Selasa, 04 November 2014

Etika dan Profesi Pustakawan


Etika dan etiket nampaknya sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang nyata. Etiket berasal dari kata “etiquette” (bahasa Perancis) yang berarti label atau tanda pengenal seperti pada etiket buku atau label pada barang. Kemudian pengertian ini berkembang menjadi semacam persetujuan bersama untuk menilai sopan tidaknya seseorang dalam (satu jenis) pergaulan. Dengan pengertian ini maka dalam pergaulan hidup dapat diketahui bahwa:
  1. Etiket itu merupakan sikap yang terkandung nilai sopan santun dalam pergaulan;
  2. Etiket itu semacam pakaian terbatas yang hanya dipakai pada keadaan dan situasi tertentu.

Oleh karena itu, etiket banyak jenisnya seperti etiket bertamu, etiket menerima tamu, etiket menelpon, dan lainnya. Disamping itu mengingat etiket itu mengandung sopan santun dan sebagai salah satu ajaran, maka etiket menjadi bagian dari ajaran etika terutama etika sosial. Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Nilai adalah standar/ukuran yang telah disepakati masyarakat tertentu tentang suatu perilaku. Norma memberikan pedoman bagaimana seharusnya seseorang bertindak secara baik dan tepat sekaligus menjadi dasar penilaian baik buruknya suatu tindakan apakah sesuai etika yang berlaku atau tidak. Dalam perkembangannnya, norma dapat dibagi menjadi norma khusus dan norma umum. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang maupun aktivitas tertentu misalnya aturan bermain, aturan kunjungan pada pasien di rumah sakit, aturan mengikuti kuliah, dan lainnya. Norma umum lebih bersifat umum dan universal yang dapat dibagi menjadi; norma sopan santun/etiket, norma hukum, dan norma moral.
  1. Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah seperti makan, minum, tata cara bertamu, menerima tamu, memberi sambutan, dan lainnya.
  2. Norma hukum, yakni norma yang dituntut masyarakat secara tegas demi keselamatan, ketenteraman, dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum ini ada yang tertulis seperti yang tertulis pada KUHP, tetapi ada juga yang tidak tertulis seperti hukum sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini apabila seseorang tidak mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat, maka masyarakatlah yang akan memberikan sanksi maupun hukuman. Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat itu antara lain tidak pernah ta’ziyah, tidak pernah kerja bakti, tidak pernah datang apabila diundang kenduri, dan lainnya.
  3. Norma moral, yakni aturan yang berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia sebagai manusia biasa tidak ada hubungannya dengan jabatan dan karir. Dalam hal ini dapat ditentukan baik buruknya seseorang dalam kapasitasnya sebagai manusia.

Penilaian moral ini ditujukan pada bagaimana seorang karier menjalankan tugasnya dengan baik sebagai manusia. Dalam hal ini ditekankan pada sikap mereka dalam menghadapi tugas, dalam menghargai kehidupan manusia, dan dalam menghadapi dirinya sebagai manusia ketika menjalankan profesinya. Etika akan menuntun seseorang untuk bertindak dengan tepat sesuai norma yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat maupun profesi tertentu. Dengan demikian etika masyarakat atau etika profesi satu dengan yang lain berbeda.

Pada dasarnya, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus:
Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan.
Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya). Kemudian etika khusus ini dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial.
Etika individual ini adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan  sikap manusia terhadap dirinya sendiri, misalnya:
  1. Memelihara kesehatan dan kesucian lahiriah dan batiniah.
  2. Memelihara kerapian diri, kamar, tempat tingggal, dan lainnya.
  3. Berlaku tenang.
  4. Meningkatkan ilmu pengetahuan.
  5. Membina kedisiplinan , dan lainnya.
Disamping itu dalam hubungannya denga Allah SWT, manusia memiliki beberapa kewajiban antara lain:
  1. Beriman
  2. Taat
  3. Ikhlas
  4. Tawadhu’ dan khusuk
  5. Berdo’a dan berpengharapan/optimis
  6. Baik sangka
  7. Tawakal
  8. Bersyukur
  9. Qana’ah
  10. Malu/alhaya’u
  11. Bertobat, istighfar
Etika sosial adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara individu maupun dalam kelembagaan (organisasi, profesi, keluarga, negara, dan lainnya).


