFI, yaitu daftar buku-buku yang dirancang oleh dan tentang orang tersebut.Terbitan-terbitan mengenai perorangan atau daftar yang ditulis oleh orang lain.
6. BIBLIOGRAFI OF BIBLIOGRAFI :
daftar dari bibliografi yang mencakup seluruh terbitan di dunia. Contoh A World bibliography of bibliographic Menurut UNESCO Jenis Bibliografi ada:
1. Bibliografi Umum: buku, pamflet yang dijual di tiap negara, terbitan perguruan tinggi, terbitan pemerintah 2. Bibliografi Buku dan pamflet yang tidak dijual
3. Indek artikel majalah
4. Bibliografi peta dan atlas
5. Bibliografi karya Musik
6. Bibliografi Bahan non buku
7. Bibliograi karya perguruan tinggi yang tidak diterbitkan
8. Bibliografi terbitan pemerintah
9. Direktory majalah dan harian yang mutahir
10. Direktory penerbit dan toko buku
11. Direktory lembaga ilmiah, perpustakaan dan sejenisnya

K. EVALUASI BAHAN RUJUKAN 
1. Outoritas:pengarang/editor/penyusun, Ket.penerbitan.
2. Judul, anak judul, Judul Seri (kalau ada)
3. Cakupan
4. Susunan Entry
5. Indek
6. Contoh Entry dan cara menelusur

L. TUJUAN PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI 
1. Untuk menyusun bibliografi tentang subjek tertentu
2. Untuk keperluan promosi
3. Untuk Keperluan karya tulis
4. Untuk keperluan khusus
5. Atas permintaan pejabat untuk maksud tertentu

M. SUMBER BIOGRAFI 
Buku yang berisi riwayat hidup orang (biasanya tokoh-tokoh penting) Contoh: Apa dan Siapa di Indonesia, Who’s who in the world, Who was who in American History Contoh Gambar Bibliografi
saranabibliografi


Minggu, 16 Juni 2013

FITUR-FITUR SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

fitur sistem otomasi dan perpus digital
MODUL SISTEM OTOMASI
Modul Data Induk Anggota
Modul Data Induk Pustaka
Modul Transaksi Pustaka
Modul Cetak
Modul Konfigurasi Transaksi dan Sistem
Modul Pelaporan dan Statistik

COPY CATALOGING
Copy Cataloging (katalogisasi salinan) merupakan salah satu layanan yang dapat dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Mekanisme Layanan Copy Cataloging
Ada dua standar yang dapat digunakan yaitu:
1. Standar format INDOMARC yang sudah banyak digunakan di Indonesia
2. Format standar DUBLIN CORE, yang belakangan banyak digunakan untuk layanan dokumen digital melalui perpustakaan digital. 
INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA
Informasi yang berbentuk multimedia merupakan informasi yang disampaikan dengan menggabungkan beberapa elemen informasi. 
A. Informasi Multimedia 
Informasi yang berbentuk multimedia merupakan informasi yang disampaikan dengan menggabungkan beberapa elemen informasi.
B. Sistem Informasi Berbasis Multimedia
Sistem informasi berbasis multimedia merupakan sebuah sistem informasi dengan konsep menggunakan masukan dan keluaran dengan bentuk data multimedia.

Tekka Bancin: Makalah Ushul Fiqh (Tharah)

Tekka Bancin: Makalah Ushul Fiqh (Tharah): Tharah ( Bersuci )   BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki iba...

