Senin, 24 Maret 2014

Pentingnya Aplikasi Tasawuf Bagi Masyarakat Modern

A. Pengertian Tasawuf

     Dari segi bahasa atau etimologi, para ahli memberikan berbagai pengertian tentang tasawuf, namun dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia. Sedangkan pengertian tasawuf dari segi istilah atau menurut pendapat para ahli tasawuf sangat tergantung kepada sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing pakar. Jika memandang mausia sebagai makhluk yang harus berjuang, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai "upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt."

B. Pengertian dan Ciri Masyarakat Modern

     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "masyarakat" diartikan " himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu, sementara kata "modern" diartikan "terbaru, secara baru, mutakhir".

     Dengan demikian secara harfiah kata "masyarakat modern" dapat dimaknai dengan "suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir".
Deliar Noer memberikan ciri-ciri modern sebagai berikut :
1. Bersifat rasional, yaitu lebih mengutamakan pendapat akal fikiran dari pada pendapat emosi sebelum melakukan.
  1. Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat, tetapi juga selalu melihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
  2. Menghargai waktu, yaitu selalu melihat waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
  3. Bersikap terbuka, yaitu mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan perbaikan dari manapun.
  4. Berfikir objektif, yaitu melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.
Ciri-ciri  masyarakat modern yaitu:
1.      materialistik (mengutamakan materi)
2.      hedonistik (memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat)
3.      totaliteristik (ingin menguasai semua aspek kehidupan)
4.      percaya kepada rumus-rumus pengetahuan empiris saja
5.      positivistis yang berdasarkan kemampuan akal pikiran manusia

Tampak jelas pada diri orang-orang yang berjiwa dan bermental seperti ini, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan, karena merekalah yang menyebabkan kerusakan di atas permukaan bumi, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat ar-Rum ayat 41 :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah Menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

C. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

Dari sikap mental seperti di atas, kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern. Promblematika yang muncul antara lain :
  1. Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
  2. Pendangkalan Iman. Lebih mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran dari pada keyakinan religius.
  3. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
  4. Pola Hubungan Materialistik.
  5. Kepribadian yang terpecah (split personality).
  6. Stress dan Frustasi.
  7. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
Eric Fromm mengatakan bahwa, karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang tergantung kepada sejauh mana nilai jualnya di pasar. Masyarakat modern bagaikan penjual dirinya sekaligus sebagai komunitas yang siap dijual di pasar. Jika nilai jualnya di pasar tinggi maka meraka menjadi masyarakat sukses dan kaya, sementara kemiskinan dimaknai sebaliknya. Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan sudah tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat untuk kesuksesan dan kemakmuran. Jika kondisi ekonomi seseorang tidak makmur, maka dinilai sebagai orang yang belum sukses, bahkan gagal dalam kehidupan. Maka mereka tidak lagi berpijak kepada kualitas kemanusiaan, melainkan berpatokan kepada keberhasilan dalam mencapai kekayaan materi. Kondisi ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia. Keutamaan dan kemuliaan menyatu dengan kekuatan kepribadian. Oleh karena itu masyarakat modern mengalami depersonilisasi kehampaan dan ketidakbermaknaan hidup. Keberadaannya tergantung kepada pemilikan dan pengasaan symbol kekayaan, Karena didorong oleh pandangan bahwa orang yang banyak harta merupakan manusia unggul.

D. Relevansi Tasawuf dalam kehidupan modern

     Modernisme bisa saja menjadi symbol kemajuan, pula bisa jadi merupakan tanda kemunduran umat manusia. Pada kenyataannya, modernisme makin hari membawa diri kta terselubungi hal-hal baru yang semakin kontras dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu kita. Efeknya, penghayatan terhadap Islam mulai digantikan dengan penghayatan duniawi yang serba ingin modern. Prinsip materiaistik memenuhi otak pikiran, yang melepaskan kontrol agama dan kebebasan bertindak demi memenuhi modernisme telah berkuasa untuk mengalahkan terapi sufisme atau tasawuf. Masyarakat modern semakin mendewakan keberadaan ilmu pengetahuan, maka seakan-akan kita berada pada wilayah pinggiran yang bermadzab ke-barat-an dan bahkan kita hampir-hampir kehilangan visi keilahian. Hal inilah yang membuat kita makin stress dan gersang hati kita dengan dunia, akibat tidak mempunyai pegangan hidup. Wujud dari kemampuan manusia, umumnya berupa kekuatan ekonomi, teknologi, dan kekuatan ibadiyah. Wajar sekali, kekuatan ekonomi dan teknologi saat ini sangat diperlukan bagi penunjang keberhasilan umat Islam demi menjaga dan mengangkat harkat dan martabat umat itu sendiri. Hal ini disebabkan maraknya perkembangan dan kebutuhan duniawi yang marak juga. Maka dari itu, keselamatan seseorang ditentukan oleh pribadi masing-masing, di mana ia semakin menjaga martabat Islam, semakin pula dirinya terjaga dari arus besarnya kemodernismean.

     Keseimbangan memang dibutuhkan, tapi realita yang terjadi ketika insan bertaqorub ilahirobbi yang mana mereka menjalani hidup penuh dengan nuasa tasawuf tidak disertai yang namanya EQ. Sehinga yang terjadi, mereka hanya bisa dekat dengan Tuhannya tapi tidak dekat dengan lingkungannya yakni masyarakat sekitarnya. Sebagai muslim yang beritikad shaleh untuk agama, berkeyakinan baik dengan adanya perkembangan zaman, hendaknya menyeimbangi pekembangan tersebut bukan mengikuti bahkan terpengaruh perkembangan zaman. Untuk itu, pertebal kekuatan keilmuan untuk menyeimbangi perkembangan zaman. Sejauh ini, kita memahami bahwa tasawuf hanya sebagai sarana pendekatan diri manusia kepada Allah SWT melalui segala jenis ritme ibadah seperti taubat, zikir, iklhas, zuhud, dll. Tasawuf dicari orang lebih untuk sekedar mencari ketenangan, ketentraman dan kebahagian sejati manusia, ditengah orkestrasi kehidupan duniawi yang tak memiliki arah dan tujuan pasti. Tasawuf menjadi sangat penting, karena menjadi fundasi dasar dalam upaya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