Oleh:
Tekka Bancin

Tekkabancin.blogspot.com

Selasa, 23 September 2014

PENGENALAN SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

 PENGENALAN SISTEM OTOMASI DAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

A. Penggunaan Teknologi Informasi untuk Otomasi Perpustakaan 

      Untuk dapat memahami otomasi perpustakaan perlu dipahami pengertian otomasi dan pengertian otomasi perpustakaan, berikut beberapa pengertian mengenai otomasi dan otomasi perpustakaan menurut para ahli:
  1. Menurut Harrod (1990: 47) otomasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, sehingga hanya dibutuhkan sedikit campur tangan manusia.
  2. Dalam Concise Oxford Dictionary (1982: 59) otomasi adalah penggunaan peralatan yang dioperasikan secara automasi untuk menghemat tenaga fisik dan mental manusia.
  3. Menurut Sulistio Basuki (1994: 96) otomasi adalah mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.
  4. Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia. 
       Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI). Sedangkan Otomasi perpustakaan merupakan penerapan TI di perpustakaan yang dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai berikut:
  1. TI digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
  2. TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

B. Digitasi Bahan Pustaka 

       Digitasi merupakan proses alih media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau elektronik melalui proses scanning, digital photograph atau teknik lainnya. Beberapa hal yang dapat menjadi  pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya yaitu :
  1. Kekuatan Koleksi
  2. Keunikan Koleksi
  3. Prioritas bagi komunitas pengguna
  4. Kemampuan Staff
C. Manfaat Otomasi Perpustakaan
  1. Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan memberikan manfaat sebagai berikut:
  2. Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan,
  3. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,
  4. Meningkatkan citra perpustakaan,
  5. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global. 
Menurut Sophia (1998) penggunaan teknologi komputer diperpustakaan mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
  1. Dapat mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval),
  2. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar perpustakaan,
  3. Dapat menjamin pengelolaan data administrasi perpustakaan. 

D.Perpustakaan Digital

    Perpustakaan digital atau dalam bahasa Inggrisnya ialah digital library atau electronic library atau virtual library adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer.Perpustakaan Digital merupakan bagian sebuah jaringan kerja ( network ). Secara Teoretis, pemakai dapat memperoleh salinan digital sebuah dokumen darimanapun juga, asal saja tak ada kendala keamanan, politik, ekonomi dan sosial. Definisi singkat dari perpustakaan digital adalah bentuk perpustakaan yang keseluruhan koleksinya memakai format digital yang disusun dalam sebuah arsitektur komputerisasi. Arsitektur ini disusun dalam sebuah proyek yaitu proyek perpustakaan digital.

Contoh Gambar Koleksi Perpustakaan Digital





 
 
 

 
 
 





