Rabu, 15 Januari 2014

Katalogisasi

PENGADAAN DAN PENGEMBANGAN KOLEKSI


Katalog adalah suatu daftar yang disusun dengan tujuan tertentu, misalnya: katalog barang, catalog penerbit katalog perpustakaan, katalog pameran dan sebagainya. Katalog perpustakaan merupakan daftar buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.


Katalogisasi atau pengkatalogan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan menyusun dan membuat kartu katalog. Ada dua macam kegiatan pembuatan katalog, yaitu:

  1. katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa tajuk subyek dan notasi klasifikasi,
  2. katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi bibliografi.

C. Tujuan dan fungsi katalog

Tujuan dari pembuatan katalog perpustakaan adalah untuk membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu katalog perpustakaan merupakan wakil dokumen yang berisikan sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan itu berada. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pembuatan catalog perpustakaan pengguna dengan mudah:

1. memungkin seseorang mememukan sebuah buku yang diketahui
berdasarkan

  1. pengarang
  2. judul atau
  3. subyek

2. menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan

  1. oleh pengarang tertentu
  2. berdasarkan subyek tertentu, atau
  3. dalam jenis literature tertentu

3. Membantu dalam pemilihan buku

  1. berdasarkan edisinya
  2. berdasarkan karakternya

Sedangkan fungsi dari pembuatan katalog perpustakaan pada umumnya adalah:

  1. Sebagai alat pengumpul atau “assembling list”, yang fungsinya mencatat, mendaftar atau mengumpulkan setiap koleksi yang ada di perpustakaan dibawah entri-entrinya
  2. Sebagai alat pencari atau penelusur (“finding list”), yang membimbing pemakai untuk mencari dan menelusuri koleksi yang dicari dibawah entri-entri dari koleksi atau karya tersebut.
  3. Sumber yang memberikan alternatif pilihan karya .
  4. Memberikan petunjuk dimana buku disusun dalan rak
  5. Sumber penyusunan bibliografis

Dari tujuan dan fungsi inilah nampak betapa pentingnya katalog perpustakaan,karena katalog merupakan kunci bagi koleksi suatu perpustakaan.

D. Macam, sistem dan susunan katalog.

Ada beberapa macam katalog yang digunakan pada perpustakaan, umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu:
  1. Katalog kartu (card catalog) Katalog kartu yang tebuat dari kertas manila yang agak tebal dari pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran 12,5 x 7,5 cm. Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci katalog dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang), alfabetis subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi (katalog selflist)
  2. Katalog berkas (sheaf catalog), adalah katalog yang berupa lembaran lepas, disatukan dengan penjepit khusus. Setiap lembar memuat satu entri, dan setiap penjepit berisi 500 – 600 lembar atau slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm.
  3. Katalog buku (book catalog), adalah katalog tercetak dalam bentuk buku, yang masing-masing halamannya memuat sejumlah entri.
  4. Katalog elektrik, adalah katalog dalam bentuk file di komputer katalog ini mudah diakses untuk penelusuran atau pencarian ulang.
  5. Katalog terpasang, yaitu katalog yang entri-entri disusun dalam komputer dengan menggunakan database tertentu.

Dari beberapa macam katalog tersebut diatas, ada keuntungan dan kelemahannya masing-masing, suatu contoh katalog kartu mepunyai keuntungan :
  1. Tidak mudah hilang, karena tidak mudah dibawa-bawa seperti katalog buku atau berkas.
  2. Mudah menggunakannya
  3. Luwes, karena dengan mudah kita dapat menyisipkan kartu-kartu baru.
  4. Mudah dalam menggandakan entri-entrinya
  5. Mudah dibuatkan petunjuk-petunjuknya (guide card)

Kelemahan katalog kartu antara lain:
  1. Katalog kartu sangat tergantung pada tempat, sehingga bila jumlahnya sampai melebihi kapasitas laci katalog akan menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
  2. Katalog kartu tidak bisa dibawa kemana-mana.

Adapun sistem katalog yang dipakai di perpustakaan ada beberapa sistem yakni:

  1. Sistem katalog abjad (alphabetical catalog), pada sistem ini katalog-katalog pengarang, judul, dan subyek disusun menurut urutan abjad. Dari sistem ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
  2. Sistem katalog kamus (dictionary catalog), suatu sistem dimana katalogkatalog-katalog pengarang, judul dan subyek disusun dalam satu jajaran menurut abjad (alphabetical order)
  3. Sistem katalog terbagi (divided catalog), biasanya sistem ini disusun menurut dua jajaran secara abjad, yaitu satu jajaran menurut entri subyeknya , satu jajaran menurut entri pengarang dan entri judul secara abjad pula.