     Tasawuf sebagai salah satu pilar utama dalam Islam harus dapat menyesuaikan diri di dunia modern ini, karena kebanyakan manusia didominasi oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan dan budaya Barat yang materialistik-sekularistik. Dominasi ilmu pengetahuan dan budaya Barat materialisme-sekularisme ini terbukti lebih bersifat destruktif ke timbang konstruktif bagi kemanusiaan. Jika kemudian hal tersebut dibenturkan pada ranah agama, maka akan didapati masalah yang bersifat akut. Sebab “filsafat” pengetahuan Barat hanya menganggap valid ilmu pengetahuan yang semata bersifat induktif-empiris, rational-deduktif dan pragmatis, serta menafikan atau menolak ilmu pengetahuan non-empiris dan non-positivisme, yaitu ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu ketuhanan (kitab suci dan bibbel)
Paradigma materialistic-mekanistik yang berkiblat pada metodologi Cartesian dan Newtonian (hipotesis deduktif dan eksperimental nduktif) ini telah menyebar dan mempengaruhi berbagai cabang disiplin ilmu-ilmu lainnya, sehingga kehidupan, bahkan kesadaran manusia, direduksi hanya menjadi segi materialistis belaka. Misalnya, Adam Smith dalam bidang ekonomi berbicara tentang prinsip “mekanisme pasar” dan Charles Darwin dalam Biologi berbicara tentang “teori evolusi”’. Paradigma mekanistik-materialistik semacam ini terbukti telah berani seedikit demi sedikit menafikan “Tuhan” dari wacana keilmuan dan mempromosikan sekularisme. Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.
“Solidaritas dan toleransi dapat di tumbuhkan denganpengembangan dimensi esoteris agama yang dalam islam di sebut Tasawuf. Dalam tasawuf terdapat ajaran tentang zuhud, sabar dan itsar”

     Relevansi Tasawuf dengan problem manusia modern adalah karena Tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Ttasawuf juga menghendaki pelaksanaan syari’at, sebab tasawuf dan syariat tidak bisa di pisahkan satu sama lain, apalagi di pertentangkan. Tasawuf merupakan aspek esoteris (batiniyah) sedangkan syariat adalah aspek eksoteris (lahiriyah) Islam. Kedua aspek itu saling terintregasi. Tasawuf bisa difahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan Tasawuf suluky, dan bisa memuaskan dahaga intelektuil melalui pendekatan Tasawuf falsafy. Ia bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan di tempat manapun. Secara fisik mereka menghadap satu arah, yatiu Ka’bah, dan secara rohaniah mereka berlomba lomba menempuh jalan (tarekat) melewati ahwal dan maqam menuju kepada Tuhan yang Satu, Allah SWT.

E. Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

     Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: “Sungguh, bahagialah orang yang menyucikan jiwanya” (Q.S. Asy-syam [91]:9); “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tema menyerahkan diri (kepada) Allah” (QS. Al An’am: 162).


     Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal, Zuhud, dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaklu hidup Rasulullah SAW yang ada dalam sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi.  Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.


     Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.



Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner.



Menempuh Jalan Tasawuf

Untuk menjadikan hidup lebih baik dan ada nuansa sufistiknya, tentu saja harus melakukan latihan spiritual secara baik, benar, dan berkesinambungan. Karena itu, bagi seorang penempuh tasawuf awal, langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
  1. Taubat. Ia harus menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi.  
  2. Untuk memantapkan taubatnya itu ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur’an dan dzikir, sedikit tidur dan banyak beribadat serta yang dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah. 
  3. Wara’. Ia menjauhkan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Juga tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya. 
  4. Faqr. Ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. 
  5. Sabar. Bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpakan Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita. 
  6. Tawakal. Ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Allah. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini. 
  7. Ridha. Ia tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.
Itu semua  hanya latihan untuk memasuki dunia sufistik. Sedangkan untuk memasuki pintu tasawuf, atau sufi, ada beberapa tahapan yang lebih tinggi dari sekedar membersihkan atau mengosongkan diri (takhali), mengisinya kembali dengan nilai-nilai ilahiyah (tahalli) dan kemudian tajalli, atau merasakan manifestasi Ilahi dalam kehidupan dunia ini. Selanjutnya, bila ia memang berada dalam perjalanan “menjadi” sufi, ia akan mengalami mukasyafah atau penyingkapan sesuatu yang tidak diketahuinya, kemudian menjadi tahu. Dari tahap ini ia akan berlanjut pada musyahadah, menyadari sekaligus bersaksi bahwa diri ini tiada apa-apanya. Yang ada dan berada hanya Allah Yang Mahaesa. Tidak ada yang Ada selain Ia. Seseorang yang berada dalam posisi ini pantas disebut muwahid (orang yang bertauhid). Posisi ini akan terus berlanjut pada penyatuan dengan Tuhan. Namun dalam tahap ini kadang tidak setiap orang mampu menerima pengalaman seorang sufi yang mengalami ektase (fana). Sebab kalimat yang terlontar ketika dalam keadaan fana adalah kata-kata “janggal” seperti yang dilontarkan Abu Mansur Al-Hallaj, Abu Yazid Al-Busthomi, Syeikh Siti Jenar, dan lainnya. 


KESIMPULAN


Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.


Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan


Sabtu, 22 Februari 2014

Ciri ciri orang munafik

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah mendengar kata "Munafik" yang diucapkan orang. Kata munafik ini ditujukan pada mereka yang telah melakukan hal yang buruk. Namun tidak semua orang bisa dikatakan munafik. Rasulullah Saw Bersabda:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سُهَيْلٍ نَافِعُ بْنُ مَالِكِ بْنِ أَبِي عَامِرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ 

Artinya :
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat  
Keterangan Hadis :
  1. hadits Marfu'
  2. Nomor : 89
 Selain hadits diatas Al-Qur'an juga menjelaskan tentang orang "munafik" dalam Surah Al-Baqarah Ayat 8-20 Tentang Golongan Munafik. Anda bisa membacanya sendiri dalam Al-Qur'an tentunya untuk lebih jelasnya dan lebih nudah memahaminya. Belakangan ini banyak orang mengatakan munafik tapi dalam penempatan yang salah. Pengetahuan yang kurang sering menyebabkan kesalahan tersebut. Karenanya, kenalilah ciri-ciri orang munafik berikut ini ;

1. Berdusta atau Berbohong
  Orang Munafik adalah orang yang selalu berkata dusta atau bohong pada orang lain. Perkataannya tidak dapat dipercaya sebab seringkali yang dikatan berbeda dengan kenyataan. Orang-orang yang sering berbohong demi keuntungan dan kepentingan Pribadi Adalah orang Munafik.