 
E. Kebutuhan Perangkat
  • Perangkat Keras (Hardwere) Komputer
  1. Keyboard : Keyboard adalah alat input dan merupakan salah satu perangkat keras komputer yang memiliki macam-macam tombol yang memiliki fungsi yang berbeda tergantung pada penekanannya yang dapat menghasilkan proses sesuai dengan kemauan kita. Berdasarkan Pengertian Keyboard diatas kita mengetahui fungsi keyboard adalah fungsi yang sangat penting yang ada pada komputer, karena tanpanya input input perintah fital pada komputer tidak akan bisa dilaksanakan.
  2. Perangkat Proses, Pengertian Perangkat Proses
    Alat proses adalah bagian utama komputer yang beguna memproses data menjadi informasi.
    Macam macam alat perangkat proses adalah : 
    Processor
    Berfungsi mengendalikan operasi komputer dan melakukan fungsi pemrosesan data yang sering dipakai adalah processor INTEL dan AMD .
    Peralatan pendukung processor :
    1.       Heat Sink : berfungsi sebagai peredam panas yang di hasilkan processor
    2.       Kipas Processor : berfungsi sebagai pendingin processor dan heat sink
    Mother Board
    Perangkat utama komputer yang berfungsi sebagai board (papan) utk memasang perangkat komputer lainnya seperti processor, kabel data, Hard Disk, Floppy Disk, VGA Card, Sound Card, LAN card dan RAM.
    Memory
    Memory merupakan komponen penyimpan data/ perintah sebelum di proses lebih lanjut oleh processor. Memory di bagi menjadi 2 bagian, yaitu : 
    1. Memory internal / RAM (Random Acces Memory). Berfungsi untuk program yang bersifat sementara selama komputer menyala, RAM akan hilang jika komputer di matikan.
    2. Memory External / ROM (Read Only Memory). ROM di gunakan untuk menyimpan data dan perintah secara tetap walaupun komputer di matikan, data yang ada pada komputer tidak akan hilang.
    VGA Card
    Komponen yang berfungsi menerjemahkan bahasa sistem ke bahasa gambar, kemudian info tersebut di tampilkan oleh monitor.
    Sound Card
    Berfungsi menerjemahkan code” digital menjadi suara. Kebanyakan siund card sudah terintegrasi (on board) pada mother board
    LAN Card
    Lan Card merupakan perangkat yang berfungsi menghubungakan komputer ke dalam jaringan menggunakan kabel UPT RJ45.
    Wireless Card
    Wireless card merupakan perangkat yang berfungsi menghubungakan komputer ke dalam jaringan tanpa menggunakan kabel melainkan acces point.
  3. Perangkat Keras Media Penyimpanan : Pengertian Tempat untuk menyimpan sejumlah data dari hasil dari input disebut dengan media simpan elektronik atau dalam bahasa komputernya disebut drive. Drive ini berfungsi untuk memberikan alamat pada drive tersebut. Alamat drive terdiri dari satu karakter yang selalu diikuti tanda” :”. 
  4. Perangkat Output : Perangkat output komputer adalah perangkat yang digunakan untuk mengambil informasi dari komputer, memberikan data yang telah diproses oleh komputer untuk pengguna. Perangkat output komputer menghasilkan data dalam berbagai bentuk termasuk audio, visual dan hard copy. Perangkat output komputer adalah semua perangkat keras periferal yang terhubung ke komputer menggunakan kabel atau jaringan nirkabel / wireless, perangkat ini bagian dari perangkat keras komputer
  5. Perangkat Jaringan Komputer : sebuah entitas fisik yang terhubung kejaringan yang berfungsi sebagai jaringan komunikasi data. Contohnya : Hub, Switch, Modem, Hardwere Firewall, LAN Card, Router.



Oleh
Tekka Bancin
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Senin, 24 Maret 2014

Pentingnya Aplikasi Tasawuf Bagi Masyarakat Modern

A. Pengertian Tasawuf

     Dari segi bahasa atau etimologi, para ahli memberikan berbagai pengertian tentang tasawuf, namun dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia. Sedangkan pengertian tasawuf dari segi istilah atau menurut pendapat para ahli tasawuf sangat tergantung kepada sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing pakar. Jika memandang mausia sebagai makhluk yang harus berjuang, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai "upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt."

B. Pengertian dan Ciri Masyarakat Modern

     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "masyarakat" diartikan " himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu, sementara kata "modern" diartikan "terbaru, secara baru, mutakhir".

     Dengan demikian secara harfiah kata "masyarakat modern" dapat dimaknai dengan "suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir".
Deliar Noer memberikan ciri-ciri modern sebagai berikut :
1. Bersifat rasional, yaitu lebih mengutamakan pendapat akal fikiran dari pada pendapat emosi sebelum melakukan.
  1. Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat, tetapi juga selalu melihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
  2. Menghargai waktu, yaitu selalu melihat waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
  3. Bersikap terbuka, yaitu mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan perbaikan dari manapun.
  4. Berfikir objektif, yaitu melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.
Ciri-ciri  masyarakat modern yaitu:
1.      materialistik (mengutamakan materi)
2.      hedonistik (memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat)
3.      totaliteristik (ingin menguasai semua aspek kehidupan)
4.      percaya kepada rumus-rumus pengetahuan empiris saja
5.      positivistis yang berdasarkan kemampuan akal pikiran manusia

Tampak jelas pada diri orang-orang yang berjiwa dan bermental seperti ini, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan, karena merekalah yang menyebabkan kerusakan di atas permukaan bumi, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat ar-Rum ayat 41 :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah Menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

C. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

Dari sikap mental seperti di atas, kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern. Promblematika yang muncul antara lain :
  1. Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
  2. Pendangkalan Iman. Lebih mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran dari pada keyakinan religius.
  3. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
  4. Pola Hubungan Materialistik.
  5. Kepribadian yang terpecah (split personality).
  6. Stress dan Frustasi.
  7. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
Eric Fromm mengatakan bahwa, karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang tergantung kepada sejauh mana nilai jualnya di pasar. Masyarakat modern bagaikan penjual dirinya sekaligus sebagai komunitas yang siap dijual di pasar. Jika nilai jualnya di pasar tinggi maka meraka menjadi masyarakat sukses dan kaya, sementara kemiskinan dimaknai sebaliknya. Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan sudah tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat untuk kesuksesan dan kemakmuran. Jika kondisi ekonomi seseorang tidak makmur, maka dinilai sebagai orang yang belum sukses, bahkan gagal dalam kehidupan. Maka mereka tidak lagi berpijak kepada kualitas kemanusiaan, melainkan berpatokan kepada keberhasilan dalam mencapai kekayaan materi. Kondisi ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia. Keutamaan dan kemuliaan menyatu dengan kekuatan kepribadian. Oleh karena itu masyarakat modern mengalami depersonilisasi kehampaan dan ketidakbermaknaan hidup. Keberadaannya tergantung kepada pemilikan dan pengasaan symbol kekayaan, Karena didorong oleh pandangan bahwa orang yang banyak harta merupakan manusia unggul.

D. Relevansi Tasawuf dalam kehidupan modern

     Modernisme bisa saja menjadi symbol kemajuan, pula bisa jadi merupakan tanda kemunduran umat manusia. Pada kenyataannya, modernisme makin hari membawa diri kta terselubungi hal-hal baru yang semakin kontras dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu kita. Efeknya, penghayatan terhadap Islam mulai digantikan dengan penghayatan duniawi yang serba ingin modern. Prinsip materiaistik memenuhi otak pikiran, yang melepaskan kontrol agama dan kebebasan bertindak demi memenuhi modernisme telah berkuasa untuk mengalahkan terapi sufisme atau tasawuf. Masyarakat modern semakin mendewakan keberadaan ilmu pengetahuan, maka seakan-akan kita berada pada wilayah pinggiran yang bermadzab ke-barat-an dan bahkan kita hampir-hampir kehilangan visi keilahian. Hal inilah yang membuat kita makin stress dan gersang hati kita dengan dunia, akibat tidak mempunyai pegangan hidup. Wujud dari kemampuan manusia, umumnya berupa kekuatan ekonomi, teknologi, dan kekuatan ibadiyah. Wajar sekali, kekuatan ekonomi dan teknologi saat ini sangat diperlukan bagi penunjang keberhasilan umat Islam demi menjaga dan mengangkat harkat dan martabat umat itu sendiri. Hal ini disebabkan maraknya perkembangan dan kebutuhan duniawi yang marak juga. Maka dari itu, keselamatan seseorang ditentukan oleh pribadi masing-masing, di mana ia semakin menjaga martabat Islam, semakin pula dirinya terjaga dari arus besarnya kemodernismean.

     Keseimbangan memang dibutuhkan, tapi realita yang terjadi ketika insan bertaqorub ilahirobbi yang mana mereka menjalani hidup penuh dengan nuasa tasawuf tidak disertai yang namanya EQ. Sehinga yang terjadi, mereka hanya bisa dekat dengan Tuhannya tapi tidak dekat dengan lingkungannya yakni masyarakat sekitarnya. Sebagai muslim yang beritikad shaleh untuk agama, berkeyakinan baik dengan adanya perkembangan zaman, hendaknya menyeimbangi pekembangan tersebut bukan mengikuti bahkan terpengaruh perkembangan zaman. Untuk itu, pertebal kekuatan keilmuan untuk menyeimbangi perkembangan zaman. Sejauh ini, kita memahami bahwa tasawuf hanya sebagai sarana pendekatan diri manusia kepada Allah SWT melalui segala jenis ritme ibadah seperti taubat, zikir, iklhas, zuhud, dll. Tasawuf dicari orang lebih untuk sekedar mencari ketenangan, ketentraman dan kebahagian sejati manusia, ditengah orkestrasi kehidupan duniawi yang tak memiliki arah dan tujuan pasti. Tasawuf menjadi sangat penting, karena menjadi fundasi dasar dalam upaya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