2. Sistem katalog klasifikasi (calssified catalog), sistem katalog ini biasanya disebut juga katalog sistematis, dimana katalog disusun menjadi tiga jajaran, yaitu:
  1. Jajaran katalog pengarang-judul yang disusun menurut abjad
  2. Jajaran katalog subyek yang disusun menurut urutan klasifikasi sebagai entri yang diutamakan
  3. Jajaran katalog indeks subyek yang disusun menurut abjad


  1. Pengertian

Yang dimaksud dengan deskripsi katalog adalah keterangan yang terdapat dalam tubuh katalog dimulai dari judul sampai dengan informasi daerah jejakan. Pada umunnya katalog yang digunakan di dunia ini termasuk perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia mengacu ketentuan dari AACR (Anglo American Cataloging Rules) edisi 2. Aturan pengkatalogan ini memberikan 3 tingkatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perpustakaan . Hal ini didasari karena adanya perbedaan kepentingan perpustakaan dengan pemakai jasa perpustakaan. Ketiga tingkatan tersebut adalah:

1. Tingkat pertama (first level), pendeskripsiannya sangat sederhana, karena tidak mengeluarkan semua sumber informasinya.
2. Tingkat kedua (second level), mengeluarkan sumber informasi untuk delapan (delapan) daerah deskripsi dalan AACR, yang terdiri dari :
  • daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
  • daerah edisi
  • daerah data khusus
  • daerah terbitan
  • daerah deskripsi fisik
  • daerah seri
  • daerah catatan
  • daerah nomor standard

Untuk daerah catatan tidak perlu dikeluarkan semua, hal ini tergantung dari kebijakan perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan daerah data khusus (daerah 3), tidak selalu dicantumkan karena daerah ini untuk bahan – bahan : kartografi, musik, terbitan berseri dan bentuk micro.

3. Tingkat Tiga (third level), mengeluarkan semua sumber informasi untuk 8 (delapan) daerah deskripsinya. Jadi tingkatan ini merupakan tingkatan deskripsi yang paling lengkap.

2..Tujuan :
  1. Secara tepat dan cepat diketahui lokasinya bila dokumen tersebut diperlukan.
  2. Menggambarkan informasi bibliografi yang mewakili suatu dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan.

3. Susunan dan tanda baca katalog: Susunan deskripsi bibliografi untuk monografi atau buku, terdiri dari 7 (tujuh) daerah, yaitu:
  • Daerah judul dan kepengarangan

- Judul sebenarnya
- (=) Judul paralel / sejajar
- ( : ) Judul lain / anak judul
- ( / ) Pengarang pertama
- ( , ) Pengarang kedua, ketiga
- ( ; ) Pengarang setara
  • Daerah edisi

- ( .-- ) pernyataan edisi
- ( / ) pernyataan kepengarangan yang pertama sehubungan dengan edisi
  • Daerah impresium

- ( .-- ) tempat terbit
- ( : ) penerbit
- ( , ) tahun terbit

  • Daerah kolasi

- ( .--) jumlah jilid
- ( : ) ilustrasi
- ( ; ) ukuran dan lampiran atau tambaha

  • Daerah seri

- ( .--) pernyataan seri / nama
- ( : ) sub seri / anak seri
- ( ; ) nomor seri

  • Daerah catatan
  • Daerah ISBN dan harga

4. Sumber informasi utama
Sumber informasi utama untuk ke 7 (tujuh) daerah tersebut diatas dapat diambil dari bagian – bagian buku : Daerah                                    Sumber
* Judul dan pengarang             * halaman judul
* edisi                                     * halaman judul dan belakangnya
* impresium                             * halaman judul dan permulaan
* kolasi                                   * seluruh bagian buku
* seri                                       * halaman judul dan belakangnya
* catatan                                 * seluruh bagian buku
* ISBN                                   * belakang halaman judul

Apabila sumber – sumber informasi tidak didapatkan pada dokumen tersebut, maka kita dapat menggunakan beberapa tanda, seperti :
  • S.l : Sine loco ( tempat terbit tidak diketahui )
  • S.n : Sine nomine ( nama penerbit tidak diketahui )
  • S.a : Sine anno ( tahun terbit tidak diketahui )

Disamping itu apabila informasi yang didapatkan di luar sumber utama, maka harus menggunakan tanda kurung [ ]. Misalnya : [1990], [19?], dan sebagainya.

F. Format penulisan Entri Katalog

Ada beberapa cara penulisan format entri katalog, yang sebenarnya hanya berbeda dalam penggunaan indensinya, antara lain :
  1. Indensi biasa

Pembuatan katalog dengan indensi biasa digunakan pada buku yang jumlah pengarangnya tidak lebih dari tiga orang. Contoh Katalog Utama
025
RIN      Jaya, Yahya
   m          Membuat perpustakaan minil.-Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. -
            Yogyakarta: Gama Media: 2001
            Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.