2. Suka Ingkar Janji
Orang yang munafik adalah orang yang suka ingkar janji. Apabila ada orang yang berjanji namun tidak menepati janjinya itu adalah tanda bahwa ia munafik. Terlebih lagi jika ingkar janji dan itu dilakukannya setiap kali ia berjanji. Teman-teman pembaca Jangan sampai terjebak dengan orang yang seperti ini karena hanya akan membuat kecewa.

3. Bersumpah Palsu
Ciri orang munafik adalah bersumpah palsu. Oang munafik biasanya akan selalu menutupi kesalahannya yang pernah dia lakukan. Sumpah palsu ini berasal dari kebiasaan bohongnya, jika anda tidak ingin menjadi orang yang munafik maka jangan pernah lakukan berbohong.

Ciri orang yang munafik adalah senang melihat orang yang susah, susah bila melihat orang lain senang. Orang munafik akan terlihat sedih saat melihat orang lain susah, tetapi didalam hatinya dia tertawa sifat ini biasanya erat dengan sifat iri hati. Jika tidak ingin menjadi orang munafik, Maka buanglah sifat iri hati itu.

5. Menyebar Berita Bohong
Ciri orang munafik adalah suka menyebar berita bohong untuk membuat kehebohan. Biasanya orang munafik sangat suka Membesar-besarkan kesalahan orang lain namun menutupi kesalahannya. Disaat orang lain melakukan kesalahan dia langsung menyebarkannya sehingga menjadi berita heboh.

Ciri orang yang muanafik adalah berkhianat. Salah satu perbuatan berkhianat adalah melakukan tindakan korupsi. Menggelapkan uang rakyat untuk kepentinga sendiri/pribadi adalah salah satu contoh nyata dari pengkhianatan terhadap orang banyak. Kepercayaan rakyat dibalas dengan penghianatan, dan ini adalah salah satu tergolong orang Munafik.

Itulah beberapa ciri-ciri orang munafik secara umum. Jika kamu melihat orang dengan ciri-ciri tersebut, sebaiknya berhati-hatilah. Sebab berdekatan dengan orang yang munafik akan menimbulkan fitnah dan berdampak hal yang negative untukmu. Semoga kita semua terhindar dari orang-orang yang Munafik dan selalu senantiasa dalam perlindungan Allah Swt, demikian sedikit sharing yang saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua yang mebacanya.

Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar
 

Senin, 17 Februari 2014

Cara Menghadapi Orang yang sok pintar

 Cara Mengatasi Orang sok Pintar/Tau

     Pernahkah sahabat pembaca menemui dan berhadapan dengan seseorang yang begitu pintarnya menceritakan sesuatu ilmu pengetahuan ataupun peristiwa dan kita dibuat benar-benar yakin bahwa orang tersebut tahu semua yang dia ceritakan. Punya teman yang sok tahu memang menyebalkan. Anda juga memiliki tipe teman seperti itu? Jika iya, coba simak tips bagaimana cara menghadapinya.
Bahkan orang tersebut terkadang tidak sadar sedang berhadapan dengan siapa dia bicara saat ini, sehingga terkadang kita yang sudah tahu fakta sebenarnya merasa jengkel, dan terkadang tersenyum sendiri melihat tingkah orang seperti ini.
     Baiklah sahabat pembaca blog ku, saya ingin berbagi sedikit pengalaman yang mungkin akan membuka sedikit pikiran pembaca dan diri saya sendiri, kenapa saya masukkan diri saya juga karena semua pengalaman yang saya alami tentu berbeda dengan orang lain alami, disini saya hanya mencoba menulis agar apa yang ada di pikiran saya dapat dibagikan dan tentunya semakin banyak berbagi dalam ilmu pengetahuan akan menambah ilmu pengetahuan kita sendiri.
Sebelumnya kita pahami dulu mengapa seseorang meras Sok Pintar, berdasarkan pemikiran dan pengalaman saya ada beberapa hal :
  1. Orang tersebut tidak pernah dihargai ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebelum bertemu kita
  2. Orang tersebut pernah hampir merasakan suatu keberhasilan terhadapat ilmu pengetahuan yang dimilikinya
  3. Orang tersebut pernah dihargai ilmu pengetahuan yang dimilikinya tapi karena sifatnya yang lupa diri tentang kata-kata ini “Tidak ada satu orang pun didunia ini yang Paling Pintar yang ada hanya orang yang Lebih Sedikit Kepintarannya dari orang lain” ( hehehe…ini menurut saya yah..), hingga seseorang itu akan melambung hayalannya bahwa hanya dia yang paling tahu.
Sahabat pembaca dari beberap sebab diatas saya akhirnya dapat sedikit mengatasi orang-orang yang Sok Pintar ini, bahkan akhirnya beliau mengakui dan segan kepada kita, baiklah inilah beberapa cara tersebut :