     Tasawuf sebagai salah satu pilar utama dalam Islam harus dapat menyesuaikan diri di dunia modern ini, karena kebanyakan manusia didominasi oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan dan budaya Barat yang materialistik-sekularistik. Dominasi ilmu pengetahuan dan budaya Barat materialisme-sekularisme ini terbukti lebih bersifat destruktif ke timbang konstruktif bagi kemanusiaan. Jika kemudian hal tersebut dibenturkan pada ranah agama, maka akan didapati masalah yang bersifat akut. Sebab “filsafat” pengetahuan Barat hanya menganggap valid ilmu pengetahuan yang semata bersifat induktif-empiris, rational-deduktif dan pragmatis, serta menafikan atau menolak ilmu pengetahuan non-empiris dan non-positivisme, yaitu ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu ketuhanan (kitab suci dan bibbel)
Paradigma materialistic-mekanistik yang berkiblat pada metodologi Cartesian dan Newtonian (hipotesis deduktif dan eksperimental nduktif) ini telah menyebar dan mempengaruhi berbagai cabang disiplin ilmu-ilmu lainnya, sehingga kehidupan, bahkan kesadaran manusia, direduksi hanya menjadi segi materialistis belaka. Misalnya, Adam Smith dalam bidang ekonomi berbicara tentang prinsip “mekanisme pasar” dan Charles Darwin dalam Biologi berbicara tentang “teori evolusi”’. Paradigma mekanistik-materialistik semacam ini terbukti telah berani seedikit demi sedikit menafikan “Tuhan” dari wacana keilmuan dan mempromosikan sekularisme. Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.
“Solidaritas dan toleransi dapat di tumbuhkan denganpengembangan dimensi esoteris agama yang dalam islam di sebut Tasawuf. Dalam tasawuf terdapat ajaran tentang zuhud, sabar dan itsar”

     Relevansi Tasawuf dengan problem manusia modern adalah karena Tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Ttasawuf juga menghendaki pelaksanaan syari’at, sebab tasawuf dan syariat tidak bisa di pisahkan satu sama lain, apalagi di pertentangkan. Tasawuf merupakan aspek esoteris (batiniyah) sedangkan syariat adalah aspek eksoteris (lahiriyah) Islam. Kedua aspek itu saling terintregasi. Tasawuf bisa difahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan Tasawuf suluky, dan bisa memuaskan dahaga intelektuil melalui pendekatan Tasawuf falsafy. Ia bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan di tempat manapun. Secara fisik mereka menghadap satu arah, yatiu Ka’bah, dan secara rohaniah mereka berlomba lomba menempuh jalan (tarekat) melewati ahwal dan maqam menuju kepada Tuhan yang Satu, Allah SWT.

E. Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

     Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: “Sungguh, bahagialah orang yang menyucikan jiwanya” (Q.S. Asy-syam [91]:9); “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tema menyerahkan diri (kepada) Allah” (QS. Al An’am: 162).


     Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal, Zuhud, dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaklu hidup Rasulullah SAW yang ada dalam sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi.  Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.


     Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.



Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner.



Menempuh Jalan Tasawuf

Untuk menjadikan hidup lebih baik dan ada nuansa sufistiknya, tentu saja harus melakukan latihan spiritual secara baik, benar, dan berkesinambungan. Karena itu, bagi seorang penempuh tasawuf awal, langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
  1. Taubat. Ia harus menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi.  
  2. Untuk memantapkan taubatnya itu ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur’an dan dzikir, sedikit tidur dan banyak beribadat serta yang dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah. 
  3. Wara’. Ia menjauhkan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Juga tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya. 
  4. Faqr. Ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. 
  5. Sabar. Bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpakan Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita. 
  6. Tawakal. Ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Allah. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini. 
  7. Ridha. Ia tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.
Itu semua  hanya latihan untuk memasuki dunia sufistik. Sedangkan untuk memasuki pintu tasawuf, atau sufi, ada beberapa tahapan yang lebih tinggi dari sekedar membersihkan atau mengosongkan diri (takhali), mengisinya kembali dengan nilai-nilai ilahiyah (tahalli) dan kemudian tajalli, atau merasakan manifestasi Ilahi dalam kehidupan dunia ini. Selanjutnya, bila ia memang berada dalam perjalanan “menjadi” sufi, ia akan mengalami mukasyafah atau penyingkapan sesuatu yang tidak diketahuinya, kemudian menjadi tahu. Dari tahap ini ia akan berlanjut pada musyahadah, menyadari sekaligus bersaksi bahwa diri ini tiada apa-apanya. Yang ada dan berada hanya Allah Yang Mahaesa. Tidak ada yang Ada selain Ia. Seseorang yang berada dalam posisi ini pantas disebut muwahid (orang yang bertauhid). Posisi ini akan terus berlanjut pada penyatuan dengan Tuhan. Namun dalam tahap ini kadang tidak setiap orang mampu menerima pengalaman seorang sufi yang mengalami ektase (fana). Sebab kalimat yang terlontar ketika dalam keadaan fana adalah kata-kata “janggal” seperti yang dilontarkan Abu Mansur Al-Hallaj, Abu Yazid Al-Busthomi, Syeikh Siti Jenar, dan lainnya. 