                1. PERPUSTAKAAN SEKOLAH  I. Judul

Contoh Katalog Judul
                 Membuat perpustakaan mini
025
RIN       Jaya, Yahya
    m          Membuat perpustakaan mini.-Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. -
             Yogyakarta: Gama Media: 2001
             Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.

Contoh Katalog Subyek

             PERPUSTAKAAN SEKOLAH
025
RIN      Jaya, Yahya
   m          Membuat perpustakaan mini.—Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. –
            Yogyakarta: Gama Media: 2001
            Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.

b. Indensi menggantung
Pembuatan katalog dengan indensi menggantung digunakan pada buku yang jumlah pengarangnya lebih dari tiga orang, karya editor, karya anonim (tanpa pengarang)

Contoh :
170.598
     ETI         Etika masyarakat Indonesia / M. Said… {et al.]. – cet. ke 2. -
                       Jakarta : Gramedia, 1992.
                       vii, 213 hlm. : il. ; 21 cm
                        Bibl. : hlm. 211  213
                        1. ETIKA – INDONESIA
                        I. Said, M.

G. Penentuan Tajuk Entri Utama dan Entri Tambahan

Untuk menentukan tajuk entri utama dan tambahan, diperlukan beberapa ketentuan atau peraturan, yang terdiri dari :
  • 1. Karya pengarang tuggal, tajuk entri utama (TEU) jatud pada nama pengarang

tersebut.
Contoh : Psikologi remaja / oleh Andi Mappiare
Tajuk entri utamanya (TEU) : Andi Mappiare
  • 2. Karya pengarang ganda, dua atau tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh

pada nama pengarang yang disebut pertama, sedang tajuk tambahannya
pada nama pengarang lainnya.
Contoh :Peranan orang tua dalam pendidikan seks / oleh Sarlito Wirawan
Sarwono dan Ami Siamsidar
TEU : Sarlito Wirawan Sarwono
TET : Ami Siamsidar
  • 3. Karya pengarang ganda lebih dari tiga orang, tajuk entri utamanya jatuh

pada judul buku tersebut.
Contoh : Sejarah Perpustakaan di Indonesia / oleh MD. Mansur, Gatot, Hari
Santoso dan Ika Yuslina
TEU : Sejarah Perpustakaan di Indonesia
TET : MD. Mansur
Gatot
Hari Santoso
Ika Yuslina
  • 4. Karya editor atau penyunting, karya ini tajuk entri utamanya jatuh pada judul

buku tersebut. Jika nama pengarangnya disebutkan, TEUnya ditentukan
sesuai dengan ketentuan 1,2 dan 3 diatas.
  • 5. Karya anonim ( tidak disebutkan nama pengarangnya ) TEUnya jatuh pada

judul
Contoh : Art and crafts in Indonesia
TEU : Art and crafts in Indonesia
  • 6. Karya kumpulan, TEUnya pada judul ( jika ada judul kolektif )
  • 7. Karya Campuran, suatu karya yang dikarang oleh beberapa pengarang dengan

fungsi yang berbeda seperti penterjemah, penyadur dan pewawaccara, TEU
nya tergantung dari peran pengarang masing-masing, adapun macamnya ada
4, yaitu terdiri dari :
  1. a. Karya terjemahan, TEUnya jatuh pada pengarang aslinya

Contoh : Petani penakluk naga / oleh Tolken ; diterjemahkan oleh Subawa
TEU : Tolken
TET : Subawa
  1. b. Karya saduran, suatu karya disadur dalam gaya sastra yang berbeda, maka

TEUnya jatuh pada penyadurnya
Contoh : The stories of Shakespeare’s plays / retold by N. Kates
TEU : N. Kates
TET : Shkaespeare (sebagai pengarang asli)

  1. c. Karya hasil kerjasama, yaitu suatu karya merupakan kerjasama antara beberapa pengarang dengan fungsi berbeda dan tidak disebutkan siapa yang lebih berperan, misalnya diantara artis dan pengarang naskah, jika tidak lebih dari tiga orang, maka TEUnya jatuh pada pengarang yang pertama kali disebut pada halaman judul.

Contoh : Guide to Bali / Art direction and production by Hans Hoefer / Text
and editing by Star Black
TEU : Hans Hoefer
TET : Star Black
  1. d. Karya hasil wawancara, TEUnya jatuh pada orang yang diwawancarai.