  • Biarkan si Sok Pintar itu Berbicara semaunya dan jadilah Pendengar yang baik untuknya
Sahabat pembaca, seseorang yang merasa lebih pintar, ingat hanya “merasa” ,beliau akan mengalami jebakan sendiri dari  pembicaraannya, karena semakin beliau bercerita banyak semakin banyak lagi cara dia untuk menutupi pembicaraan pertamanya, pakai prinsip “sekali seseorang berbohong, akan ada kemungkinan besar ia akan berbohon kedua kalinya untuk menutupi kebohongan pertamanya itu”, jadi biarkan lah si Sok Pintar itu Bercerita, dan jadilah pendengar yang baik menurut dia, karena dengan begitu dia akan banyak lagi bercerita, dengan sedikit pertanyaan yang kita ajukan ia akan terus berusaha meyakinkan kita.
  • Sedikit memerhatikan
Orang yang sok tahu sebenarnya ingin diperhatikan, jadi berikan apa yang mereka mau, tetapi sedikit saja. Sebab jika terlalu ditanggapi, teman yang sok tahu malah semakin menjadi-jadi.
Ada alasan di balik sikap seseorang yang sok tahu. Mungkin karena krisis percaya diri atau yang lain. Cobalah untuk berusaha mengerti dan tidak memberikan penilaian yang terlalu buruk pada teman yang sok tahu.
  • Berikan Sedikit Pertanyaan Untuknya Agar Dia Bercerita Banyak Tentang Apa yang Ia Ketahui
Sahabat cari pertanyaan yang akan membuat ia bercerita lebih banyak apa yang ia ketahui, semakin banyak dia bercerita,semakin banyak selah untuk membuat dia tidak mengetahui sesungguhnya kita sedang berusaha menyadarinya bahwa apa yang ia sampaikan sebenarnya keliru, biarkan cerita itu sendiri yang akan menutup pembicaraan dia, karena semakin sedikit kita bertanya semakin berusaha ia meyakinkan diri kita , bahwa dia mengetahui lebih banyak dari yang kita ketahui.
  • Jangan Pernah Potong Pembicaraannya Yang Akan Mengakibatkan Saling Adu Argument
Semakin banyak pembicaraan orang seperti ini kita bantah semakin berusaha ia memperkuat argument dia, jika tidak ada pihak ketiga yang mendamaikan pasti akan terjadi keributan yang tidak berkesudahan dan akhirnya saling tidak enak hati, yang akan merusak hubungan kedua belah pihak.
Jadi biarkan si Sok Pintar  terus bicara, dan jangan dibantah tapi berikan selalu pertanyaan yang akan membuat ia bercerita lebih banyak, semakin banyak, semakin mudah kita membuat dia sadar, karena ingatlah sahabat “TIDAK ADA ILMU PENGETAHUAN YANG BERBOHONG TAPI YANG MENYAMPAIKANNYA LAH YANG BERBOHONG” , jadi pusatkan ke Ilmu Pengetahuannya jangan ke Orangnya, yang jelas-jelas dengan gaya bicaranya saja sudah membuat kita jengkel.
  • Tetap Tenang, Sabar dan Terus Berusaha Mencari Kelemahan Pembicaraannya
Sahabat , untuk menghadapi orang model Sok Pintar ini benar-benar dibutuhkan kesabaran yang oke punya dan ketenangan yang menghanyutkan seakan-akan kita memang tidak tahu.
Pernakah sahabat mendengar kata-kata ini “CARILAH INFO SEBANYAK MUNGKIN TENTANG MUSUH KITA, DENGAN BEGITU KITA BISA MENCARI STRATEGI MENGALAHKANNYA” atau “ CARILAH INFO SEBANYAK MUNGKIN TENTANG WANITA/PRIA PUJAAN HATI KITA AGAR KITA BISA MENGETAHUI STRATEGI MENDAPATKANNYA”… uupps…melebar deh….,jadi intinya sahabat tetap tenang, sabar dan biarkan si Sok Pintar Bicara sebanyak mungkin dengan begitu kita bisa mengetahui apakah dia benar-benar pintar atau hanya gayanya saja, setelah banyak yang dibicarakannya tentu kita bisa melihat kelemahan pembicaraannya, setelah itu lakukan lah langkah ke 5.
  • Berikan Penjelasan Dengan Fakta bukan “katanya”
Setelah banyak info yang kita dapatkan dari pembicaraannya, barulah kita berusaha masuk kepembicaraannya, jika seseorang itu hanya sekedar tahu, ketika fakta diberikan kepadanya, dia akan menyadari kesalahan pembicaraannya, dan jika dia tetap membantah berarti si Sok Pintar bertambah Sok nya entah pura-pura lupa atau apapun caranya ia menghindari dari fakta tersebut.
Fakta yang akurat untuk orang hadapi Orang Sok Pintar ini adalah Fakta berdasarkan Rasional dan Logika bukan berdasarkan “katanya” jadi ungkapkanlah alasan kita dengan fakta tersebut dengan menunjuk kepada bukti yang ada, bila perlu bukti yang ada didepan matanya.
  • Biarkan Si  Sok Pintar Menyadari Sendiri Kekeliruannya Jangan berusaha kita Sadarkan
Semakin kita berusah menyadarkannya semakin berusaha lah Sok Pintar itu mengelak, jadi ketika beliau terlihat menyadari kekeliruannya biarkan dia berpikir sendiri, dengan begitu kita pun tidak akan di bencinya bahkan akan timbul rasa segan didirinya kepada kita.
“Sadarilah Seseorang terhadap kesalahan yang dilakukannya dengan menunjukkan kesalahannya bukan menunjukkan dirinya yang salah”, karena jika kita menunjuk diri dia salah akan menyebabkan antipati dia kepada diri kita, bahkan dia akan mencari cara untuk mencari kesalahan kita.
  • Jangan dianggap serius
Teman yang sok tahu tak jarang mengucapkan hal-hal yang tidak enak didengar. Jika sudah begini, tidak perlu dianggap serius. Sebab ketika dianggap serius, sama saja Anda mencari masalah yang tidak penting.

Referensi : dari berbagai kumpulan artikel yang termuat dalam blog teman-teman yang pernah saya baca.

Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Sabtu, 25 Januari 2014

Makalah Ushul Fiqh (Tharah)

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki ibadah shalat. Tanpa thaharah pintu tersebut tidak akan terbuka. artinya tanpa thaharah, ibadah shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah, tidak sah.
Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat, maka setiap muslim yang akan melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah melainkan juga harus mengetahui dan terampil melaksanakannya sehingga thaharahnya itu sendiri terhitung sah menurut ajaran ibadah syar’iah.
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah mukamu,tangganmu sampai kesiku,usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai kedua matakaki. Dan jika kamu junub,, maka bersucilah(mandi)-lah. Dan jika kamu sakit atau bepergian atau salah seorang dari kamu dating dari jamban(buang air)  atau kamu sentuh wanita(setubuh) dan tidak kamu dapati air maka bertayamumlah kamu dengan debu yang bersih yakni  usaplah mukamu  dan tanganmu dengan debu itu”. “Tuhan tidak menginginkan kesempitan kepadamu, tapi hendak mensucikan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya kepadamu,supaya kamu bersyukur”. (QS. Maidah ayat 6).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian thaharah ?
2.      pembagian thaharah dan hadast?
3.   . Macam-macam Najis dan cara mensucikannya?
4.      Pembagian hadast dan najis?

C.     Tujuan
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih
2.    Menambah wawasan penulis dan pembacanya mengenai thaharah
3.    Untuk memahami cara-cara bersuci sesuai dengan syariat islam untuk di peraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
4.    Untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran dan pengajaran fiqih mengenai   thaharah.

           BAB II
PEMBAHASAN
  • Pengertian Thaharah
Secara bahasa, Thaharah berarti bersuci.Sedangkan menurut istilah, Thaharah adalah menyucikan badan, pakaian serta tempat dari najis dan menyucikan diri dari hadas.Dalam ajaran agama Islam, thaharah/ bersuci merupakan amalan yang sangat penting untuk dipahami tata caranya dan kemudian diamalkan. Setiap muslim yang akan menjalankan shalat, disyaratkan untuk suci dari najis dan hadas. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang muslim harus senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian.
Orang yang menjaga kesucian diri sangat dicintai oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 222:


وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diridari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikandiri.


  • Pembagianthaharah dari hadats
Thaharah dari hadats ada tiga macam yaitu wudhu, mandi, dan tayammum. Alat yang digunakan untuk bersuci adalah air mutlak untuk wudhu’ dan mandi, tanah yang suci untuk tayammum.

a.    Wudhu’
Menurut Bahasa, adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu. Dalam istilah syara’ wudhu’ adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat. Mula – mula wudhu’ itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats.
Cara berwudhu
Apabila kamu hendak berwudlu, maka bacalah: “Bismillahirrahmanirrahim”
  • ·           مخلصانيتك للّلهDengan mengikhlaskan niat karena Allah Lebihkam membasuh kedua tanganmu mulai tangan kanan lalu usaplah kepalamu atau ubun-ubunmu dan atas surbanmu dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala sehingga tengkuk dan di kembalikan lagi pada permulaan
    • ·       شم امسح الا ذ نين ظا هرهمابالابهامين وبا طنهمابالسبّاحتينKemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah dalanmya dengan telunjuk
    • ·            شمّ اغسل رحليك مع الكعبين بالدّلك شلا شا, وتعهّد غسلهما, شمّ قل: ا شهدا ن لااله ا لاّالله وحد ه لا شر يك له واشهدانّ محمّدا عبدا ه ورسو لهسBasulah kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan di gosok tiga kali dan selah-selailah jari-jari kakimi dengan melebihkan membasuh keduanya kemudian ucapkan asyhadu alla ila-ha illala-h wahdahu-la-syari’kalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu-warasuluh
    • ·           واغسل ﻛفيك شلا شاBasuhlah telapak tanganmu tiga kali
  • ·            واستن بالاراك اونحوهGosoklah gigimu dengan kayu arak atau sesamanya
  • ·            شم تمضمض واستنشق من ﻛف واحد واستنشر تفل ذلك شلا شاBerkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah, kerjakan demikian tiga kali
  • ·            وبا لغ فيﻫما ما لم تكن صا ئماSempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap air itu, apabila kamu tidak berpuasa
  • ·            شم اغسل وجهك شلا شا, بمسح الماقين, واطا لة غسله,مع الد لك, وتخلل لحيتك, شم اغسل يد يك مع المرفقين بالدلك شلا شا, ولّل الاصابع   
Basulah mukamu tiga kali dengan mengusap dua sudut matamu dan lebihkanlah menbasuhnya dengan digosok dan sela-selailah janggutmu kemudian basuhlah kudua tanganmu beserta kedua sikumu dengan di gosok tiga kali dam selah-selailah jarimu
  •    مع اطا لة غسلهما, وابدابالمنئ, شمّ امسح برا سك,اوبنا صيتك وعلئ العما مة, بامراراليد ين من مقدّمه الئ القفاوردّ همااليه
 
Dalil – dalil wajib wudhu’ :
1.    Al – Qur’an surat Maidah ayat 6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah mukamu,tangganmu sampai kesiku,usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai kedua matakaki”.
2. Hadits Rasul SAW
لا يقبل الله صلاة احدكم إذا احدت حتّي يتوضّأ
artinya :“Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu’ “ ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi )
3. Rasulullah s.a.w bersabda
Artinya:“ Kamu sekalian bersinar, muka,kaki,dan tanganmu di hari kemudian sebab menyempurnakan wudlu, maka siapa yang mampu diantaramu supaya melebihkan sinarnya”. (HR. Abu Hurairah,Muslim)
Mandi
Menurut bahasa, mandi disebut al – ghasl atau al – ghusl yang berarti mengalirnya air pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara’ ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai dengan niat. Mandi wajib ataupun mandi junub disebut juga mandi hadas besar adalah mandi yang perlu dilakukan oleh seseorang Muslim untuk membersihkan dirinya daripada hadas besar dan melibatkan perbuatan mandi dengan membasahi seluruh anggota badanFardhu’ yang mesti dilakukan ketika mandi yaitu :
1. Niat.
Niat tersebut harus pula di lakukan serentak dengan basuhan pertama. Niat dianggap sah dengan berniat untuk mengangkat hadats besar, hadats , 

janabah, haidh, nifas, atau hadats lainnya dari seluruh tubuhnya, untuk membolehkannya shalat.

2. Menyampaikan air keseluruh tubuh, meliputi rambut, dan permukaan kulit. Dalam hal membasuh rambut, air harus sampai ke bagian dalam rambut yang tebal. Sanggul atau gulungan rambut wajib dibuka. Akan tetapi rambut yang menggumpal tidak wajib di basuh bagian dalamnya.

Cara mandi wajib

Apabila kamu bejinabat karena mengeluarkan air mani, atau bertemunya kedua persunatan , atau kamu hendak menghadiri shalat Jum’ah atau kamu beru lepas dari haid atau nifasmaka hendaklah kamu mandi dan mulailah dengan membasuh  kedua tanganmu dendan ikhlas niatnya karena Allah  lalu basuhlah kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah  tanganmu pada tanah atau yang menjadi gantinya, lalu berwudlulah sebagai yang tersebut di atas, kemudian ambillah air  dan masukkanlah jari-jarimu pada pokok rambut dengan sedikit wangi-wangian, sesudah dilepaskan rambutnya, Dan mulailah pada sisi yang kanan, lalu tuangkan air keatas kepalamu  tiga kali, lalu ratakanlah atas badanmu semuannya serta digosok, kemudian basuhlah kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri dan janganlah  berlebih-lebihan dalam menggunakan air.

QS. Al-Baqarah ayat 222

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“ Dan janganlah kamu  mendekat istri (yang sedang haid) sehingga bersuci, dan apabila sudah bersuci  (mandi)”

Hadis “Aisyah r.a.  “ Bahwa Nabi saw. Itu kalu mandi karena junub, ia mulai membasuh  kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan  kananya pada kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudlu sebagai sebagai wudlu untuk shalatnya , kemudian  mengambil air dan memasukan jari-jarinya  di pangkal  rambutnya sehingga  apabila ia merasa sudah merata, ia siramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu meratakan seuruh badannya, kemudian membasuh  keduakakinya.  (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

a.    Tayammum
Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan.Macam Thaharah yang boleh diganti dengan tayamum yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat Al – Maidah ayat 6, yang artinya “dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)
QS. Maidah Ayat 6,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 
yang artinya “dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)
Carabertayamum
واذاتعذّرت من استعما ل ا لما ء لمر ض اؤ خو ف ضر ر, ا وقنت في سفر فام تجد ا لما ء فتيمّم صعيدا طيبا بد ل الوصنوءوا لغسل
Dan jika kamu berhalangan menggunakan air karena sakit atau khawatir mendapat madiarat, atau kamu didalam berpergian , kemudian tidak mendapat air, maka tayamumlah dengan debu yang baik, untuk mengganti wudlu dan mandi:
  • ·         Letakkanlah kedua telapak tanganmu ke tanah lalu tiuplah keduanya dengan ikhlas niatmu karena Tuhan dan bacalah Bismillahirrahmanirrahim
  • ·         Kemudian usaplah dengan kedua tanganmu pada mukamu dan kedua telapak tanganmi.
Dan apabila kamu mendapatkan air maka bersucilah dengan air itu

3. 
Macam-macam Najis dan cara mensucika

 
1.   Macam-macam Najis
Najis adalah suatu benda kotor yang menyebabkan seseorang tidak suci.
a.    Najis Mukhoffafah (ringan), seperti air kencing bayi laki-laki yang berusia kurang dari 2 tahun dan belum makan apa-apa selain ASI. Sedangkan air kencing bayi perempuan tidak tergolong dalam najis mukhoffafah, tapi tergolong najis mutawassitoh.
Cara mensucikannya najis mukhaffafah,  cukup dengan memerciki air pada tempat yang terkena najis.Maksud memercikkan, airnya tidak harus mengalir.
b.    Najis Mutawasithoh (sedang), seperti: tinja/kotoran manusia/hewan, darah, nanah, bangkai, muntah-muntahan, bangkai, dan minuman yang memabukkan.
Najis mutawassitoh dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1)  Najis 'Ainiyah yaitu najis yang dapat diketahui dengan indera. Najis ini dapat diketahui warna/bentuknya, baunya atau rasanya.Atau salah satu dari sifat itu nyata adanya.
Cara menyucikannya : dicuci dengan air yang mengalir sampai hilang warna/bentuknya, baunya dan rasanya.
2)   Najis Hukmiyah yaitu najis yang tidak dapat diketahui dengan indera.Najis ini tidak dapat diketahui warna/bentuknya, baunya maupun rasanya, namun kita yakin najis tersebut ada.Seperti percikan air kencing pada sarung dan sudah kering.Walaupun tidak terlihat, tapi kita meyakini sarung itu terkena percikan air kencing.
Cara menyucikannya : dicuci dengan air suci yang mengalir, tanpa harus hilang warna/bentuknya, baunya dan rasanya, karena tidak nyata.
  3) Najis Mugholazah (berat), seperti air liur, kotoran anjing dan babi yang mengenai badan, pakaian, atau tempat.
Cara mensucikannya: dicuci sampai tujuh kali dengan air dan salah satu di antaranya dicampur dengan tanah/debu yang suci. 

2. Thaharah Dari Najis
Benda-benda yang termasuk najis ialah kencing, tahi, muntah, darah, mani hewan, nanah, cairan luka  yang membusuk, ( ma’ al – quruh ), ‘alaqah, bangkai , anjing, babi , dan anak keduanya, susu binatang yang tidak halal diamakan kecuali manusia, cairan kemaluan wanita. Jumhur fuqaha juga berpendapat bahwa khamr adalah najis, meski dalam masalah ini banyak sekali perbedaan pendapat dilingkungan ahli Hadits. Berbagai tempat yang harus dibersihkan lantaran najis, ada tiga tempat, yaitu : tubuh, pakaian dan masjid.

Kewajiban membersihkan pakaian didasarkan pada firman Allah pada surat Al – Mudatsir ayat 4.
 