Jumat, 31 Mei 2013

Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.     LATAR BELAKANG
Penyiangan merupakan salah satu langkah dalam pengembangan koleksi yang sulit untuk dilakukan, tetapi langkah ini  juga merupakan suatu proses yang penting. Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran  atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang di gunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka,  dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka. sementara Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan. Nilai informasi yang dikandung didalam suatu bahan pustaka, serta harga bahan pustaka yang relative cukup mahal, mengharuskan perpustakaan melakukan upaya-upaya pelestarian. Upaya pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal informasi yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga bahan pustaka yang dimiliki agar tidak cepat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai macam serangga, rayap, pemakaian oleh pengguna perpustakaan, cuaca dan kondisi alam (basah, lembab, sinar matahari dan lain-lain).
Dengan demikian upaya pelestarian ini dapat menjaga dan melindungi bahan pustaka supaya menjadi lebih awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991:271-274) disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpannnya. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan pustaka.
        Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung, pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha alih media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam program yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang bertanggung jawab atas program pengawetan dan pelestarian ini, yang dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi perpustakaan, pengawas gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi induk setempat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna yang meningkat dan berubah dari waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi perpustakaan yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan makin bertambah banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka 
akan berkurang manfaatnya, misalnya karena ada perkembangan baru sehingga diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka, memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya pemeliharaan, sehingga perlu mengurangi buku-buku yang benarbenar sudah tidak bermanfaat. by Han - UT Malang / Pokjar Pacitan. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha penyegaran koleksi melalui kegiatan penyiangan koleksi perpustakaan menjadi sangat penting, terutama untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan misi perpustakaan.
1.     LANDASAN TEORI
Dalam rangka melaksanakan kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka, maka diperlukan tenaga untuk merealisasikan kegiatan itu. Dalam kedinasan tentunya tenaga-tenaga itu harus berada dalam suatu struktur organisasi. Berdasarkan jenis dan besar kecilnya (ukuran) perpustakaan, maka dikemukakan beberapa model organisasi perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
Perawatan dan pelestarian bahan pustaka di Indonesia masih mengalami berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga pelestarian, belum adanya lembaga pendidikan yang mengkhususkan daripada bidang keahlian ini, belum jelasnya tingkat pendidikan yang dibutuhkan untuk keahlian ini. Di samping itu banyak
pimpinan serta pemegang kebijakan belum memahami pentingnya pelestarian bahan pustaka, sehingga mengakibatkan kurangnya dana, perhatian, dan fasilitas yang tersedia. By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan
Kebutuhan pengguna perpustakaan akan berubah dari waktu ke waktu. Di samping itu dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka beberapa bahan pustaka menjadi usang isinya. Untuk menjaga agar koleksi perpustakaan dapat bermanfaat bagi penggunanya, maka selain koleksi itu perlu ditambah, koleksi itu perlu pula disiangi. Peraturan tertulis mengenai penyiangan perlu dimiliki oleh sebuah perpustakaan, agar pelaksanaan penyiangan konsisten dari waktu ke waktu.
1.     RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang:
  1. Prosedur Penyiangan
  2. Penyiangan Koleksi Bahan pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
Penyiangan Koleksi yaitu proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan karena suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna perpustakaan yang bersangkutan, atau terjadi perubahan subjek untuk bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Dalam rangka pemeliharaan bahan pustaka dan upaya kegiatan preservasi dan konservasi informasi, Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi buku-buku teks yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Penyiangan koleksi ini dilakukan karena tuntutan kebutuhan ruang yang terus bertambah seiring dengan pertambahan koleksi buku teks yang terus bertambah juga jumlahnya.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya, atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar, yang pada kenyataanya pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat buku-buku tersebut menjadi tidak laku. By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan.

Buku-buku teks dengan kondisi yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi atau buku rusak, termasuk dalam kategori buku-buku yang harus disiangi. Buku-buku yang termasuk dalam kategori buku rusak adalah buku-buku yang halamannya tidak lengkap dan sudah tidak bisa diusahakan untuk dilengkapi, buku dengan kondisi banyak sobekan hingga tidak bisa dipakai (brodol dan lusuh/lecek), dan kondisi-kondisi lain yang membuat buku tersebut secara phisik tidak bisa dipajang dalam rak buku untuk dilayangkan.
A. Prosedur Penyiangan
1. Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah, brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
3. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.
4. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik. by Han - UT Malang / Pokjar Pacitan
5. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.

6. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
7. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih membutuhkan.
Kegiatan penyiangan koleksi buku-buku teks ini diakukan sebagai usaha untuk mengeluarkan atau menarik buku-buku teks yang kurang pemanfaatannya, atau bahkan tidak termanfaatkan sama sekali. Buku-buku teks tersebut biasanya adalah buku-buku yang merupakan hadiah dari pihak luar yang pada kenyataanya pemanfaatan bagi users kurang atau tidak ada sama sekali. Buku-buku tersebut biasanya memiliki subyek yang tidak sesuai dengan jurusan atau program studi yang ada di universitas. Selain itu faktor bahasa yang kurang dikenal dan tahun terbit yang sudah tidak bisa dikatakan baru lagi, adalah faktor yang membuat buku-buku tersebut menjadi tidak laku.
Pelaksana kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku adalah petugas yang ada di bagian layanan koleksi cadangan. Karena pada tahap awal pelaksanaan penyiangan/pencabutan adalah di bagian cadangan. Selanjutnya direncanakan proses penyiangan/pencabutan selanjutnya diteruskan di bagian layanan buku-buku teks yang bisa dipinjam (sirkulasi) yang pelaksanaanya akan dilakukan pada waktu dan oleh petugas tersendiri (diproyekan). By Hanung Prasetya Utomo / UPBJJ-UT Malang Pokjar Pacitan

Semua buku-buku hasil penyiangan/pencabutan yang disimpan di gudang, di data oleh petugas bagian cadangan. Dan sewaktu-waktu ada pertanyaan tentang buku-buku tersebut, data dan buku siap untuk diberikan/dilayankan. Proses selanjutnya (proses akhir) dari kegiatan penyiangan/pencabutan buku-buku yang kurang atau tidak dipakai sama sekali, akan dibicarakan di tingkat pimpinan perpustakaan dan universitas lebih lanjut. Apakah akan di selamatkan informasinya (alih media), disumbangkan atau dihanguskan data dan phisiknya
Fungsi dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi, adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga kelestariaannya sehingga dapat digunakan lebih lama
2. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan tahan lama
3. Fungsi Kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun pengguna perpustakaan terjaga kesehatannya
4. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
5. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan pustaka diperlukan kesabaran yang besar
6. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan dengan pihak luar
7. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan pemeliharaan bahan pustaka
8. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
B. Penyiangan Bahan Pustaka
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain , atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru . pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
Adapun alasan dilakukannya bahan pustaka yang perlu dikeluarkan dari koleksi adalah sebagai berikut:
  • Bahan pustaka yang isinya sudah tidak sesuai lagi
  • Edisi dan cetakan lama
  • Bahan pustaka yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
  • Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap
  • Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak
Dengan melakukan proses penyiangan bahan pustaka ini perpustakaan bertujuan untuk memelihara ke-up-date-an, keaktifan dan manfaat koleksi tersebut yang merupakan refleksi dari sasaran dan tujuan perpustakaan. Dan solusi dari bahan pustaka yang disiangi yaitu dengan cara menjualnya, pertukaran antar perpustakaan, atau memberikan hadiah kepada yang membutuhkannya.
Adapun prosedurnya menurut sebagai berikut:
  • menentukan persyaratan koleksi yang akan disiangi misalnya atas dasar usia terbit, subjek, cakupan atau kandungan informasi
  • Menentukan jenis koleksi yang ingin disiangi seperti buku, majalah, brosur, kaset rekaman, laporan tahunan.
  • Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, dan menghapus data dari pangkalan data/ opac.
  • Koleksi perpustakaan yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
  • Membuat berita acara tentang penyiangan koleksi untuk keperluan administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
  • Menyimpan koleksi hasil penyiangan tersebut digedung atau bisa ditawarkan ke perpustakaan lain yang membutuhkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawatan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan dengan tujuan melestarikan kandungan informasi bahan pustaka.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka maka diperlukan tenaga untuk merealisasikan kegiatan itu. Dalam kedinasannya tentunya tenaga – tenaga itu harus berada dalam suatu struktur organisasi.
Dalam rangka pemeliharaan bahan pustaka dan upaya kegiatan preservasi dan konservasi informasi, Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi buku-buku teks. Penyiangan koleksi ini dilakukan karena tuntutan kebutuhan ruang yang terus bertambah seiring dengan pertambahan koleksi buku teks yang terus bertambah juga jumlahnya.
Tujuan dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
- Menyelamatkan nilai informasi suatu dokumen
- Menyelamatkan fisik dari suatu dokumen
- Mengatasi kendala kekurangan ruang
- Mempercepat proses temu balik informasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Qalyubi, Syihabuddin, dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan IPI F.Adab UIN Suka, 2003
2. Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
3. Yulia, Yuyu, dkk. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009