KESIMPULAN


Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.


Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan


Sabtu, 22 Februari 2014

Ciri ciri orang munafik

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah mendengar kata "Munafik" yang diucapkan orang. Kata munafik ini ditujukan pada mereka yang telah melakukan hal yang buruk. Namun tidak semua orang bisa dikatakan munafik. Rasulullah Saw Bersabda:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سُهَيْلٍ نَافِعُ بْنُ مَالِكِ بْنِ أَبِي عَامِرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ 

Artinya :
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat  
Keterangan Hadis :
  1. hadits Marfu'
  2. Nomor : 89
 Selain hadits diatas Al-Qur'an juga menjelaskan tentang orang "munafik" dalam Surah Al-Baqarah Ayat 8-20 Tentang Golongan Munafik. Anda bisa membacanya sendiri dalam Al-Qur'an tentunya untuk lebih jelasnya dan lebih nudah memahaminya. Belakangan ini banyak orang mengatakan munafik tapi dalam penempatan yang salah. Pengetahuan yang kurang sering menyebabkan kesalahan tersebut. Karenanya, kenalilah ciri-ciri orang munafik berikut ini ;

1. Berdusta atau Berbohong
  Orang Munafik adalah orang yang selalu berkata dusta atau bohong pada orang lain. Perkataannya tidak dapat dipercaya sebab seringkali yang dikatan berbeda dengan kenyataan. Orang-orang yang sering berbohong demi keuntungan dan kepentingan Pribadi Adalah orang Munafik.

2. Suka Ingkar Janji
Orang yang munafik adalah orang yang suka ingkar janji. Apabila ada orang yang berjanji namun tidak menepati janjinya itu adalah tanda bahwa ia munafik. Terlebih lagi jika ingkar janji dan itu dilakukannya setiap kali ia berjanji. Teman-teman pembaca Jangan sampai terjebak dengan orang yang seperti ini karena hanya akan membuat kecewa.

3. Bersumpah Palsu
Ciri orang munafik adalah bersumpah palsu. Oang munafik biasanya akan selalu menutupi kesalahannya yang pernah dia lakukan. Sumpah palsu ini berasal dari kebiasaan bohongnya, jika anda tidak ingin menjadi orang yang munafik maka jangan pernah lakukan berbohong.

Ciri orang yang munafik adalah senang melihat orang yang susah, susah bila melihat orang lain senang. Orang munafik akan terlihat sedih saat melihat orang lain susah, tetapi didalam hatinya dia tertawa sifat ini biasanya erat dengan sifat iri hati. Jika tidak ingin menjadi orang munafik, Maka buanglah sifat iri hati itu.

5. Menyebar Berita Bohong
Ciri orang munafik adalah suka menyebar berita bohong untuk membuat kehebohan. Biasanya orang munafik sangat suka Membesar-besarkan kesalahan orang lain namun menutupi kesalahannya. Disaat orang lain melakukan kesalahan dia langsung menyebarkannya sehingga menjadi berita heboh.

Ciri orang yang muanafik adalah berkhianat. Salah satu perbuatan berkhianat adalah melakukan tindakan korupsi. Menggelapkan uang rakyat untuk kepentinga sendiri/pribadi adalah salah satu contoh nyata dari pengkhianatan terhadap orang banyak. Kepercayaan rakyat dibalas dengan penghianatan, dan ini adalah salah satu tergolong orang Munafik.

Itulah beberapa ciri-ciri orang munafik secara umum. Jika kamu melihat orang dengan ciri-ciri tersebut, sebaiknya berhati-hatilah. Sebab berdekatan dengan orang yang munafik akan menimbulkan fitnah dan berdampak hal yang negative untukmu. Semoga kita semua terhindar dari orang-orang yang Munafik dan selalu senantiasa dalam perlindungan Allah Swt, demikian sedikit sharing yang saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua yang mebacanya.

Oleh :
Tekka Bancin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Universitas Islam Negeri alauddin Makassar