يأيها المدّثر(1) قمفأنذر(2) وربكفكبّر(3) وثيا بكفطهر(4) ورجزفاهجر(5) ولاتمننتستكثر(6)ولربّىكففصبر(7)

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah
Benda yang dipakai untuk membersihkan najis yaitu air.Umat Islam sudah mengambil kesepakatan bahwa air suci yang mensucikan bisa dipakai untuk membersihkan najis untuk ketiga tempat tersebut. Pendapat lainnya menyatakan bahwa najis tidak bisa dibersihkan ( dihilangkan ) kecuali dengan air. Selain itu bisa dengan batu, sesuai dengan kesepakatan ( Imam Malik dan Asy – Syafi’I ). Para ulama mengambil kata sepakat bahwa cara membersihkan najis adalah dengan membasuh( menyiram ), menyapu, mencipratkan air. Perihal menyipratkan air, sebagian fuqaha hanya mangkhususkan untuk membersihkan kencing bayi yang belum menerima tambahan makanan apapun.
Cara membersihkan badan yang bernajis karena jilatan anjing adalah dengan membasuhnya dengan air sebanyak tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan tanah. Hal ini berdasarkan Hadits Rasul SAW, yang artinya “Menyucikan bejana seseorang kamu, apabila anjing minum di dalam bejana itu, ialah dengan membasuhnya tujuh kali , yang pertama diantaranya dengan tanah.

3.  Bersuci Dari Najis Dan Dasar Hukumnya
Salah satu diantara keistimewaan dalam Islam adalah perhatiannya terhadap kebersihan dan kesucian seseorang, terlebih didalam beribadah kepada Alloh SWT.Kebersihan dan kesucian jasmani berkaitan dengan perihal yang bersifat lahiriyah meliputi badan, pakaian, tempat dan alat - alat yang digunakan untuk makan - makanan, minuman semuanya harus terhindar dari kotoran dan najis. Sedangkan kebersihan dan kesucian rohani adalah berkaitan dengan perihal yang bersifat.bathiniyyah yaitu segala apa yang ada hubungannya dengan melaksanakan ibadah kepada Alloh SWT, 

harus dapat pastikan : bahwa dirinya dalam keadaan yang suci dari najis:dun hadats.
4. Manfaat Bersuci Dari Najis
Najis adalah sesuatu yang kotor, najis harus dibersihkan dan disucikan agar 'diri kita terhindar dari kotoran, lawan dari najis adalah suci.dalam hal ini najis merupakan istilah yang berkaitan dengan dua hal yaitu At Hadats dan Al Hubts, akan tetapi menurut bahasa penggunaan istilah najis adalah suatu yang kotor, baik bersifat hissy (dapat diindera) seperti ; kencing tinja dan darah, maupun yang bersifat ma'nawi (abstrak) seperti : dosa.
Didalam ajaran Islam tidak hanya mengajarkan kebersihan dan kesucian dari segi lahiriyah raja, melainkan juga dari segi bathiniyyah.Oleh karena itu seseorang dituntut untuk mencari ilmu pengetahuan yang memadai, agar dapat membedakan sesuatu yang suci dari najis, misalnya bagaimana mensucikan najis dari anggota badan, pakaian, makanan dan lain sebagainya, sehingga kita benar - benar suci dan bersih segala kotoran dan najis.
5.  Hikmah Bersuci
Bersuci dari najis adalah sebagai cermin membersihkan kotoran dari badan, pakaian.tempat, makanan dan lain sebagainya dengan menggunakan alat bersuci, seperti : air, yang bisa dipakai untuk bersuci. Dengan demikian, maka segala sesuatunya bersifat bersih dan suci, sehingga bisa diambil hikmahnya didalam kehidupan setiap hari. Adapun hikmah bersuci antara lain:
a.    Menjadikan, diri manusia dan lingkungannya yang bersih dari segala kotoran hingga menghindari dari segala penyakit.
b.    Menjadikan sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al- Qur'an surat Al- Baqoroh ayat : 222.
c.    Bisa memperluas pergaulan dengan siapapun karena bersih itu sehat.
Mendidik manusia berakhlaq mulia dan menjadi cermin jiwa seseorang, sebab dengan hidup bersih akan membiasakan diri, untuk berbuat yang terbaik dan teruji bersuci itu adalah sebagaian dark keirnanan seseorang, sesuai dengan sabda Rosululloh SAW dalam sebuah haditsnya.
B.pengertian hadas dan  najis
Hadas adalah segala sesuatu yang keluar dari dua pintu yakni kubul dan dubur.Kotoran jiwa yang harus dibersihkan baik dengan mandi wudu dan tayamum.
Hadas dibagi menjadi dua macam yakni hadas besar dan hadas kecil.
·         Hadas besar disucikan dengan cara mandi wajib

·         Hadats kecil adalah keluarnya sesuatu dari kubul dan dubur berupa air seni atau kencing, berak, dan kentut. Oleh karena itu orang yang mengeluarkan hal tersebut berarti dia berhadats kecil. Adapun mensucikannya dengan cara berwudlu atau tayamum.

Najis adalah segala sesuatu yang dipandang kotor oleh syarak atau agama baik berupa najis batiniah maupun najis lahiriah.
Najis yang bersifat lahiriah adalah semua kotoran yang keluar dari dua pintu kemaluan manusia seperti air kencing, tinja, darah wanita (haid, nifas, istihadoh, dan air wadhi).Setiap perbuatan dosa akan mengotori jiwa manusia sebagaimana sabda Rasulullah SAW. bahwa : “Apabila manusia berbuat dosa akan tertitik hitam dalam hatinya…” Apabila terus menerus berbuat dosa maka hati akan dipenuhi dengan noda hitam bahkan akan menjadi karat hati. Jadi manusia apabila berbuat dosa akan terkotori hatinya bahkan bisa dikatakan najis. Sebagai contoh yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Surah At-Taubah ayat 28 berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

ARTINYA :
 Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Q.S. At-Taubah 28).

Maksud dari ayat ini bahwa jiwa orang musyrik itu najis atau kotor, karena mempersekutukan Allah, inilah yang sering disebut dengan najis akidah (kepercayaan).
Cara mencucikan najis ini tidak ada jalan lain kecuali hanya dengan bertaubat kepada Allah dan kembali kepada jalan yang benar. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah di dalam firman-Nya Surah Ali-Imran ayat 135.
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

 “dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atasdosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa  
selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran ayat 135)

Yang dimaksud perbuatan keji (fahisyah) ialah dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menzalimi diri sendiri ialah melakukan dosa yang akibatnya hanya menimpa diri sendiri baik besar atau kecil.
Muhammad Sayyid Tamthowi menjelaskan bahwa perbuatan keji atau dosa dan menganiaya diri adalah merupakan dua sisi kedurhakaan. Setiap perbuatan keji yang dilakukan seseorang akan berakibat menganiaya dirinya. Maka satu-satunya jalan untuk menghindari dosa adalah bertaubat mohon ampunan kepada Allah.  

Perbedaan Hadats dan Najis

Hadats adalah sebuah hukum yang ditujukan pada tubuh seseorang dimana karena hukum tersebut dia tidak boleh mengerjakan shalat.  Dia terbagi menjadi dua: Hadats akbaryaitu hadats yang hanya bisa diangkat dengan mandi junub, dan hadats ashghar yaitu yang cukup diangkat dengan berwudhu atau yang biasa dikenal dengan nama ‘pembatal wudhu’.
Adapun najis maka dia adalah semua perkara yang kotor dari kacamata syariat, karenanya tidak semua hal yang kotor di mata manusia langsung dikatakan najis, karena najis hanyalah yang dianggap kotor oleh syariat. Misalnya tanah atau lumpur itu kotor di mata manusia, akan tetapi dia bukan najis karena tidak dianggap kotor oleh syariat, bahkan tanah merupakan salah satu alat bersuci.
Najis terbagi menjadi tiga:
1.    Najis maknawiah, misalnya kekafiran. Karenanya Allah berfirman, “Orang-orang musyrik itu adalah najis,” yakni bukan tubuhnya yang najis akan tetapi kekafirannya.
2.    Najis ainiah, yaitu semua benda yang asalnya adalah najis. Misalnya: Kotoran dan kencing manusia dan seterusnya.
3.    Najis hukmiah, yaitu benda yang asalnya suci tapi menjadi najis karena dia terkena najis. Misalnya: Sandal yang terkena kotoran manusia, baju yang terkena haid atau kencing bayi, dan seterusnya.
Dari perbedaan di atas kita bisa melihat bahwa hadats adalah sebuah hukum atau keadaan, sementara najis adalah benda atau zat. Misalnya: Buang air besar adalah hadats dan kotoran yang keluar adalah najis, buang air kecil adalah hadats dan kencingnya adalah najis, keluar darah haid adalah:

hadats dan darah haidnya adalah najis.Kemudian yang penting untuk diketahui adalah bahwa tidak ada korelasi antara hadats dan najis, dalam artian tidak semua hadats adalah najis demikian pula sebaliknya tidak semua najis adalah hadats.
Contoh hadats yang bukan najis adalah mani dan kentut. Keluarnya mani adalah hadats yang mengharuskan seseorang mandi akan tetapi dia sendiri bukan najis karena Nabi -alaihishshalatu wassalam- pernah shalat dengan memakai pakaian yang terkena mani, sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah. Demikian pula buang angin adalan hadats yang mengharuskan wudhu akan tetapi anginnya bukanlah najis, karena seandainya dia najis maka tentunya seseorang harus mengganti pakaiannya setiap kali dia buang angin.
Contoh yang najis tapi bukan hadats adalah bangkai.Dia najis tapi tidak membatalkan wudhu ketika menyentuhnya dan tidak pula membatalkan wudhu ketika memakannya, walaupun tentunya memakannya adalah haram.Jadi, yang membatalkan thaharah hanyalah hadats dan bukan najis.Karenanya jika seseorang sudah berwudhu lalu dia buang air maka wudhunya batal, akan tetapi jika setelah dia berwudhu lalu menginjak kencing maka tidak membatalkan wudhunya, dia hanya harus mencucinya lalu pergi shalat tanpa perlu mengulangi wudhu, dan demikian seterusnya.
Kemudian di antara perbedaan antara hadats dan najis adalah bahwa hadats membatalkan shalat sementara najis tidak membatalkannya.Hal itu karena bersih dari hadats adalah syarat syah shalat sementara bersih dari najis adalah syarat wajib shalat. Dengan dalil hadits Abu Said Al-Khudri dimana tatkala Nabi -alaihishshalatu wassalam- sedang mengimami shalat, Jibril memberitahu beliau bahwa di bawah sandal beliau adalah najis. Maka beliau segera melepaskan kedua sandalnya -sementara beliau sedang shalat- lalu meneruskan shalatnya.Seandainya najis membatalkan shalat tentunya beliau harus mengulangi dari awal shalat karena rakaat sebelumnya batal.Tapi tatkala beliau melanjutkan shalatnya, itu menunjukkan rakaat sebelumnya tidak batal karena najis yang ada di sandal beliau. Jadi orang yang shalat dengan membawa najis maka shalatnya tidak batal, akan tetapi dia berdoa kalau dia sengaja dan tidak berdosa kalau tidak tahu atau tidak sengaja.


Daftar pustaka

1.    Abduh, muhammad 1994. Almanar  jil 5, mat’baal manar mesir. _,1974 falsafah hukum islam, buln bintang, jakarta alqur’an alkarim.
2.    Amin, ahmad duha al-izlam jus II dar al kitab, t.th. bairut ._1996 zur al_izlam jil II maktabat al nahdan al mizhiyat kairo.
3.    Arnotd, thomas w.,1983 the khalifate, rout goutladge london.
4.    Hazan, ibrahin, 1996 thariq al alam asyiyasih wal aldian wal altaqafi wal iltimai’ maktabaah nahdat almizriyat.
5.    Ibrahim muhammad ismail, al qur’an wal I’jazuh al ilmi, dar alfir al araby, t.th kairo.
6.    Majid almukmin 1978. Thariq al hadrat al islamiyah fil ashar al usta nahdat al jalid, khairo
7.    Yahyat, muhtar bersama fathur rahman 1986, dasar-dasar pengunaan islam,. Pt. al ma’arif, bandung.
8.     Umar, main at.al., 1985 ushul fikhi I, proyek pembinaan prasrana dan sarana perguruan tinggi agama/IAIN, jakarta.
9.    Zahrah,muhmmad abu,1958. Ushul fiqh darur pikri al-araby , mesir
10. Zaini dahlam ,et.al., 1983. falsafat hukum islam proyek pembinaan prasarana  dan prasana perguruan tiggi agama / IAIN depag jakarta.


Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Alauddin Makassar