H. Penentuan tajuk entri nama orang dan badan korporasi

Di dalam menentukan tajuk entri ada beberapa ketentuan sebagai berikut :
  1. 1. Tajuk untuk nama orang
  2. 1.1. Nama Indonesia, tajuk jatuh pada nama atau kata terakhir

Contoh : 
Ajib Rosidi tajuknya ditulis Rosidi, Ajib
Abdul Haris Nasution tajuknya ditulis Nasution, Abdul Haris
AR Fachrudin tajuknya ditulis Fachrudin, AR.
Tetapi Asymuni AR, tajuknya ditulis Asymuni AR.
  1. 1.2. Nama Barat, tajuknya pada nama keluarga (surname)

Contoh : 
John F. Kennedy, tajuknya ditulis Kennedy, John F.
Ronald M. Nowak, tajuknya ditulis Nowak, Ronald M.
Tetapi Otto Zur Linde (Jerman atau Perancis), tajuknya
ditulis Zur Linde, Otto
Gustave Le Rouge, tajuknya ditulis Le Rouge, Gustave
Lorenzo da Ponto (Itali), tajuknya ditulis Da Ponto, Lorenzo
  1. 1.3. Nama Cina, tajuknya jatuh pada nama keluarga yang umumnya terletak pada kata atau nama bagian depan

Contoh : 
Tan Kim Hong, tajuknya ditulis Tan, Kim Hong
Lim Swiking, tajuknya ditulis Lim, Swiking
  1. 1.4. Nama yang menggunakan unsur sisipan berupa nasab (patrony nackname) seperti bin, ibn, nan, tajuknya jatuh pada bagian nama sebelum unsur sisipan.

Contoh :
Abdul Mujib bin Nuh, tajuknya ditulis Mujib bin Nuh, Abdul
Utsman ibn Affan, tajuknya ditulis Utsman ibn Affan
Pamuntjak nan Sati, tajuknya ditulis Pamuntjak nan Sati
Catatan :
  • Nama yang menggunakan tanda penghubung tidak boleh dipisah

Contoh : 
A.R. Radoliffe-Brown, tajuknya ditulis Radoliffe-Brown, A.R.
M. Sofi-Jusuf, tajuknya dirulis Sofi-Jusuf, M
  • Penulisan nama yang berganti-ganti

Bila seorang pengarang dikenal dengan lebih dari satu nama baik nama sebenarnya aatau nama samaran maka untuk menentukan nama yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :
- Nama yang sering dinyatakan dalam karya-karyanya
- Nama yang paling sering diketemukan dalam daftar referensi
- Namanya yang terakhir
Contoh : 
HAMKA bukan Haji Abdul Karim Amrullah
Ki Hajar Dewantoro bukan Suwardi Suryoningrat
  • Tajuk Badan Korporasi

Koleksi yang pertanggungjawabannya berupa badan korporasi, tajuk entrinya ditentukan sebagai berikut :
  • Badan Pemerintah, tajuknya jatuh pada nama negara

Contoh : 
Departemen Pendidikan Nasional, tajuknya: Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Agama, tajuknya : Indonesia. Departemen Agama
  • Badan Bawahan yang tidak dikenal

Contoh : 
Komisi Perpustakaan UI, tajuknya : Universitas Indonesia. Komisi Perpustakaan
  • Badan Bawahan non Departemen

Contoh : 
LIPI, tajuknya : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Pertemuan, Konfrensi, rapat, seminar, simposium dan sebagainya, tajuknya jatuh pada nama konfrensinya, seminarnya dan sebagainya.

Contoh : 
Konfrensi Asia Afrika ( ke 1 : 1950 : Bandung ),
tajuknya Konfrensi Asia Afrika ( ke 1 : 1950 : Bandung )

I. Penutup

Sebelum disajikan untuk dipinjamkan kepada pengguna perpustakaan, bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah terlebih dulu harus diolah . Kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi pembukuan, yaitu memasukkan ke dalam buku induk, dibuatkan nomor klasifikasi serta dibuatkan katalog. Tujuan pembuatan katalog perpustakaan secara umum untuk memberikan informasi kepada pengguna perpustakan tentang bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu katalog perpustakaan berfungsi sebagai alat bantu penelusuran untuk menemukan bahan pustaka yang akan digunakan oleh pengguna. Untuk memudahkan kepada pengguna perpustakaan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sebaiknya perpustakaan sekolah selain membuat kartu katalog utama juga melengkapi dengan katalog judul, katalog pengarang dan katalog subyek. Selanjunnya masing-masing jenis katalog tersebut disusun berdasarkan alfabetis.

  1. Prianggono, Budisetyo; Andoyo. 1992. Petunjuk Praktis Pembuatan Deskripsi Kartu Katalog Perpustakaan. Malang: IKIP Malang: Proyek OPF. 1991/1992.
  2. Saldinah, Dien, 1987. Katalogisasi Sebuah Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  3. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 1992. Peraturan Katalogisasi Indonesia. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
  4. Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia. 1982. Standar Deskripsi untuk Monografi. Jakarta : LIPI.
  5. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1981. Standar Penentuan Tajuk Entri. Jakarta: LIPI.
Editor :  
Tekka Bancin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar