Senin, 09 Desember 2013

Psikologi Pendidikan

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

     Dalam psikologi belajar ,proses berarti cara atau langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil –hasil tertentu (Reber,1988).Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.perubahan itu positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. 

B. Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagaiberikut : 
  1. Apa yang dimaksud dengan pengolahan informasi ? 
  2. Apa yang dimaksud dengan model pengolahan pengolahan informasi ? 
  3. Apa yang menyebabkan orang mengingt dan melupakan ? 
  4. Bagaimana strategi daya ingat dapat diajarkan ? 
  5. Apa yang membuat informasi bermakna ? 
 BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Pengolahan Informasi 

     Teori pengolahan informasi Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan informasi memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar.Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas. Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini. Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu: 
  1. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory. 
  2. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak. 
  3. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya. 
B. Model Pengolahan Informasi 

     Model pengolahan informasi adalah teori pembelajaran menggambarkan proses yang menyababkan informasi di ingat atau di lupakan. Macam- macam model pengolahan informasi: 
  1. Rekaman indra Komponen pertama sistem daya ingat yang di temui informasi sendiri yang sedang masuk ialah rekaman indra. Rekaman indra (sensory register) menerima informasi dalam jumlah besar dari masing-masing indra (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan menahanya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik kalau tidak yang terjadi pada informasi yang ditahan dalam rekaman indra, informasi tersebut cepat hilang. Keberadaan rekaman indra mempunyai dua implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi mereka ingin mengingatnya. Kedua, diperlukan waktu untuk membawa semua informasi yang diliahat dalam waktu singkat kedalam kesadaran. 
  2. Daya ingat jangka pendek Daya ingat jangka pendek (short-term memory) adalah sistem penyimpanan yang dapat menahan informasi dalam jumlah terbatas selama beberapa detik. Aspek terpenting dari daya ingat jangka pendek bukanlah jangka waktunya, melainkan fakta bahwa daya ingat tersebut sedang aktif daya ingat kerja (working memory) adalah tempat pikiran mengolah informasi, mengorganisasikanya untuk disimpan atau di buang, dan menghubungkanya dengan informasi lain. 
  3. Daya ingat jangka panjang Daya ingat jangka panjang (long-term memory) adalah bagian sistem daya ingat dan menjadi tempat penyimpanan informasi dalam kurung waktu yang lama. Daya ingat jangka panjang di anggap sebagai suatu penyimpanan yang lama. para ahli teori membagi daya ingat jangka panjang menjadi tiga bagian yaitu daya ingat episodik, daya ingat somatik, dan daya ingat prosedural. Daya ingat episodik (episodic memory) adalah daya ingat pengalaman pribadi kita, suatu film dalam pikiran tentang hal yang kita lihat dan dengar. Daya ingat sematik (sematic memory) adalah jangaka panjan yang berisi fakta dan informasi yang cdan bagaimana mengunakanya pemecahan masalah dan starategi pelajar kita. Daya ingat prosedural (procedural memory) merujuk pada mengetahui bagaimana bukanya mengetahui bahwa. 
C. Mengingat dan Melupakan 

     Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif. Mengingat adalah proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Proses mengingat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu meliputi faktor individu, faktor sesuatu yang harus diingat dan faktor lingkungan. Mengingat adalah segala bentuk upaya untuk merefleksikan dan meretensikan ingatan terhadap apa yang telah dismpan uuh dalam memori. Merefleksikan adalah merupakan manifestasi dari berfikir akan segala sesuatu yang telah muncul dalam ingatan nyata, sehingga ia memerlukan tindakan lebih lanjut. Meretensikan adalah menularkan kembali apa yang telah diingat seseorang, atau mencoba menelusuri pengalaman hidup melalui ingatan. Ingatan adalah suatu sistem aktif yang menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima seseorang. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengidentifikasikan beberapa faktor yang menyebabkan lebih muda atau lebih sulit mengingat informasi yaitu: 
  1. Gangguan Salah satu alasan pening mengapa orang lupa adalah gangguan. Gangguan terjadi ketika informasi bercampur baur atau disingkirkan oleh informasi lain. Salah satu bentuk gangguan terjadi ketika orang dicegah secara mental mengulangi informasi yang baru dipelajari. 
  2. Hambatan retroaktif Gangguan ini terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya hilang karena informasi tersebut tercampur dengan informasi baru dan agak mirip. Misalnya, siswa yang masih muda tidak mengalami kesulitan mengenali huruf B hingga mereka diajarkan huruf D. Karena kedua huruf ini tampak mirip, siswa sering mencampur adukkannya. Dengan demikian, mempelajari huruf D menganggu pengenalan B yang sudah dipelajari sebelumnya. Ada dua cara untuk membantu mengurangi hambatan retroaktif bagi siswa. Pertama adalah dengan tidak mengajarkan konsep yang miripdan membingungkan terlalu dekatdari segi waktu. Kedua adalah menggunakan metode yang berbeda untuk mengajarkan konsep yang mirip. 
  3. Hambatan proaktif Hambatanproaktif terjadi ketika pembelajaran suatu bagian informasi mengaggu pembelajaran informasi berikutnya. Kasus klasik adalah belajar menyetir mobil disisi kiri jalan di Amerika Serikat seperti yang dilakukan di Inggris. Mungkin akan lebih mudah bagi orang yang bukan sopir amerika utara yang sudah berpengalman karena yang terakhir ini telah belajar dengan begitu lengkap untuk tetap berada di kanan-suatu kesalahan yang berpotensi mematikan di inggris. 
  4. Fasilitas Mempelajari suatu hal sering dapat membatu seseorang mempelajari informasi serupa. Misalnya mempelajari bahasa spanyol lebih dulu mungkin akan membantu siswa yang mengunakan bahasa inggris kemudian mempelajari bahasa italia suatu bahasa yang mirip. Fasilitas proaktif yaitu peningkatan kemampuan untuk mempelajari informasi baru akibat kehadiran informasi yang di peroleh sebelumnya fasilitas retroaktif peningkatan pemahaman tentang informasi yang dipelajari sebelumnya akibat perolehan informasi baru. 
  5. Efek kepertamaan dan kebaharuan Efek kepertamaan yaitu kecenderungan yang lebih mudah mengingat hal yang pertama dalam daftar dari pada hal lain. Efek kebaharuan yaitu kecenderungan yang lebih mudah mengingat hal yang terakhir dalam daftar pada hal lain. 
D. Strategi Daya Ingat 
     Beberapa strategi daya ingat dapat di ingat yaitu : 
  1. Pembelajaran verbal adalah pembelajaran kata-kata atau fakta yang di ungkapkan dalam kata-kata. Tiga jenis tugas pembelajaran verbal biasnya dilihat di ruangan kelas telah diindentifikasikan dan dipelajri secara luas yaitu: 
  2. Pembelajaran pasangan –berkaitan adalah pembelajaran yang melibatkan pembelajaran untuk menyebutkan satu anggota pasangan ketika diberikan anggota lain pasangan tersebut. Biasanya ada suatu daftar pasangan untuk di hafal. Contoh pendidikan ugas pasangan – berkaitan meliputi pembelajaran ibu kota negara bagian, tabel penambahan dan perkalian dan berat atom unsur. 
  3. Pembelajaran serial dadalah pembelajaran yang melibatkan suatu daftar istilah dalam urutan tertentu. Tugas-tugas pebelajaran serial kurang sering terjadi dalam pengajaran diruang kelas dari tugas-tugas pembelajaran pasangan berkaitan. 
  4. Tugas pembelajaran ingatan bebas yaitu pembelajaran yang melibatkan penghaflan daftar, tapi bukan urutan khusus. 
E. Informasi Yang Bermakna 
     Cara membuat informasi yang bermakna yaitu: 
  1. Pembelajaran hafalan fersus yang bermakna Ausubel (1963) membahas perbedaan antara pembelajaran hafalan buta dan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran hafalan merujuk pada mengat fakta atau asosiasi seperti tabel perkalian, simbol kimia untuk unsur-unsur dan nama-nama tulang dan otot dalam tubuh manusia banyak pembeljaran hafalan yang melibatkan asosiasi yag pada dasarnya sewenang-wenang. Pembelajaran yang bermakna adalah pengolahan informasi baru dalam pikiran yang terkait dengan pengetahuan yang di plajari sebelumnya. Pembelajaran yang bermakna tidak bersifat sewenang-wenang. Kadang-kadang kita memperoleh pesan bahwa pembelajaran hafalan “buruk” dan pembelajaran yang bermakna adalah “baik” hal ini tidak selalu benar. Pembelajaran hafalan telah memperoleh nama yang tidak baik dalam pendidikan karena cara itu terlalu banyak di gunakan. 
  2. Pengetahuan lembam informasi yang harus dipelajari dapat diterapkan pada berbagai jenis situasi tetapi pengunaanya terbatas. Biasanya, pengetahuan lembam terdiri atas informasi atu kemampuan yang di pelajari disekolah yang tidak dapat di terapkan dalam kehidupan. 
  3. Teori skema Teori skema menyatakan bahwa informasi disimpan dalam daya ingat jangka panjang dalam skemata (jaringan fakta dan konsep yang saling terkait), yang memberikan struktur untuk memahami formasi baru. Prinsip teori skema ialah bahwa informasi yang cocok dengan skema yang ada jauh lebih muda dipahami, di pelajari dan di ingat dari pada informasi yang tidak cocok dengan skema yang ada. 
  4. Hirarki pengetahuan Telah diajarkan bahwa skemata yang berkembang debgan baik diorganisasikan dalam hirarki yang mirip dengan perangka, dengan informasi tertentu dikelompokan dengan kategori umum. Salah satu wawasan enting dari teori skema ialah bahwa pembelajaran yang bermakna memerlukan keterlibatan aktif pelajar, yang memiliki sangat banyak pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk di gunakan dalam memahami dan menyatukan informasi yang baru. 
  5. Peran penting pengetahuan latar belakang. Pengetahuna laar belakang jauh lebih berperan oenting dari pada kemampuan pembelajaran umum dalam memprediksi bebrapa banyak dapat di perlajari. Pelajar yang tahu banyak tentang suatu pokok persoalan mempunyai skemata yang lebih terbangun dengan baik untuk menyatukan pengetahuan baru. Tidak mengherankan, minat dalam pokok persoalan tertentu mempunyai andil bagi pengethuan latar be;akang dalam pokok persoalan tersebut, dan juga kedalaman pemahaman dan kesediaan menggunakan pengethuan latar belakang untuk menyelesaikan masalah baru. Namun, pelajar sering tidak spontan meggunakan pengetahuan mereka sebeblumnya untuk membantu mereka mempelejari bahan baru. 

BAB II 
PENUTUP 
Kesimpulan 
  1. Teori pengolahan informasi Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. 
  2. Model pengolahan informasi adalah teori pembelajaran menggambarkan proses yang menyababkan informasi di ingat atau di lupakan 
  3. Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif. 
  4. Mengingat adalah proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. 
  5. Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. Adapula yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali utnuk digunakan 
  6. Beberapa strategi daya ingat dapat di ingat yaitu : Pembelajaran verbal, pembelajaran pasangan –berkaitan, pembelajaran serial, pembelajaran ingatan bebas. 
  7. Cara membuat informasi yang bermakna yaitu: Pembelajaran hafalan fersus yang bermakna, pengetahuan lembam, teori skema, hirarki pengetahuan, peran penting pengetahuan latar belakang. 
Oleh : 
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar